Penulis: Firdaus Cahya Adiputra – UNJ
Sunners, kamu pernah lihat tawuran gak? Atau kamu pernah terlibat langsung tawuran melawan sekolah lain? Sebaiknya kurangi dan hentikan kebiasaan ini ya, Sunners! Tawuran antar pelajar telah menjadi masalah umum yang kerap terjadi. Kalau kita flashback ke belakang, permasalahan tawuran dapat terjadi karena dipicu persoalan sepele, misalnya kesalahpahaman, rebutan cewek, pengakuan sebagai pentolan atau jagoan, bahkan sekadar demi konten di media sosial pelajar rela turun tawuran dan disiarkan secara live.
Terkadang, sebagai sesama teman kamu merasa tidak enak apabila gak bantuin teman-teman dengan turun ke jalan untuk ikut tawuran. Mungkin orang akan cap kamu sebagai teman gak setia kawan, gak solid, cupu, lemah, dan kata-kata lainnya. Tentu, apa yang teman-teman kamu bilang rasanya gak enak didengar ya? Dalam lubuk hati terdalam, mungkin kamu gak tega dan khawatir terhadap nasib teman-teman kamu yang tawuran. Takut mereka kenapa-kenapa, terluka, tertangkap lalu dikeroyok. Kamu mungkin kepikiran tentang nama sekolah kamu yang bakal diejek seolah lain kalau kalah dalam tawuran.

Sunners, sebenarnya tawuran itu bukanlah hal yang aman dan seru untuk dilakukan. Walaupun kamu turun ke jalan dengan jumlah orang yang banyak, belum tentu lawan tawuran kamu datang dengan jumlah yang lebih sedikit. Tawuran adalah pertarungan tanpa aturan, kamu tidak akan tahu persis senjata apa yang digunakan lawan sampai ia benar-benar berada di depanmu dan mengalahkanmu tanpa ampun.
Itu baru soal senjata, kamu juga belum mengetahui sekuat apa lawan yang kamu hadapi. Kekuatannya dalam menepis sabetan, menahan pukulan, atau lawan kamu sanggup menyerang dengan membabi buta tanpa kelelahan. Setelah segi kemampuan, keselamatan kamu juga terancam karena tawuran yang menggunakan petasan atau senjata tajam seperti busur panah, parang, clurit, golok sisir, tongkat base ball, stik golf, dan lainnya dapat melukai tubuhmu dengan luka sobek dalam, memar, atau minimal luka lecet karena terjatuh saat lari dari kejaran lawan tawuranmu.
Sanksi sosial akan memberatkanmu di kemudian hari karena tawuran membuat kamu dianggap anak nakal oleh lingkungan sekitar. Sanksi akademik yang dijatuhkan oleh sekolah juga tak kalah merepotkan, pemanggilan orang tua, skorsing, masuk ruang BK, pengurangan poin, pencabutan beasiswa, hingga yang terberat kamu dapat dikeluarkan dari sekolah.
Kamu juga dapat menjadi tersangka apabila lawan tawuranmu sampai meninggal dunia, bahkan sebuah kasus tawuran yang menyebabkan tangan nyaris putus beberapa waktu lalu membuat empat orang ditangkap polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Saat keberangkatan pun kamu dapat terkena razia polisi yang berpatroli apabila kedapatan membawa benda tajam, berkumpul atau konvoi di waktu malam tanpa perizinan.
Saat kamu terima ajakan teman untuk tawuran atau kegiatan lainnya tanpa pikir panjang karena merasa kalau banyak orang yang ikut berarti kamu juga harus ikut, mungkin kamu terjebak dengan herd mentality.
Secara simpel, herd mentality adalah kecenderungan manusia untuk mengikuti arus mayoritas dalam kelompoknya. Padahal, kalau dipikir-pikir lagi, gak semua yang dilakukan oleh orang banyak itu benar atau baik. Tetapi karena merasa aman dan tidak ingin ketinggalan, kamu cenderung mencocokkan sikap dan perbuatan kamu dengan apa yang dilakukan orang lain. Fenomena ini muncul karena manusia adalah makhluk sosial yang punya keinginan untuk diterima dan diakui oleh lingkungannya.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kamu mengalami herd mentality dan sebagian besar bersifat psikologis dan sosial. Mungkin kamu bertanya-tanya tentang alasan mengapa kamu cenderung suka mengikuti pendapat, sikap, atau keputusan orang banyak, inilah penyebabnya.
Herd mentality sebenarnya gak selalu berdampak negatif apabila terjadi dalam hal yang tidak bertentangan dengan norma dan hukum. Kira-kira apa yang bakal terjadi kalau herd mentality ada dalam diri kamu atau sebuah kelompok? Berikut beberapa dampaknya.
Dampak Positif:
Dampak Negatif:
Fenomena herd mentality mudah kita temukan dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk yang cukup beragam. Apakah kamu pernah melakukan beberapa hal berikut? Inilah contoh nyata dari herd mentality yang sudah kita bahas tadi.
Setelah mengetahui apa itu herd mentality, dampak, serta bentuk perilakunya. Ada beberapa cara yang dapat kamu lakukan agar tidak terjebak dalam herd entality yang berdampak negatif. Dalam menghindari atau mengatasi herd mentality, kamu memerlukan kesadaran diri dan sikap kritis, yaitu:

Herd mentality adalah bagian dari sifat manusia sebagai makhluk sosial yang suka mengikuti arus mayoritas. Fenomena ini bisa membawa manfaat jika digunakan untuk mengedukasi dan menyebarkan tren positif, tapi juga bisa berbahaya jika menyebabkan tawuran, bullying, penyebaran hoax, panic buying, atau keputusan yang tidak masuk akal. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu berpikir kritis sebelum mengikuti apa yang dilakukan orang banyak.
*****

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.
