Majalah Sunday

Analogi Cinta: Mirip Playlist Galau, Bikin Nangis Tapi Tetap Didengerin

Penulis: Nur Rina Khadijah – UNJ

Pernah nggak sih, kamu dengerin lagu galau padahal kamu tahu itu cuma bikin makin baper? Misalnya, udah tahu lagi rapuh, eh malah muter lagu “Runtuh” atau “Mungkin Hari Ini Esok atau Nanti”. Tapi anehnya, kamu tetap aja pencet play, ulang-ulang, dan nikmatin tiap baitnya.

Itu karena ada sesuatu yang relatable banget di balik lagu-lagu galau perasaan yang nggak bisa kita ungkap, tapi lagu itu bisa mewakili. Nah, dari sini muncul satu analogi cinta yang sering kita rasain tanpa sadar: cinta itu kayak playlist galau. Kita tahu lagu-lagunya bakal bikin nyesek, tapi kita tetap dengerin. Sama seperti cinta, kita tahu mungkin bakal bikin sakit, tapi tetap kita rasain dan jalani.

Cinta emang nggak selalu indah. Kadang bikin senyum, tapi juga bisa bikin nangis tanpa suara di malam hari. Tapi meski tahu bakal terluka, banyak dari kita tetap memilih jatuh cinta, karena di balik sedihnya, cinta selalu punya makna

Kenapa Cinta Bisa Diibaratkan Seperti Playlist Galau?

Playlist galau itu penuh lagu yang bikin mellow, tapi justru itu yang sering paling jujur menyuarakan perasaan kita. Sama kayak cinta nggak selalu bikin senyum, tapi tetap kita rasakan karena itulah cinta. Kadang seneng, kadang sedih. Kadang bikin semangat, kadang bikin nyesek.Cinta juga punya fase seperti playlist:

  • Awal kenal lagunya ceria, semangat, penuh harapan.

  • Mulai dekat mulai ada lagu sweet, tenang, penuh harapan.

  • Mulai ribet masuk lagu dengan nada minor, tanda mulai ada konflik.

  • Putus  ini dia masuk lagu-lagu paling galau dan liris, yang kadang bikin kita nangis diam-diam di malam hari.

Seperti kita nggak bisa skip fase di playlist galau, kita juga nggak bisa skip rasa sakit di cinta. Tapi justru karena itu, cinta terasa “nyata”.

silent treatment yang hanya akan merusak hubungan

Salah Satu Pengalaman Remaja

Cinta pertama pas SMP atau SMA misalnya. Awalnya deg-degan tiap lihat dia lewat. Terus chatting mulai intens, mulai suka saling tukar lagu atau quotes. Tapi kemudian ada masa-masa ghosting, nggak dibalas, atau malah dia deket sama orang lain.

Teman kamu mungkin bilang, “Udah, move on lah!” Tapi kamu malah buka playlist “Sad Hours” atau “Sakit Tapi Rindu” dan muter terus lagu-lagu kayak Hati-hati di Jalan, sampai Mungkin Hari Ini Esok atau Nanti. Kamu tahu itu bikin kamu makin mellow, tapi rasanya justru nyaman karena kamu tahu kamu nggak sendiri ngerasain ini.

Adakah Pelajaran dari Galau Karena Cinta?

Cinta yang galau itu sering dianggap negatif bikin sakit, nangis, dan ngerasa lemah. Tapi sebenarnya, justru dari cinta yang nggak berjalan mulus itu kita bisa belajar paling banyak. Rasa sakit hati, kecewa, atau kehilangan bukan akhir dari segalanya, tapi bagian penting dari proses tumbuh. Ini beberapa pelajaran berharga dari cinta yang galau:

1. Belajar Menerima, Bukan Memaksakan

Kadang kita ngerasa udah ngasih segalanya, tapi tetap nggak dipilih. Dari situ kita belajar bahwa mencintai nggak selalu berarti memiliki. Kita nggak bisa memaksa orang buat tinggal kalau hatinya nggak lagi sama kita. Dan nggak semua yang kita perjuangkan akan berakhir sesuai harapan. Tapi dari sana, kita belajar: mencintai yang tulus itu membebaskan, bukan menggenggam terlalu erat.

