Majalah Sunday

Dampak Buruk Jadi Groupie:
Korban Pelecehan Seksual, Hamil dan Mental Health yang Memburuk

Penulis: Keira Santoso – SIS NEJ

Di industri hiburan, fenomena groupie sudah dikenal luas, terutama di kalangan pecinta musik, artis, dan tokoh publik. Penggemar yang antusias dan rela melakukan apa pun demi berada di dekat idola mereka dikenal sebagai groupie. Sayangnya, perilaku ini seringkali berujung pada eksploitasi, terutama eksploitasi seksual, yang merugikan remaja. Kecenderungan ini mulai terlihat di Indonesia di kalangan anak muda yang tanpa sadar menempatkan diri dalam bahaya akibat fanatisme yang berlebihan.

Budak Seks dan Eksploitasi

Tak diragukan lagi, banyak orang di sektor hiburan memanfaatkan fandom. Karena groupie dianggap mudah terpengaruh oleh pemujaan berhala yang berlebihan, mereka sering dijadikan “budak seks”. Akibatnya, remaja kehilangan kendali diri, dan seringkali tanpa disadari menjadi korban eksploitasi seksual. Skandal Burning Sun di Korea menjadi contoh utama. Seungri, idola ternama dari BigBang, membuka kelab The Burning Sun. Ia terbukti terlibat dalam perjudian ilegal, prostitusi, dan penggelapan uang oleh para VIP klub. Para remaja putri ini secara sukarela pergi ke kelab dengan harapan bertemu bintang K-pop favorit mereka dan bersenang-senang dengan teman-teman mereka. Akibatnya, beberapa dari mereka dibius dan menjadi korban kekerasan seksual.

Fenomena groupie bisa berbahaya bagi remaja. Dari budak seks, kehamilan tak diinginkan, hingga gangguan mental. Kenali risikonya sekarang!

Dampak-Dampak dan Resiko dari menjadi Seorang Groupie

1) Resiko Kehamilan Tidak Diinginkan

Kehamilan yang tidak direncanakan merupakan salah satu risiko terbesar yang terkait dengan perilaku groupie. Remaja putri yang sering melakukan hubungan seks tanpa pengaman berisiko hamil sebelum menikah. Selain membahayakan kesehatan reproduksi, hal ini dapat membahayakan peluang mereka untuk melanjutkan pendidikan, pekerjaan, dan bahkan hubungan interpersonal.

2) Mental Health Memburuk

Menjadi seorang groupie juga memiliki dampak psikologis yang sama merugikannya. Banyak remaja mengalami trauma berat akibat perasaan dimanfaatkan dan ditinggalkan. Depresi, kecemasan, dan bahkan pikiran untuk bunuh diri dapat dipicu oleh rasa bersalah, penyesalan, dan stigma sosial. Kondisi kesehatan mental ini dapat mempengaruhi harga diri dan kualitas hidup mereka di masa depan.

Fenomena groupie bisa berbahaya bagi remaja. Dari budak seks, kehamilan tak diinginkan, hingga gangguan mental. Kenali risikonya sekarang!

Pentingnya Edukasi Seks dan Batasan Diri

Mengidolakan seseorang tentu sah-sah saja, tetapi ada batasan yang perlu dijaga. Edukasi seks yang sehat sangat penting untuk membekali remaja dalam memahami risiko, menjaga harga diri, dan berani berkata “tidak” terhadap eksploitasi. Selain itu, self-love atau mencintai diri sendiri perlu ditanamkan agar remaja tidak mudah terjebak dalam hubungan yang merugikan.

*****

Menjadi penggemar bukan berarti harus mengorbankan diri hingga kehilangan masa depan. Gaya hidup groupie justru membawa banyak risiko serius: mulai dari eksploitasi seksual, kehamilan yang tidak diinginkan, hingga masalah kesehatan mental yang berkepanjangan.

Oleh karena itu, remaja Indonesia perlu lebih kritis dan bijak dalam mengekspresikan kekaguman pada idola. Orang tua, sekolah, dan media juga harus aktif memberikan edukasi tentang seksualitas yang sehat dan pentingnya menjaga batasan diri.

Ingatlah: menghargai diri sendiri lebih penting daripada mencari pengakuan dari idola. Jadilah penggemar yang cerdas, sehat, dan tetap memiliki kendali atas hidup serta masa depanmu.

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 63