Penulis: Masya Hanifa Putri – UNJ
Berawal dari ruangan hampa
Kemudian kau mulai mengisinya dengan berbagai perabotan
Sofa, telivisi, hingga hiasan bunga di atas meja
Ruangan ini menjadi lebih menyenangkan dan hangat.
Hari-hari berlalu
Kau mulai menghiasnya, dan terus menghias
Kau tambahkan lukisan
Akuarium penuh dengan ikan warna-warni
Bahkan memajang foto-foto di dinding.
Namun waktu tak selalu ramah
Kau mulai marah dan merusak barang-barang
Mulai kau robek sofa
Hingga memecahkan foto-foto di dinding.
Ku coba tata kembali ruangan ini
Kubersihkan kepingan kaca di lantai
Kujahit sofa yang robek
Hingga kucoba kembalikan foto-foto di dinding
Meski semuanya tak seindah semula, tapi setidaknya ini lebih rapi.
Suatu hari kau datang saat hujan deras
Dan aku tak tega membiarkan anjing kehujanan
Kupersilakan kau masuk untuk meneduh.
Tapi kau kau tetap membawa kekacauan yang sama
Bahkan kali ini kau mulai menghancurkan dinding-dindingnya
Sekali lagi, ruang itu berantakan
Hingga terlihat seperti reruntuhan.
Tapi kini aku tak sanggup merapikannya
Hingga kubiarkan saja apa adanya
Tak ada lagi upaya memperbaiki,
Dan aku hanya berusaha bertahan dengan reruntuhan ini.
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.