Penulis: Rizma Ardhana Kamaria – UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Masih banyak yang belum tahu kalau Indonesia punya tradisi unik seperti Kololi Kie dan Taji Besi dari Maluku Utara. Kololi Kie adalah ritual keliling pulau yang mengajarkan harmoni dengan alam, sementara Taji Besi melatih mental generasi muda melalui nilai-nilai keberanian dan disiplin. Kedua warisan budaya ini membuktikan betapa kayanya negeri kita.
Indonesia kerap membanggakan budaya populer seperti batik atau wayang, ratusan tradisi lokal seperti Kololi Kie dan Taji Besi di Maluku Utara justru menghadapi ancaman kepunahan. Globalisasi dan minimnya regenerasi pelestari membuat warisan leluhur ini terpinggirkan, padahal kedua tradisi ini menyimpan kearifan ekologis dan filosofis yang relevan dengan isu lingkungan dan krisis identitas generasi muda saat ini.
Kololi Kie bukan sekadar ritual seremonial, melainkan sistem konservasi laut berbasis kearifan lokal yang terbukti efektif menjaga ekosistem pesisir. Sementara Taji Besi dalam bentuk aslinya yang kerap disalahpahami mewakili etos kedisiplinan dan ketangguhan mental yang mulai tergerus individualisme modern.
Ironisnya, justru tradisi-tradisi semacam inilah yang paling dibutuhkan untuk menjawab tantangan zaman, namun nyaris absen dari diskursus kebudayaan nasional
Kololi Kie bukan sekadar tradisi turun-temurun, melainkan sebuah kearifan lokal yang mencerminkan hubungan harmonis antara manusia dan alam. Tradisi yang secara harfiah berarti “mengelilingi pulau” ini dilakukan masyarakat Maluku Utara dengan berkeliling pulau menggunakan perahu tradisional, menyusuri garis pantai, dan mengunjungi tempat-tempat sakral.
Prosesi diawali dengan musyawarah adat yang dipimpin tetua kampung, dilanjutkan dengan persiapan perahu tradisional dan sesajen dari hasil bumi serta laut. Ritual ini menggabungkan perjalanan laut dan darat, menunjukkan pendekatan holistik masyarakat dalam memandang lingkungan. Di laut, peserta berlayar sambil melantunkan doa untuk keselamatan dan kelimpahan hasil laut. Sementara di darat, mereka menyusuri pantai dan tempat-tempat yang dianggap sakral, diakhiri dengan kenduri bersama yang memperkuat tali persaudaraan.
Yang membuat Kololi Kie istimewa adalah nilai-nilai lingkungan yang dikandungnya. Tradisi ini mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem bahari dan memandang laut sebagai mitra kehidupan, bukan objek eksploitasi. Nilai ini sangat relevan dengan isu lingkungan yang dihadapi generasi muda saat ini, sekaligus menunjukkan bagaimana kearifan lokal dapat menjadi solusi bagi tantangan ekologis modern.

Berbeda dengan anggapan umum, Taji Besi bukanlah ritual horor atau mistis, melainkan tradisi yang berfokus pada pembentukan karakter dan ketahanan mental. Berasal dari latihan fisik dan mental kesultanan-kesultanan Maluku Utara masa lalu, tradisi ini mengajarkan nilai-nilai disiplin, keberanian, dan pengendalian diri melalui serangkaian proses terstruktur.
Taji Besi menekankan pada pentingnya ketangguhan mental di samping kekuatan fisik. Setiap tahapannya mengandung pelajaran hidup yang mendalam, mulai dari proses persiapan yang mengajarkan kesabaran, hingga pelaksanaan yang membutuhkan konsentrasi dan keberanian. Tradisi ini menunjukkan bahwa ketangguhan sejati terletak pada kemampuan mengatasi rasa takut dan tetap fokus menghadapi tantangan.
Di era modern, nilai-nilai Taji Besi ternyata sangat relevan dengan kehidupan generasi muda. Tradisi ini melatih mental pantang menyerah, kemampuan mencari solusi dan kedisiplinan serta keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan dan profesional. Banyak anak muda Maluku Utara yang kini aktif melestarikan tradisi ini dengan pendekatan kreatif, mulai dari dokumentasi digital hingga integrasi dalam kegiatan kepemudaan, membuktikan bahwa warisan budaya dapat beradaptasi dengan zaman tanpa kehilangan esensinya.

Gimana, Sunners? Ternyata Indonesia punya banyak sekali tradisi unik yang bisa jadi inspirasi untuk kita semua. Yuk, mulai eksplor budaya-budaya unik di daerah kalian.
*****

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.
