Majalah Sunday

Lima Tempat Wisata Sejarah yang Menarik Untuk Kamu Kunjungi di Yogyakarta

Aurora Nicole Irasti Sunarto – Universitas Sanata Dharma

Jika kamu ingin berlibur ke Yogyakarta, yuk kunjungi tempat-tempat wisata berikut! Kamu tidak hanya bisa refreshing tetapi juga sambil belajar sejarah dan tahu mendalam mengenai Kota Yogyakarta! Apa saja ya tempat-tempatnya? Penasaran? Intip yuk!

Yogyakarta atau sapaan akrabnya Jogja merupakan salah satu kota yang terkenal akan warisan budaya, sejarah, dan menawarkan berbagai destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Banyak hal unik dapat kamu telusuri di Yogyakarta yang bisa menjadi referensi aktivitas petualangan yang seru dengan teman atau keluarga. Berikut merupakan tempat-tempat wisata sejarah yang menarik untuk kamu kunjungi di Yogyakarta:

Museum Sonobudoyo

Lokasi:Unit 1: Jl. Pangurakan No.6 Ngupasan, Kec. Gondomanan, Kota Yogyakarta (waktu berkunjung: Selasa-Minggu 08.00-20.00, Senin libur). 

Unit 2: Jl. Wijilan No. 27D, Panembahan, Kec. Kraton, Kota Yogyakarta (waktu berkunjung: Senin-Kamis 08.00-16.00, Jumat 08.00-14.30, Sabtu dan Minggu libur).

Sejarah singkat: Museum Sonobudoyo merupakan bagian dari sebuah yayasan bidang kebudayaan Jawa, Madura, Bali, dan Lombok bernama Java Instituut yang berdiri pada tahun 1919 di Surakarta. Keputusan Kongres Java Instituut tahun 1924 menyebutkan supaya didirikan sebuah museum di Yogyakarta. Pada tahun 1929, diadakan pengumpulan data kebudayaan dari Jawa, Madura, Bali, serta Lombok. Bangunan Museum Sonobudoyo ini menggunakan bekas tanah ”Shouten”, berupa tanah hadiah dari Sultan Hamengkubuwono VIII. Kemudian museum ini diresmikan pada tanggal 6 November 1935 oleh Sri Sultan Hamengkubuwana VIII. 

Dalam perkembangannya pada masa Pendudukan Jepang, museum ini dikelola oleh Bupati Paniradyapati Wiyata Praja (bagian pengajaran dari kantor sosial). Pada zaman kemerdekaan dikelola oleh Bupati Utorodyopati Budaya Prawito sebagai jajaran pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada akhir tahun 1974, Museum Sonobudoyo diserahkan kepada Pemerintah Pusat atau Departemen Pendidikan dan Kebudayaan serta secara langsung bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal dengan diberlakukan UU No. 22 tahun 2000 mengenai kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai Otonomi Daerah.

 Jenis-jenis koleksi yang terdapat di Museum Sonobudoyo seperti Koleksi Geologi, Koleksi Biologi, Koleksi Etnografi, Koleksi Arkeologi, Koleksi Numismatika, Koleksi Histori, Koleksi Filologi, Koleksi Keramologi, Koleksi Seni Rupa, dan Koleksi Teknologi. Selain menampilkan berbagai koleksi sejarah, Museum Sonobudoyo juga menampilkan berbagai pertunjukan seperti Pagelaran Wayang Kulit, Pagelaran Wayang Orang, Pagelaran Wayang Topeng Panji, Bioskop Sonobudoyo, Workshop Tatah Sungging Wayang, dan Live Music Sonobudoyo. Untuk kamu yang suka membaca, Museum Sonobudoyo juga terdapat Perpustakaan yang buka hari Senin-Jumat pukul 08.00-15.00.)

Wisata Sejarah di Jogja yang menarik untuk kamu kunjungi

Taman Sari

Lokasi: Wisata Taman Sari Jalan Tamanan, Patehan, Kec. Kraton, Kota Yogyakarta (waktu berkunjung Senin-Minggu 09.00-15.00).

