Majalah Sunday

Koleksi Vintage Ala Gen-Z, Nostalgia yang Menyelamatkan Kenangan Indonesia

Penulis: Rizma Ardhana Kamaria – UIN Syarif Hidayatullah jakarta

Di saat banyak orang sibuk menguber tren terbaru dan berlomba tampil paling up-to-date, ada sekelompok anak muda Indonesia yang justru memilih langkah sebaliknya: kembali ke masa sebelum internet merajai hidup. Mereka menghabiskan waktu berburu kaset lawas, komik jadul, mainan vintage, poster iklan tua, hingga majalah Indonesia era pra-digital. Bukan hanya sekadar hobi unik, mereka adalah penyelamat memori kolektif bangsa generasi yang percaya bahwa kenangan Indonesia terlalu berharga untuk dibiarkan berdebu di gudang atau hilang ditelan modernisasi.

Selamat datang di dunia para kolektor nostalgia, tempat masa lalu kembali hidup lewat benda-benda sederhana yang menyimpan cerita Indonesia.

Harta Karun yang Diabaikan

Bagi kebanyakan orang, kaset tape yang pitanya mulai kusut atau komik yang sampulnya menguning mungkin hanya dianggap barang bekas. Tapi bagi kolektor muda, benda-benda itu adalah harta karun yang memuat jejak perjalanan budaya pop Indonesia.

Kaset musik dari era 80–90an menjadi salah satu koleksi paling dicari. Setiap album membawa atmosfer khas zamannya dari lirik-lirik puitis Chrisye, suara emosional Nike Ardilla, hingga nuansa alternatif Sheila on 7 yang menandai era baru musik Indonesia. Mendengarkan musik lewat kaset membuat pengalaman terasa lebih personal, ada sensasi menekan tombol play, menunggu rewind, dan menikmati suara analog yang hangat. Kolektor percaya bahwa kaset adalah arsip kecil yang merekam perjalanan musik Indonesia secara apa adanya.

Kenalan dengan komunitas kolektor nostalgia muda Indonesia yang memburu kaset, komik, dan barang jadul era 80–90an.

Selain kaset, komik dan majalah lawas juga menjadi primadona. Kolektor muda menyukai ilustrasi komik Indonesia era dulu yang punya ciri khas kuat berani, ekspresif, dan sangat lokal. Mulai dari tokoh-tokoh legendaris seperti Putri Ular hingga cerita fiksi dalam majalah Bobo yang selalu mengangkat karakter dan budaya Nusantara, semua itu menawarkan cara pandang yang jarang ditemui di media sekarang. Komik jadul bukan hanya hiburan, tapi potongan cara masyarakat Indonesia bercerita dan membayangkan dunia.

Di dunia mainan, kelereng hingga permainan tradisional seperti engrang batok dan congklak menjadi simbol kreativitas anak Indonesia sebelum eranya gawai. Kolektor muda menganggap benda-benda ini sebagai bukti bahwa masa kecil generasi sebelumnya sangat kaya, walau teknologinya minim. Mainan sederhana itu menyimpan emosi dan memori yang tidak bisa digantikan oleh aplikasi digital.

Tidak ketinggalan, ada pula barang-barang iklan vintage. Poster rokok dengan desain tropis, kalender warung bergambar pemandangan, atau iklan minuman dengan tagline lucu dari era 80an kini menjadi buruan kolektor. Visualnya tidak dibuat demi “esthetic” seperti sekarang, tapi justru dari ketidaksengajaan itulah muncul pesona visual budaya Indonesia yang autentik.

Detektif Barang Nostalgia

Menjadi kolektor nostalgia bukan sekadar mengumpulkan benda lama, tapi juga menjalani misi detektif. Mereka harus pandai membaca kondisi barang, mengingat tahun rilis, bahkan memahami cerita di balik setiap temuannya.

Pencarian biasanya dimulai di pasar loak. Tempat-tempat seperti Pasar Klithikan Yogyakarta, Pasar Triwindu Solo, atau Jalan Surabaya Jakarta sudah seperti rumah kedua bagi kolektor muda. Mereka datang pagi buta, memeriksa tumpukan barang satu per satu, dan kadang menemukan sesuatu yang tidak mereka duga. Ada sensasi tersendiri saat berhasil menemukan album kaset langka atau komik edisi pertama yang tersembunyi di belakang tumpukan barang. Prosesnya tidak hanya soal membeli, tetapi berbincang dengan penjual, mendengarkan kisah lama, dan merasakan atmosfer masa lalu.

Tidak hanya di lapangan, perburuan juga merambah dunia digital. Banyak kolektor muda yang sangat terampil membaca peluang di marketplace, Instagram, atau grup Facebook. Foto produk yang blur, deskripsi singkat, atau sampul setengah terlihat pun bisa mereka tebak dengan tepat. Mereka seperti arkeolog digital yang menelusuri jejak barang jadul melalui scroll panjang dan DM menawarkan harga.

