Penulis: Ustadriatul Mukarromah – UNSIKA
Di seluruh dunia, hidangan utama sering kali berpusat pada satu pertanyaan: Kamu lebih pilih mana, makan nasi atau kentang?
Ini bukan sekadar preferensi rasa, tetapi sebuah perdebatan budaya, nutrisi, dan kuliner yang telah berlangsung selama berabad-abad. Dari sawah Asia hingga ladang Eropa, kedua bahan pokok ini telah menopang peradaban dan mendefinisikan identitas gastronomi yang tak terhitung jumlahnya. Di antara nasi dan kentang, melihat aspek nutrisi, fleksibilitas kuliner, dan dampak budayanya, untuk membantu kamu memutuskan pilihan mana yang “terbaik”—meskipun jawabannya sering kali tergantung pada konteks.
Baik nasi maupun kentang adalah sumber karbohidrat kompleks yang sangat baik, memberikan energi utama yang dibutuhkan tubuh. Namun, komposisi nutrisinya memiliki perbedaan penting yang perlu dipertimbangkan, terutama bagi mereka yang memiliki tujuan diet atau kesehatan tertentu.
Secara umum, nasi (terutama nasi putih) mengandung konsentrasi karbohidrat dan kalori yang lebih tinggi per 100 gram dibandingkan kentang, terutama karena kentang memiliki kadar air yang lebih tinggi.
Bagi atlet atau mereka yang membutuhkan asupan energi cepat dalam jumlah besar, nasi mungkin memberikan pukulan karbohidrat yang lebih padat.
Kentang, terutama jika dimakan bersama kulitnya, adalah sumber serat yang jauh lebih baik daripada nasi putih. Serat penting untuk kesehatan pencernaan dan membantu mengatur gula darah.
Di sinilah kentang benar-benar bersinar. Kentang adalah sumber yang luar biasa dari beberapa nutrisi penting yang tidak ditemukan dalam jumlah signifikan pada nasi putih:
Nasi (terutama varietas cokelat/merah) juga menyumbang nutrisi, terutama Magnesium dan beberapa Vitamin B (seperti Niasin dan Tiamin), tetapi secara umum, kentang menawarkan profil mikronutrien yang lebih kaya dan lebih beragam.

Selain aspek nutrisi, pilihan antara nasi dan kentang sering kali didorong oleh warisan kuliner dan kemampuan masing-masing bahan untuk beradaptasi.
Nasi: Identik dengan Asia
Nasi adalah Identik dari masakan Asia, dari Asia Tenggara hingga Jepang dan India. Kemampuan nasi untuk menyerap rasa kuah, kari, dan saus menjadikannya “kanvas” yang sempurna.
Kentang: Bintang Barat
Kentang telah menjadi identitas masakan Eropa dan Amerika. Keunikan teksturnya, mulai dari yang lembut seperti mentega hingga yang renyah di luar, memungkinkan variasi teknik memasak yang luar biasa.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kentang dapat memberikan tingkat rasa kenyang (satiety) yang lebih tinggi daripada nasi, yang secara teoritis dapat membantu mengurangi asupan kalori secara keseluruhan. Namun, perlu diingat bahwa cara pengolahan adalah kuncinya.
Bagi penganut diet sangat rendah karbohidrat (seperti Keto), baik nasi maupun kentang tidak disarankan karena keduanya adalah sumber karbohidrat padat. Namun, bagi mereka yang hanya membatasi karbohidrat, kentang mungkin memberikan karbohidrat yang lebih sedikit per porsi volume yang sama karena kandungan airnya yang tinggi.
Pada akhirnya, kunci untuk pola makan yang sehat bukanlah menghilangkan salah satu dari kedua makanan pokok ini, melainkan variasi dan moderasi. Nikmati nasi merah yang berbutir dan bergizi, atau kentang panggang yang kaya Kalium. Hindari pengolahan yang berlebihan, dan biarkan preferensi budaya serta kebutuhan nutrisi pribadi Anda memandu pilihan di piring kamu.
*****

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.