Sejarah singkat: Pada awalnya Taman Sari merupakan taman atau kebun istana Keraton Yogyakarta. Kompleks ini dibangun secara bertahap pada masa Sri Sultan Hamengkubuwono I yang dimulai dari tahun 1758 M atau tahun 1684 Jawa. Dahulu, kompleks Taman Sari berfungsi sebagai taman rekreasi, pesanggrahan, hingga benteng pertahanan apabila terjadi serangan. Taman Sari mempunyai luas lebih dari 10 hektar dengan 57 bangunan di dalamnya. Beberapa bangunan ikonik seperti Sumur Gumuling, Pulau Kenanga, kolam pemandian, lorong bawah tanah, hingga kanal air yang dahulu dapat terhubung hingga Keraton Yogyakarta. 

Saat ini, fungsi Taman Sari tidak hanya menjadi objek wisata sejarah tetapi juga sebagai tempat edukasi dan budaya. Pengunjung juga dapat mengunjungi kampung seni, galeri batik, atau menyewa busana tradisional yang berada di sekitar Taman Sari. 

*****

https://majalahsunday.com/wp-content/uploads/2025/11/fakhri-labib-IW7NPmBTaqc-unsplash.jpg

Museum Affandi

Lokasi: Jl. Laksda Adisucipto No. 167, Papringan, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (waktu berkunjung Senin-Sabtu 09.00-16.00, Minggu libur).

Sejarah singkat: Berawal dari pembangunan Galeri I yang direncanakan oleh Affandi dari hasil penjualan berbagai lukisannya. Galeri I ini selesai tahun 1962 dan diresmikan tahun 1974 oleh Direktur Kebudayaan Umum saat itu, Prof. Ida Bagus Mantra. Pembangunan Galeri II dimulai tahun 1987 dan resmikan pada tahun 1988 tepatnya tanggal 9 Juni,  dikunjungi oleh Presiden Soeharto dan Prof. Dr. Fuad Hasan yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Selanjutnya diadakan pembangunan Galeri III oleh Yayasan Affandi pada tahun 1999 dan diresmikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X pada Mei tahun 2000. Pembangunan galeri terakhir atau Galeri IV pada tahun 2002 yang dijadikan sebagai tempat pameran lukisan-lukisan keluarga Affandi.

Koleksi Museum Affandi: koleksi-koleksi lukisan Affandi, mulai dari lukisan awal hingga karya-karya eksperimental, termasuk lukisan ikonik self-potrait yang terkenal. Selain lukisan, Museum Affandi juga memiliki koleksi patung, pahatan, barang-barang unik seperti Mobil Sedan Mitsubishi Gallant tahun 1975, Sepeda Reliegh tahun 1975, lukisan keluarga Affandi milik Maryati, Kartika, Rukmini, Juki Affandi, dan lainnya. Museum ini juga mengoleksi karya seni teman-teman seprofesi Affandi seperti Sudjojono, Hendra Gunawan, Barli, Muchtar Apin, Popo Iskandar, dan lain-lain. 

Museum Ullen Sentalu

Lokasi: Jl. Boyong, No.KM 25, Kaliurang, Hargobinangun, Kec. Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (waktu berkunjung Selasa-Minggu 08.30-16.00, Senin libur).

Sejarah singkat: Didirikan oleh Keluarga Haryono, bangsawan Keraton Yogyakarta yang dekat dengan Keraton Surakarta. Pada tahun 1990-an, muncul ide untuk mendirikan museum yang berlokasi di kaki Gunung Merapi. Ide pendirian museum ini mendapat dukungan penuh dari pewaris Mataram Islam. Pewaris Mataram yang dimaksud adalah Pakubuwono XII, Paku Alam VIII, GBPH. Poeger selaku Putra Sultan Hamengkubuwono VIII, dan Siti Nurul Kusumawardhani sebagai Putri Mangkunegaran.

