Penulis: I Putu Agus Wargiana – Tempat Belajar
Halo Sunners, ketemu lagi di Majalah Sunday. Istilah brainrot emang sering dipakai di media sosial untuk menggambarkan kondisi di mana seseorang merasa otaknya rusak, karena terlalu banyak terpapar konten digital yang tidak bergizi, mulai dari video pendek absurd, meme berlebihan, hingga doomscrolling yang tiada hentinya. Walaupun terdengar seperti lelucon, efeknya nyata: kehilangan fokus, gampang cemas, malas berpikir, dan sulit menikmati hal-hal yang butuh konsentrasi lebih, seperti membaca buku atau nonton film berdurasi panjang.
Sebelum tahu cara mengatasinya, penting juga buat kita ketahui, apa sih yang bikin brain rot itu bisa terjadi? Berikut beberapa penyebab umumnya.
Scroll tanpa henti di TikTok, Instagram Reels, atau YouTube Shorts bikin otak terbiasa dengan informasi yang singkat, cepat, dan tidak butuh pemikiran mendalam. Akhirnya, otak jadi malas diajak berpikir lama atau mencerna ide kompleks.
Terus-terusan konsumsi berita buruk, gosip selebriti, drama di sosial media, atau komentar toxic bisa memicu stres, kecemasan, dan rasa tidak nyaman berkepanjangan.
Kalau otak nggak pernah diajak berfikir, misalnya membaca buku, berdiskusi, atau belajar hal baru, lama-lama daya pikir bisa menurun. Sama kayak otot, otak juga perlu latihan.
Buka banyak tab, chatting sambil nonton, atau kerja sambil scroll medsos, bikin otak kelelahan karena harus pindah fokus. Ini melemahkan kemampuan fokus jangka panjang.
Konten digital yang memicu dopamin cepat (kayak video lucu, drama viral, atau notifikasi like) bikin otak ketagihan. Akibatnya, hal-hal biasa yang butuh proses terasa membosankan.
Tidur kurang, kurang gerak, dan makan sembarangan juga bisa bikin otak lemot, dan sulit berkonsentrasi.
Kalau kamu merasa relate, tenang. Ada cara untuk membalikkan kondisi ini. Yuk, kita bahas cara menghilangkan brain rot agar otak kembali sehat lagi. Simak tips berikut ini :
Konten cepat seperti TikTok, Reels, atau Shorts bisa bikin otak terbiasa dengan dopamin instan. Akibatnya, kita jadi susah menikmati hal-hal yang lambat tapi bermakna.
Solusi:
Ganti konten yang sifatnya junk food dengan brain food. Cari hal yang bisa merangsang otak berpikir.
Coba:
Brainrot bikin otak pasif. Lawan dengan aktivitas yang menuntut logika, fokus, dan kreativitas.
Aktivitas yang bisa dicoba:
Kadang solusi terbaik adalah lepas dari layar.
Lakukan detoks:
Otak dan tubuh terhubung erat. Kalau fisik kamu lelah, otak juga susah diajak berfikir.
Pastikan:
Brainrot sering muncul karena hidup terasa autopilot. Saatnya ambil kendali!
Coba lakukan:
Brainrot bukan akhir dari segalanya. Dengan niat dan langkah kecil yang konsisten, kamu bisa mereset otak ke versi yang lebih fokus, produktif, dan tenang. Internet itu alat, bukan majikan. Yuk, jadi pengguna yang bijak dalam bersosial media.
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.