Majalah Sunday

Awas Toxic Parenting! Kamu harus Tahu Pola dan Cara Mengatasinya

Penulis: Firdaus Cahya Adiputra – UNJ

Apakah kamu pernah  mendengar toxic parenting? Istilah ini belakangan muncul ke permukaan. Orang ramai-ramai membahas perilaku orang tua yang dipandang buruk dalam mengasuh mereka waktu kecil dulu. Mungkin kamu pernah mengalami hal yang tidak menyenangkan yang dilakukan oleh ayah atau ibu? Mari kita telusuri tentang pola pengasuhan yang dikatakan toxic ini.

Pengertian Toxic Parenting

Toxic Parenting adalah penggunaan pola asuh yang buruk dan dapat berdampak negatif pada anak, baik secara fisik maupun secara mental. Seringkali orang tua bermaksud mengajarkan yang sesuatu  untuk kebaikan anak, tetapi yang terjadi adalah kerusakan mental yang terbawa sampai remaja dan dewasa.

Toxic Parenting, Kenali Bentuk dan Cara Mengatasinya

Bentuk-Bentuk Toxic Parenting

Sunners, pola asuh buruk itu tidak semuanya bisa kamu sadari, lho. Ada toxic parenting yang kayak biasa atau wajar, padahal bisa membawa dampak negatif untuk kesehatan mentalmu. Kita bahas satu-satu ya, simak sampai abis agar kamu ngerti polanya. 

  • Reaktif dan tidak bisa mengatur emosi, seperti marah-marah secara verbal dan melakukan kekerasan fisik
  • Mengkritik berlebihan dan membanding-bandingkan
  • Selalu mengontrol anak
  • Merasa bersaing dengan anak karena tidak suka melihat anak senang
  • Manipulasi emosional, misalnya mengungkit pemberian untuk menyadarkan anak
  • Sulit empati terhadap keadaan anak, hanya memaksakan kepentingan orang tua

Solusi Menghadapi Toxic Parenting

Kamu perlu memilih cara yang bijak untuk mengatasi toxic parenting tanpa memaksa orang tua untuk mengerti perasaan kita karena itu akan sulit dan bisa jadi malah-marah kan? Secara usia, perkataan  yang kurang tepat akan membuat orang tua merasa bahwa “kamu anak durhaka” atau “kamu gak paham dan menghargai ayah serta ibu”. Oleh karena itu, simak cara yang bisa kamu lakukan berikut ini. 

  • Buat batasan untuk menyamankan kita dengan orang tua, misal berinteraksi seperlunya, bercerita secukupnya tapi ini bukan bermaksud bikin perang dingin antara kita dengan orang tua. Ini semata-mata untuk memberi batasan kepada diri kita supaya kita gak kecewa dengan respon atau timbal balik yang diberikan orang tua kepada kita
  • Love your self more and more, karena kalau bukan diri kita sendiri, siapa lagi dong yang bisa sayang (dan ngertiin) sama diri kita ya kan? Mungkin semua cap dan kritik yang diberikan oleh orang tua tuh menetap di dalam diri kita selama bertahun-tahun dan susah nih untuk keluar dari zona itu. Tapi coba deh kita kesampingkan itu, kita positif untuk melangkah ke depan, menjadi diri kita yang jauh lebih baik, karena saat kita sudah berproses, yang tau prosesnya itu hanya diri kita sendiri kan? Jadi kita ga perlu nih minta validasi dari orang lain, so sayangi diri kamu sendiri banyak-banyak ya
  • Maafkan orang tua kita, terkadang mereka sendiri ga tau kalau yang mereka lakukan itu toxic. Hal ini bisa dipengaruhi oleh pola asuh yang didapatkan dari kakek nenek kita di zaman dulu atau mungkin kurangnya ilmu parenting yang dimiliki orang tua saat mendidik kita waktu kecil. And at the end of the day.. Mereka tetap orang tua kita kan? Jadi tetap doakan mereka dan maafkan ya
Kenali Pola Toxic Parenting dan Cara Mengatasinya
(Klik gambar di atas, ketikan alt text yang di dalamnya harus ada keyphrase, jika sudah pilih caption, pilih custom caption)

Setelah mengetahui tentang toxic parenting, semoga kamu makin paham bagaimana contoh perilaku dan cara menghadapinya. Hal ini penting banget supaya sikap orang tua tidak mempengaruhi kejiwaan kita. Apabila kamu kesulitan untuk mengatasi toxic parenting dalam keluarga, jangan sungkan untuk menghubungi psikolog atau psikiater. 

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 92