Selain keluarga Mataram, Hartini Soekarno juga turut mendukung pelestarian kebudayaan Mataram. Tokoh-tokoh yang mendukung ide Keluarga Haryono ini kemudian tergabung dalam pendirian Yayasan Ulatin Blencong yang pada akhirnya membawahi Museum Ullen Sentalu. Nama Ullen Sentalu sendiri berasal dari falsafah bahasa Jawa ”ulateng blencong sejatine tataraning lumaku”. Falsafah tersebut berasal dari lampu minyak yang digunakan sebagai penerangan saat pertunjukan blencong (wayang kulit). Museum Ullen Sentalu kemudian diresmikan pada 1 Maret 1997 oleh KGPAA Paku Alam VIII, Gubernur Yogyakarta pada saat itu.

Ruangan dan koleksi Museum Ullen Sentalu seperti Ruang Selamat Datang sebagai tempat penyambutan tamu atau pengunjung museum, Ruang Seni Tari dan Gamelan sebagai ruang seperangkat gamelan pemberian seorang pangeran Kasultanan Yogyakarta, Ruang Guwa Sela Giri sebagai ruangan bawah tanah yang memamerkan berbagai karya lukis dokumentasi tokoh-tokoh Dinasti Mataram, Ruang Syair yang memamerkan syair-syair yang ditulis oleh teman-teman dan kerabat GRAj Koes Sapariyam, Royal Room Ratu Mas sebagai ruangan yang dipersembahkan untuk permaisuri Susuhunan Pakubuwana X, Ruang Batik Vorstenlanden dan Ruang Batik Pesisiran yang berisi koleksi batik, Ruang Putri Dambaan yang menampilkan koleksi foto pribadi putri tunggal Mangkunegara VII dari masa kecil hingga menikah, serta Ruang Sekar Buwana yang menampilkan beberapa lukisan Raja Mataram.

Situs Ratu Boko

Lokasi: Jl. Ratu Boko No. 2 Gatak, Bokoharjo, Kec. Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (waktu berkunjung Senin-Minggu 07.00-17.00). 

Sejarah singkat: Kawasan Ratu Boko terletak sekitar 3 kilometer ke arah selatan Candi Prambanan. Ratu Boko berlokasi disebuah bukit dengan ketinggian kurang lebih 195,97 meter diatas permukaan laut. Situs Ratu Boko ini sebenarnya bukan sebuah candi, melainkan reruntuhan dari suatu kerjaan. Maka dari itu, Candi Ratu Boko sering disebut sebagai Kraton Ratu Boko. Disebut dengan Kraton Boko karena menurut legenda situs tersebut merupakan istana Ratu Boko, ayah dari Roro Jonggrang. Situs ini diperkirakan dibangun oleh Wangsa Syailendra beragama Buddha pada abad ke-8, namun diambil alih oleh raja-raja Mataram Hindu.Peralihan kepemilikan tersebut membuat bangunan Kraton Boko dipengaruhi oleh aliran Hindu dan Buddha. 

Situs Ratu Boko terdiri dari struktur-struktur bangunan yang kompleks, termasuk beberapa bangunan yang berciri sebuah keraton seperti pada gerbang masuk hingga pendopo dan keputren. Struktur-struktur bangunan di kompleks Situs Ratu Boko seperti Gerbang, Candi Pembakaran untuk tempat pembakaran mayat berbentuk teras tanah berundak setinggi tiga meter, Paseban sebagai tempat untuk menghadap raja, Pendapa sebagai ruang tamu yang terletak di bagian depan, Keputren sebagai tempat tinggal para putri, serta Gua yang terdiri dari Gua Lanang (laki-laki) dan Gua Wadon (perempuan) berbentuk lorong persegi. 

 

Kesimpulan

Buat kamu yang ingin liburan sembari belajar dan eksplor mengenai sejarah di Yogyakarta, kelima tempat wisata di atas cocok untuk kamu kunjungi! Yogyakarta cocok untuk kamu yang suka jalan-jalan dan berwisata sejarah serta budaya. Semoga rekomendasi tempat-tempat wisata ini dapat membantu kamu merancang jadwal liburanmu ke Jogja dan jangan lupa ajak juga teman atau keluargamu ya!

 

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Post Views: 6