Penulis: Shafiyah Maulida – UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pernahkah kamu mendengar tentang HIV dan AIDS yang seringkali digunakan secara bersamaan, seolah keduanya adalah hal yang sama. Banyak sekali yang masih bingung dan menganggap kedua istilah ini identik. Padahal keduanya adalah dua kondisi yang berbeda, tetapi saling berkaitan. Secara sederhana Human Immunodeficiency Virus adalah nama virus yang menjadi penyebab, sementara Acquired Immunodeficiency Syndrom adalah kondisi yang muncul akibat infeksi virus tersebut yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh melemah.
Tingginya kasus HIV dan AIDS yang ada di Indonesia tentu menimbulkan kekhawatiran baik dari segi kesehatan maupun non kesehatan. Menurut Jurnal Indonesia yang ditulis oleh Binov Handitya dan Rian Sacipto, penularan virus ini umumnya terjadi melalui pertukaran cairan tubuh seperti darah, cairan pra-ejakulasi, air mani, cairan vagina, dan ASI seseorang yang terinfeksi dan dapat terjadi oleh beberapa faktor, sebagai berikut :
1. Penularan dari aktivitas seks dengan orang yang terinfeksi
2. Penularan sejak bayi selama kehamilan, persalinan, dan menyusui
3. Penularan dari transfusi darah atau transplantasi organ
4. Penggunaan alat medis yang terkontaminasi seperti jarum suntik, pisau, gunting, dan lainnya.
Virus ini memang tidak bisa disembuhkan 100%, tetapi bisa dilakukan pengobatan untuk pengendalian virus dengan ARV (antiretroviral) yang dapat menekan jumlah HIV dalam tubuh seseorang hingga jumlahnya sangat sedikit. Dengan pengobatan rutin ODHIV bisa tetap hidup sehat, produktif, berumur panjang, sama seperti orang lain.
Memahami perbedaan HIV dan AIDS sangat penting. Ingatlah untuk selalu menghindari perilaku berisiko yang dapat menularkan, jika merasa berisiko jangan ragu untuk melakukan tes HIV. Yang tak kalah penting, mari kita menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap ODHIV.
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.