Majalah Sunday

TARUTUNG VIRTUAL TOUR

Halo Sunners!

Pada Sabtu 24 April 2021, pukul 13.00 – 14.30, Majalah Sunday meliput TARUTUNG VIRTUAL TOUR yang diselenggarakan oleh komunitas UMKM Birong Galot. Acara ini dipandu oleh Netty Manurung sebagai pembawa acara dan kak Raty Sinaga sebagai pemandu perjalanan di Tarutung yang menjelaskan sejarah Nommensen.

Patung Nommensen dibangun untuk mengapresiasi atas jasa missionaris menyebarkan agama Kristen dan pengubah peradaban suku batak. Patung ini dibangun di Desa Saitnihuta dan diresmikan oleh Kepala Desa Hutatoruan I pada saat itu, Bapak Ruben M.P. Lumbantobing. Nommensen adalah seorang missionaris dari Jerman yang mempunyai misi untuk menyebarkan agama kristen di tanah batak. Ketika virtual tour dijelaskan bagaimana lika-liku dan perjuangan Nommensen oleh kak Raty Sinaga selaku pemandu perjalanan  virtual tour.

Di Saitnihuta terdapat pohon Hariara yang merupakan salah satu bukti nyata perjuangan Nommensen. Di pohon ini lah terjadi peristiwa dimana Nommensen ingin diracuni oleh orang batak tetapi gagal karena minuman beracun itu di berikan Nommensen kepada seekor anjing. Di depan pohon tersebut juga terdapat relief yang menggambarkan situasi masyarakat zaman saat itu.

Wisata Tarutung virtual tour pun dilengkapi dengan persembahan lagu oleh B Herman Silalahi. Ia membawakan lagu yang dipopulerkan oleh Viky Sianipar ft Tongam Sirait yang berjudul Tapature.

Kak Raty juga menunjukkan Monumen Raja Amandari Sabungan  Lumbantobing yang merupakan salah satu monumen raja terbesar di daerah batak selain Sisingamangaraja pada masa itu. Cerita unik dari peristiwa Raja Amandari adalah ketika Nommensen menyembuhkan istri raja yang sakit keras dan membuat raja terkesima kemudian merasa bersalah terhadap perbuatan orang Batak yang sangat membenci serta berburuk sangka tentang Nommensen.

Berikutnya Kak Raty menunjukkan Gereja HKBP Dame (tengah). Gereja tersebut dibangun Raja Amandari untuk Nommensen. Di seberang Gereja tersebut terdapat rumah Nommensen (kiri). Bangunan itu berdiri sejak tahun 1864 dan masih kokoh terawat sampai sekarang. Di samping rumah Nommensen jugaterdapat sumur (kanan) yang di juluki sebagai sumur yang tidak pernah kering hingga sekarang walaupun tidak lagi digunakan.

Selain sejarah Nommensen, Kak Raty beserta temannya, Kak Lutfiana Tobing yang merupakan keturunan Raja Amandari menjelaskan cara menenun kain ulos Tarutung. Kak Lutfiana sendiri adalah seorang mahasiswa dan juga penenun ulos Tarutung demi membantu orangtua nya. Alat tenun yang dipakai Kak Lutfiana terbuat dari batang pohon Aren dan juga batang Bambu. Bahan membuat ulos nya pun dari benang singer Korea. Pada kesempatan ini, Kak Lutfiana menjelaskan langkah-langkah menenun.

Proses pengerjaan ulos Tarutung ini berkisar 2 minggu. Untuk model dan motif ulos Tarutung sendiri bermacam-macam, ada motif pucak bunga, tumtuman, sadum dan masih banyak lagi. Untuk harga ulos juga bervariasi sesuai dengan tingkat kesulitan dan motifnya. Satu set Ulos Tarutung terdiri dari 3 potong dan dijual dengan harga mulai dari Rp. 500.000 – Rp. 7.500.000. Alat tenunnya sendiri terbuat dari batang pohon aren dan juga bambu.

Biasanya ulos-ulos tersebut dijadikan rok, jas, maupun kemeja (tengah). Selain itu. hasil tenunan Ulos Tarutung juga dijadikan Sortali (kanan). Sortali adalah ikat kepala yang fungsinya seperti mahkota bagi wanita batak. Biasanya Sortali dipakai acara-acara tertentu. Acara virtual tour ini pun diakhiri dengan undian untuk mencari pemenang yang mendapatkan paket kopi lintong dan kacang sihobuk dan kesan pesan dari peserta.

 

Reporter : ANGGI JUWITA SMKN 7

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Chat Now
Selamat Datang di Majalah Sunday, ada yang bisa kami bantu?