Penulis: Jihan Maulida Fadhilah – UNJ
Pernah ngerasa stres banget gara-gara tugas numpuk, nilai jeblok, atau konflik sama temen? Tapi bingung mau curhat ke siapa? Sekarang, beberapa aplikasi dan chatbot berbasis AI bisa jadi “teman ngobrol” virtual buat bantu kamu lebih tenang. Tapi… beneran AI Therapist bisa bantu? Atau malah bikin makin bingung?
Teknologi berkembang pesat, termasuk dalam bidang kesehatan mental. Saat ini, banyak AI therapist yang katanya bisa jadi teman bicara 24/7. Tapi, seberapa efektif sih sebenarnya untuk remaja yang lagi banyak tekanan dari sekolah?
AI therapist adalah layanan berbasis kecerdasan buatan (AI) yang bisa diajak ngobrol tentang perasaan, kecemasan, stres, atau sekadar meluapkan unek-unek. Contohnya seperti Woebot, Replika, atau Wysa. Mereka dirancang untuk merespons dengan empati buatan dan memberikan saran berbasis psikologi dasar.
AI therapist bisa jadi solusi sementara atau alat bantu buat mengurangi tekanan emosional ringan. Tapi tetap penting untuk punya support system nyata: teman, keluarga, guru BK, atau profesional. Curhat ke AI boleh banget, asal tahu batasnya.
AI therapist bisa jadi “teman curhat” digital yang membantu remaja mengelola stres ringan akibat sekolah. Tapi jangan lupakan bahwa AI tetaplah alat, bukan pengganti manusia. Kalau perasaan negatif makin berat dan mengganggu aktivitas, jangan ragu cari bantuan profesional. Teknologi bisa membantu, tapi peduli pada diri sendiri tetap yang utama.
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.