Majalah Sunday

Bayang-Bayang Hutan

Penulis: Nama Lengkap – Institusi

Aku masih ingat betul hari itu—hari ketika hutan kami yang damai berubah menjadi lautan api dan asap. Aku hanya seekor rusa kecil yang biasa bermain riang bersama keluarga dan teman-temanku di bawah rimbunnya pepohonan. Tapi malam ini, semuanya berubah.

Asap hitam mengepul tinggi dan bau hangus menusuk hidungku. Aku terpisah dari ibu dan saudara-saudaraku. Panik dan takut, aku mulai berjalan di antara reruntuhan pepohonan yang terbakar.

“Ayah…Ibu…Helena…Mick…Hebby di mana kalian?” suaraku bergetar, tapi hanya angin yang menjawab.

 

Saat itu aku bertemu dengan beberapa hewan. Seekor landak, seekor gajah, seekor burung, bahkan seekor tupai. Namun, mereka semua sedang ketakutan dan hanya fokus menyelamatkan diri.

 

“Kamu harus lari juga, rusa kecil! Jangan buang waktu mencari yang sudah hilang,” kata landak itu dengan suara gemetar.

Aku menunduk sedih, “Tapi aku harus menemukan keluarga. Aku tidak bisa begitu saja meninggalkan mereka.”

Burung di atas ranting berteriak, “Kita semua sedang berjuang bertahan hidup! Jangan bebani diri dengan hal yang mustahil!”

Aku menghela napas dalam. Sendiri dan putus asa, langkahku terasa berat

Lalu, dari balik semak, muncul suara gemuruh. Sekelompok serigala tampak mengintai dari kejauhan, mata mereka bersinar mengerikan.

Salah satu serigala mendekat, “Sudah saatnya makan malam. Dan kamu, rusa kecil, akan jadi santapan yang lezat.”

Hatiku berdegup kencang. Aku mencoba berlari, tapi kaki kecilku gemetar.

“Tunggu!” terdengar suara yang megah dan dalam. Dari atas sebuah batu besar, muncul sosok kerbau berbadan kekar dan memiliki sayap putih—Grodger.

“Serigala-serigala bodoh, pergi dari wilayahku!” suaranya bergema, penuh wibawa.

“G-GRODGER?!?”Serigala-serigala itu kaget meihat sosok Grodger yang besar dan berwibawa, mereka pun terdiam melihatnya dikarenakan mereka mengira Grodger hanyalah mitos di hutan itu. Akan tetapi, mereka tidak tinggal diam, mereka langsung menyerang Grodger menggunakan rencana mereka. Pertarungan sengit pun terjadi diantara Grodger dan empat ekor serigala itu, aku hanya bisa melihat Grodger yang menjatuhkan para serigala satu-persatu dan memenangkan pertandingan.

“SIAL! Kita tidak bisa mengalahkannya, semuanya ayo mundur!” ucap seekor serigala yang sudah menyerah.

“SEMUANYA, AYO KITA PERGI KE UTARA!” ucap seekor serigala yang lain dengan kondisi badan yang sudah berdarah.

Aku menatap Grodger dengan penuh harapan dan rasa bangga.

“Kau aman sekarang, Mac,” kata Grodger sambil menunduk pelan, “Aku datang untuk membantu mereka yang hilang dan yang membutuhkan. Kau tidak perlu takut.”

“Aku… aku harus menemukan keluargaku, Grodger. Aku tidak tahu harus ke mana,” jawabku dengan suara hampir menangis.

Grodger tersenyum hangat, “Ikuti aku. Aku akan membantumu melewati bagian hutan yang paling berbahaya. Jangan khawatir, kau tidak sendiri. Sebelumnya aku juga melihat sekelompok rusa, keledai, badak, landak, kapibara, dan koala yang melewati rute ini, dan aku yakin bahwa rusa-rusa itu adalah keluargamu.”

Kami berjalan melewati bekas-bekas kebakaran. Tiba-tiba, dari balik pohon yang hampir hangus, muncul sosok orangutan yang lelah.

“Hai, aku Kip-Kip,” ia berkata pelan, “Aku juga sedang mencari keluargaku yang hilang. Istriku, anak-anakku… SEMUANYA TELAH HILANG!”

Grodger menatap Kip-Kip, “Jangan khawatir, kita akan menemukan mereka bersama-sama.”

Aku melihat wajah Kip-Kip yang penuh harapan. Bersama Grodger, kami menolong hewan lain yang terjebak dan terluka. Perjalanan kami berat, tapi aku merasa lebih kuat karena ada teman dan pelindung seperti Grodger. Akhirnya, di sebuah lembah yang hijau kembali, aku melihat sosok yang aku rindukan—keluargaku.

Kisah seekor bayi rusa bernama Mac yang mencari keluarganya yang hilang. Bagaimana kelanjutannya? Baca cerita bayang-bayang hutan berikut!
Mac, Kip-Kip, dan Grodger sedang berkumpul bersama di pinggiran sungai hutan yang sedang terbakar.

“Ibu!” aku berlari dan memeluknya erat. Kakak, adik-adik, dan ayahku langsung menghampiriku. “MAAACC!”.

‘Dari mana saja kamu nak?” tanya Ibu sambil memelukku.

“Aku tersesat di tengah hutan tadi dan aku hampir diserang oleh sekelompok serigala, untungnya ada Grodger yang mau membantuku.”

“Grodger?!? Aku kira dia hanya mitos untuk menakut-nakuti pemburu saja.” Ucap Helena, kakak perempuanku yang tertua.

“Tidak! Dia benar-benar ada, dan dia juga membantu seekor Orangutan bernama Kip-Kip ntuk bertemu dengan keluarganya juga.”

“Syukurlah kamu selamat nak, Ayah sangat khawatir.” Ucap Ayahku yang sedang menatapku sambil menahan air matanya yang hamper jatuh ke tanah.

 

Kip-Kip juga menemukan keluarganya tak jauh dari situ. “Semuanya, ayah pulang!”

“AYAAAAAHHH!” Kedua anak Kip-Kip langsung berlari dan memeluk Kip-Kip, Istri Kip-Kip juga langsung menghampirinya dan langsung memeluknya.

Aku menoleh ke Grodger, “Terima kasih, Grodger. Aku tidak tahu apa jadinya aku tanpa bantuanmu.”

Grodger tersenyum, “Ingat, Mac, di saat sulit seperti ini, keberanian dan kepedulian adalah yang menyelamatkan kita. Hutan ini akan pulih, dan kita harus saling menjaga.”

Hatiku tenang. Aku tahu, selama Grodger ada, hutan kami akan selalu terlindungi. Dan aku siap menjalani hari-hari baru bersama keluargaku tercinta.

 

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 44