Penulis: Indira Salsabila – SMAN 1 Gebog
Burung nazar yang dikenal sebagai pemakan bangkai menjadi bagian dari ritual kematian yang tidak selalu berakhir di dalam tanah atau abu kremasi.
Di berbagai belahan dunia, ada tradisi pemakaman yang jauh berbeda dari kebiasaan yang umum dikenal.
Salah satu yang paling jarang dibahas, namun menyimpan banyak misteri, berasal dari dataran tinggi Tibet.
Tradisi ini dikenal sebagai pemakaman langit atau sky burial.
Sky burial adalah ritual di mana jenazah manusia tidak dikuburkan, melainkan diberikan kepada burung nasar sebagai pemakan bangkai alami.
Ritual unik ini sering memunculkan rasa penasaran, sekaligus pertanyaan besar tentang makna kematian itu sendiri.
Lalu, apa sebenarnya makna di balik ritual ini?
Sky burial adalah ritual pemakaman tradisional yang telah dilakukan selama ratusan tahun di Tibet.
Ritual ini dilakukan dengan menempatkan jenazah di area terbuka, biasanya di pegunungan tinggi.
Secara geografis, wilayah Tibet memiliki tanah berbatu dan suhu yang sangat dingin. Kondisi tersebut membuat penguburan jenazah di dalam tanah menjadi sulit.
Selain itu, keterbatasan kayu menjadikan kremasi tidak selalu memungkinkan. Namun, alasan adanya ritual ini tidak hanya karena faktor lingkungan saja.
Bagi masyarakat Tibet, sky burial juga berkaitan dengan kepercayaan spiritual, di mana tubuh manusia dianggap tidak lagi memiliki fungsi setelah kematian.

Burung nazar atau Himalayan Griffon Vulture dikenal sebagai burung pemakan bangkai yang hidup di daerah pegunungan.
Di banyak budaya, burung ini sering diasosiasikan dengan kematian dan hal-hal menyeramkan. Namun, pandangan tersebut berbeda di Tibet.
Burung nazar justru dipandang sebagai makhluk yang memiliki peran penting. Dalam ritual sky burial, burung nazar membantu proses penguraian tubuh secara alami.
Proses ini dipercaya mempercepat pelepasan tubuh dari dunia fisik. Tubuh manusia yang telah ditinggalkan jiwa dianggap tidak lagi suci.
Karena itu, tubuh dikembalikan kepada alam melalui makhluk hidup lain.
Proses ini tidak dilakukan secara sembarangan karena ada orang-orang khusus yang disebut rogyapa.
Mereka bertugas menyiapkan jenazah sesuai aturan adat dan kepercayaan setempat.
Jenazah dibawa ke lokasi terpencil yang jauh dari pemukiman. Tempat ini biasanya berada di area pegunungan yang dianggap suci.
Doa-doa akan dibacakan sebelum ritual dimulai. Proses berlangsung dengan tenang dan penuh penghormatan.
Tidak ada suasana duka yang berlebihan karena kematian dipandang sebagai bagian dari siklus kehidupan.
Mengapa sky burial memiliki makna spiritual yang kuat?Jawabannya terletak pada ajaran Buddha Tibet.
Dalam kepercayaan ini, tubuh manusia hanyalah wadah sementara bagi jiwa. Setelah kematian, jiwa dipercaya akan melanjutkan perjalanan menuju reinkarnasi.
Tubuh secara fisik tidak lagi dianggap penting. Justru dengan memberikan tubuh kepada burung nasar dipandang sebagai tindakan welas asih.
Tubuh manusia memberi kehidupan bagi makhluk lain. Hal ini mencerminkan konsep pelepasan dan ketidakkekalan hidup

Kebanyakan orang sering menganggap ritual sky burial adalah ritual yang ekstreme. Mereka hanya melihat ritual ini dari tampilan luarnya.
Namun, makna budaya dan spiritual jarang dijelaskan secara mendalam.
Padahal, ritual ini dilakukan dengan aturan ketat dan penuh penghormatan. Bahkan, pengambilan foto atau video sering kali dilarang.
Misteri mengenai sky burial seringnya muncul karena minimnya pemahaman. Bukan karena ritual ini bersifat kejam atau tidak manusiawi.
Jika dipandang dari sisi lain, ternyata ritual ini juga memiliki makna ekologis yang penting.
Burung nazar membantu mencegah penyebaran penyakit. Mereka membersihkan bangkai secara alami dan cepat.
Dalam sky burial, manusia menjadi bagian dari rantai kehidupan. Tubuh manusia dikembalikan ke alam tanpa merusak lingkungan.
Pandangan ini berbeda dari budaya modern yang memisahkan manusia dari alam. Justru ritual sky burial menekankan keseimbangan dan keberlanjutan.
Burung nazar pemakan bangkai dalam ritual pemakaman di Tibet tidak hanya sebagai simbol kematian.
Sky burial merupakan tradisi unik yang mengandung makna religius, budaya, dan ekologis.
Di balik ritual yang tampak ekstrem, ternyata juga mengajarkan tentang pelepasan dan ketidakkekalan hidup.
Tradisi ini juga menunjukkan hubungan harmonis antara manusia dan alam.
Memahami budaya lain membutuhkan empati dan keterbukaan. Bukan sekadar rasa penasaran atau penilaian sepihak.
Menarik sekali, bukan? Menurut Sunners, bagaimana tradisi sky burial ini seharusnya dipahami? Jawab di kolom komentar, ya!
*****

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.
