Majalah Sunday

Aku, Si Perkakas Rumah Tangga; yang Lebih Senang Dijamah Wanita, Katanya (Seri Benda Mati #3)

Katanya, gue lebih pantas dipegang-pegang sama perempuan. Andai gue punya jenis kelamin kayak lo semua, dan ternyata gue berjenis kelamin laki-laki, gue sih pasti setuju sama pernyataan itu. Ya, siapa juga laki-laki yang gak suka sama perempuan? Mereka pasti suka. Kalau normal.

Tapi sayangnya gue bukan manusia, jadi pemikiran gue beda sama lo semua. Dan yang paling penting adalah, gue gak punya jenis kelamin.

Gue cuma benda mati, yang gak bisa bergerak kalau pemilik gue gak gerakin gue.

Gue gak akan bisa apa-apa kalau pemilik gue cuma beli gue buat pajangan doang.

Gue gak akan berguna kalau gue gak dipakai sama pemilik gue itu.

Jadi gue sangat berterima kasih banget sama lo. Siapa pun yang akan jadi pemilik gue nanti. Gue harap lo bisa menjalankan peran lo sebagai makhluk paling sempurna.

Tapi ternyata gue lagi sial kali ini. Pemilik gue sih normal-normal aja. Pemikirannya yang gak normal.

Katanya, dia malas pegang-pegang gue. Lho, terus kenapa lo beli gue? Baru awal aja udah bikin gue pengen ngacak-ngacak wajahnya pake rambut gue yang kasar ini. Andai gue bisa gerak sendiri.

Katanya, biar pasangannya aja yang pegang-pegang gue. Biar lebih awet dan bersih. Teori dari mana itu? Kelihatan banget pemikirannya sungguh amat sempit. Sesempit tempat gue ditaruh; tersembunyi di balik pintu.

Katanya, kalau dia yang pegang gue, dia gengsi. Gak keren. Lebih keren duduk berjam-jam di depan layar komputer.

Heh! Gue juga gak mau dipegang-pegang sama lo. Lo duduk aja di kursi buluk lo itu sampai badan lo nempel di sana, dan gak bisa balik lagi. Gue gak butuh lo! Tubuh gue tahu mana yang pantas megang gue, dan mana yang enggak.

Pasangan lo jelas jauh lebih pantas dibanding lo. Bukan! Bukan karena jenis kelamin lo berdua beda. Itu karena dia lebih bisa memperlakukan gue dengan baik. Dia jelas masuk ke dalam kategori makhluk paling sempurna yang gue idam-idamkan itu. Meski fisiknya gak sempurna, jenis kelaminnya masih sering dijadikan bahan pertimbangan, tapi pemikirannya gak ketinggalan di kursi buluk lo itu.

Andai gue bisa gerakin tubuh gue tanpa bantuan manusia, gue udah sejak awal nyerang lo pakai tubuh gue ini. Biar kepala lo bisa dipakai buat mikir, dan lebih bisa memperlakukan pasangan lo dengan lebih baik.

Gue sih gak masalah kalau lo menyepelekan gue. Karena gue juga sadar diri, gue cuma benda mati. Ya, walaupun gue punya banyak sekali fungsi buat membantu lo menjalani kehidupan di bumi ini. Tapi kalau lo gak bisa menggunakan gue dengan baik sih percuma aja.

Gue cuma mau mempertegas sesuatu di sini. Pasangan lo itu juga sama kayak lo, manusia yang punya hati. Bukan robot yang bisa lo suruh seenaknya melakukan segala hal yang menurut lo paling benar. Dia juga pasti punya keinginan yang sama kayak lo. Punya hak yang sama, karena lo sama dia, sama-sama manusia.

Jangan karena lo sama dia beda jenis kelamin, lo jadi bisa duduk di atas, dan lo suruh dia buat duduk di bawah. Enggak! Kalian sama!

 

Puja Sindia
Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Chat Now
Selamat Datang di Majalah Sunday, ada yang bisa kami bantu?