Penulis: Firdaus Cahya Adiputra – UNJ
Apakah kamu pernah mendengar toxic parenting? Istilah ini belakangan muncul ke permukaan. Orang ramai-ramai membahas perilaku orang tua yang dipandang buruk dalam mengasuh mereka waktu kecil dulu. Mungkin kamu pernah mengalami hal yang tidak menyenangkan yang dilakukan oleh ayah atau ibu? Mari kita telusuri tentang pola pengasuhan yang dikatakan toxic ini.
Toxic Parenting adalah penggunaan pola asuh yang buruk dan dapat berdampak negatif pada anak, baik secara fisik maupun secara mental. Seringkali orang tua bermaksud mengajarkan yang sesuatu untuk kebaikan anak, tetapi yang terjadi adalah kerusakan mental yang terbawa sampai remaja dan dewasa.
Sunners, pola asuh buruk itu tidak semuanya bisa kamu sadari, lho. Ada toxic parenting yang kayak biasa atau wajar, padahal bisa membawa dampak negatif untuk kesehatan mentalmu. Kita bahas satu-satu ya, simak sampai abis agar kamu ngerti polanya.
Kamu perlu memilih cara yang bijak untuk mengatasi toxic parenting tanpa memaksa orang tua untuk mengerti perasaan kita karena itu akan sulit dan bisa jadi malah-marah kan? Secara usia, perkataan yang kurang tepat akan membuat orang tua merasa bahwa “kamu anak durhaka” atau “kamu gak paham dan menghargai ayah serta ibu”. Oleh karena itu, simak cara yang bisa kamu lakukan berikut ini.
Setelah mengetahui tentang toxic parenting, semoga kamu makin paham bagaimana contoh perilaku dan cara menghadapinya. Hal ini penting banget supaya sikap orang tua tidak mempengaruhi kejiwaan kita. Apabila kamu kesulitan untuk mengatasi toxic parenting dalam keluarga, jangan sungkan untuk menghubungi psikolog atau psikiater.
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.