2. Kenal Diri Sendiri Lebih Dalam

Saat galau, kita mulai bertanya-tanya: “Kenapa aku bisa sampai segininya?”, “Kenapa aku nggak cukup?”. Dari pertanyaan-pertanyaan itulah kita mulai mengenali diri. Kita tahu apa yang bikin kita rapuh, apa yang kita butuhin dalam hubungan, dan batas mana yang seharusnya nggak kita lewati demi orang lain. Cinta yang bikin patah hati, sering kali justru jadi cermin paling jujur tentang diri kita sendiri.

3. Membedakan Antara Cinta dan Ketergantungan

Cinta yang sehat bikin kita berkembang. Tapi cinta yang galau kadang muncul karena kita terlalu menggantungkan kebahagiaan pada satu orang. Saat dia pergi, kita merasa hancur seolah nggak punya arah. Dari sini, kita mulai sadar bahwa bahagia itu tanggung jawab diri sendiri, bukan ditaruh di pundak orang lain.

4. Belajar Melepaskan dengan Ikhlas

Melepaskan itu nggak berarti kalah. Justru butuh keberanian besar buat bilang, “Aku rela kamu bahagia, meski bukan denganku.” Dari sini kita belajar bahwa cinta yang sejati bukan soal bertahan habis-habisan, tapi tahu kapan harus mundur demi kebaikan bersama. Dan dari melepaskan, kita jadi lebih kuat, lebih dewasa, dan lebih siap untuk mencinta lagi dengan cara yang lebih sehat.

5. Tahu Arti “Self-Worth”

Cinta yang galau sering bikin kita ngerasa “nggak cukup.” Tapi justru dari rasa itu, kita bisa belajar membangun ulang harga diri. Kita mulai belajar untuk nggak sembarang memberi hati, untuk nggak selalu jadi “yes person”, dan untuk sadar bahwa kita layak dicintai dengan cara yang sehat dan seimbang. Galau bukan berarti kamu lemah itu artinya kamu masih punya hati yang hidup.

Yuk! Cari Tahu Cara Menenangkan Diri Ketika Sedang Galau

Galau karena cinta memang nggak enak, tapi itu bukan alasan untuk terus-terusan terjebak dalam rasa sakit. Ada banyak cara sederhana yang bisa kamu lakukan untuk nenangin diri tanpa harus memaksakan diri pura-pura baik-baik saja. Salah satunya adalah dengan menulis perasaanmu secara jujur. Nggak perlu takut lebay atau terlalu emosional justru dengan menuliskannya, kamu sedang membuka ruang untuk mengenali dan menerima apa yang benar-benar kamu rasakan. Menulis bisa jadi tempat paling aman untuk “berbicara” saat kamu nggak tahu harus cerita ke siapa.

Selain itu, kamu juga bisa dengerin lagu-lagu galau sebagai bentuk pelampiasan emosi, tapi jangan biarkan lagu itu menarik kamu lebih dalam ke rasa sedih yang nggak sehat. Dengarkan untuk mengakui rasa, bukan menyiksa diri. Setelah itu, pelan-pelan kamu bisa mengganti playlist dengan lagu-lagu healing atau semangat, sebagai simbol bahwa kamu juga pelan-pelan sedang bangkit.

Kalau kamu merasa nggak bisa diam, alihkan energimu ke kegiatan produktif yang kamu sukai. Kamu bisa mulai dari hal kecil seperti merapikan kamar, menggambar, journaling, atau beresin rak buku yang udah lama berantakan. Nggak harus bikin kamu lupa sama sakitnya, tapi cukup bisa bantu kamu merasa bahwa kamu masih punya kendali atas diri sendiri.

Cinta itu emang nggak selalu indah. Kadang nyakitin, kadang bikin galau, kayak playlist mellow yang bikin mata sembab. Tapi justru dari rasa-rasa itulah, kita belajar banyak hal tentang hati dan tentang hidup. Cinta yang nyakitin tetap jadi bagian dari cerita yang pantas dikenang karena dari sana, kita tumbuh.

Jadi, buat kamu yang lagi dengerin playlist galau dan ngerasa kosong, ingat: kamu nggak sendiri. Nggak apa-apa nangis, nggak apa-apa sedih. Tapi jangan berhenti di sana. Jadikan setiap rasa, termasuk yang pahit, sebagai cara untuk lebih kenal diri sendiri. Karena dari lagu paling galau pun, kadang kita justru belajar cara mencintai diri kita lebih baik

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 49