Menariknya, koleksi nostalgia sering membutuhkan perawatan. Ada anak muda yang kini belajar membersihkan jamur kaset, mengembalikan bentuk pita yang kusut, memperbaiki tamiya, atau merawat komik dengan metode khusus agar tidak cepat rusak. Mereka memperlakukan benda kecil itu seperti artefak budaya diperlakukan hati-hati, dirawat telaten, dan dijaga nilainya.

Selama proses berburu dan merawat, para kolektor muda juga bertemu banyak kolektor senior. Dari merekalah generasi baru belajar mengenali tahun rilis, gaya desain, atau cerita di balik sebuah barang. Pertemuan lintas generasi ini menciptakan komunitas kecil yang hangat dan membuat hobi koleksi semakin hidup.

Penjual kaset di Jakarta pada era 80–90an, jejak budaya pop Indonesia yang kini kembali hidup lewat tangan kolektor muda

Dari Koleksi ke Komunitas

Ketika anak muda dengan minat yang sama bertemu, lahirlah ruang bersama yang membuat nostalgia semakin berkembang. Banyak komunitas baru bermunculan, baik secara offline maupun online.

Pameran bertema nostalgia kini hadir di berbagai kota. Ada pameran kaset Indonesia, pop-up museum komik lokal, hingga festival mainan klasik yang menghadirkan kembali nuansa masa kecil. Ruang pamer dipenuhi warna-warna retro, suara kaset analog, dan poster-poster iklan era dulu. Remaja datang untuk sekadar foto, sedangkan kolektor datang membawa cerita. Tidak jarang, koleksi pribadi dipinjamkan untuk acara publik, demi memperkenalkan budaya pop Indonesia kepada generasi yang mungkin belum pernah melihatnya langsung.

Di media sosial, nostalgia hidup lebih kencang lagi. Banyak anak muda menggunakan TikTok atau Instagram untuk membagikan koleksi, membuat konten restorasi kaset, review komik jadul, atau cerita sejarah desain iklan Indonesia. Konten-konten seperti ini sering viral karena terasa dekat sekaligus baru bagi remaja yang tumbuh di era digital. Mereka akhirnya mengenal Indonesia dari sisi yang lebih playful dan visual.

Perlahan, para kolektor muda ini menciptakan arsip budaya pop Indonesia yang tidak tersusun rapi di perpustakaan atau museum. Mereka menjadi dokumentator yang bekerja secara mandiri, menyusun potongan penting dari perjalanan budaya bangsa dalam bentuk foto, video, dan katalog digital.

Nostalgia yang Produktif

Hobi mengoleksi barang lawas kini tidak lagi dianggap aneh. Banyak anak muda menjadikannya peluang baru di industri kreatif. Ada toko vintage yang menjual kaset dan komik lawas, penyedia jasa restorasi, hingga pembuat merchandise bertema nostalgia yang laris di kalangan remaja. Nilai ekonominya tumbuh seiring meningkatnya minat terhadap budaya pop masa lalu.

Selain bisnis, banyak kolektor muda membuat konten edukasi yang disukai anak muda. Mereka menjelaskan sejarah komik Indonesia, membandingkan desain iklan dari berbagai dekade, atau mengulas album klasik musisi lokal. Cara mereka menyampaikan yang ringan, jenaka, dan visual membuat sejarah terasa lebih dekat untuk generasi yang suka belajar cepat.

Di balik semua itu, ada misi penting yang mereka jalankan yaitu melestarikan memori budaya Indonesia. Barang-barang kecil yang sering dianggap remeh ternyata menyimpan identitas bangsa. Kolektor nostalgia membantu kita mengingat bahwa bagian penting dari Indonesia bukan hanya cerita besar tentang politik atau pahlawan, tetapi juga hal-hal kecil yang mewarnai kehidupan sehari-hari masyarakat.

Barang-barang nostalgia bukan sekadar kenangan yang sudah lewat. Mereka adalah bagian dari sejarah budaya Indonesia bagian yang sederhana, tetapi penuh makna. Dan anak muda yang mengoleksi barang-barang ini sedang melakukan pekerjaan besar yaitu menyelamatkan memori bangsa sedikit demi sedikit.

Sebelum membuang kaset lama, komik robek, atau mainan kecil yang kamu temukan di gudang rumah, coba lihat sekali lagi. Bisa jadi kamu sedang memegang sepotong cerita Indonesia yang layak diselamatkan.

Yuk, mulai mengenal dan melestarikan memorabilia Indonesia. Sebelum benar-benar punah, biarkan nostalgia menjadi cara paling seru untuk memahami Indonesia.

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 16