Majalah Sunday

Kamu Nggak Malas, Kamu Cuma Capek — Yuk, Ubah Cara Lihat Produktivitas!

Penulis: Munira Alaydrus – UIN Jakarta

Pernah nggak sih kamu rebahan sebentar karena capek, tapi malah ngerasa bersalah? Kepikiran tugas, kegiatan sekolah, atau target pribadi yang belum kelar, padahal kamu cuma pengin istirahat lima menit aja. Rasanya kayak ada suara kecil di kepala yang bilang, “Kok lo santai sih? Harusnya produktif dong!” 

Padahal, bisa jadi kamu bukan malas , kamu cuma capek.
Tanpa sadar, banyak dari kita tumbuh dalam budaya yang nganggep sibuk itu keren, dan produktif itu wajib setiap hari. Akibatnya, kita terus ngejar hal-hal yang bikin lelah tanpa sadar kalau energi dan pikiran kita juga butuh jeda.

Nah, kalau kamu sering ngerasa gini, berarti udah waktunya ubah cara pandang soal produktivitas. Yuk, bahas bareng kenapa kamu nggak harus selalu produktif, dan gimana caranya supaya kamu tetap berkembang tanpa bikin diri sendiri kelelahan.

Sibuk Bukan Berarti Produktif

remaja merasa bersalah saat istirahat, padahal butuh recharge energi agar tetap produktif

Sekarang coba deh kamu pikir , berapa kali kamu ngerasa sibuk seharian, tapi hasilnya nggak kelihatan? Udah belajar, rapat organisasi, bantu kegiatan sekolah, tapi ujung-ujungnya malah ngerasa kosong dan capek banget.

Nah, itu karena sibuk dan produktif itu dua hal yang beda.
Sibuk berarti kamu banyak kegiatan, tapi belum tentu semua penting. Sementara produktif berarti kamu fokus pada hal yang benar-benar memberi dampak , buat tujuanmu, bukan sekadar checklist harian.

Contohnya, kamu bisa aja ngabisin waktu berjam-jam belajar tanpa fokus, tapi nggak inget apa-apa. Sebaliknya, kalau kamu belajar satu jam dengan energi penuh dan pikiran jernih, hasilnya bisa jauh lebih efektif.
Jadi, bukan seberapa lama kamu kerja, tapi seberapa bijak kamu ngatur energi dan prioritas.

Tanda-Tanda Kamu Lagi Overload

Kadang, kita nggak sadar kalau tubuh dan pikiran udah kasih sinyal kalau mereka “kelebihan beban.”
Berikut beberapa tanda yang sering banget dialami remaja, dan mungkin kamu juga ngerasain:

Kerja Terus Sampai Lupa Waktu

Kamu ngerjain tugas sampai tengah malam, skip makan karena “nanti aja,” padahal tubuhmu udah lelah banget. Akhirnya malah sakit, dan semua yang kamu kejar jadi tertunda.

Ngerasa Bersalah Saat Istirahat

Baru rebahan lima menit, tapi pikiran langsung nyalahin diri sendiri. “Duh, harusnya aku belajar, bukan scroll TikTok.” Padahal, istirahat sebentar itu bukan dosa, itu kebutuhan.

Bingung Mau Mulai dari Mana

Kepala penuh banget sama to-do list, sampai akhirnya kamu nggak ngapa-ngapain karena bingung mulai dari mana.

Nah, semua itu bukan tanda kamu malas , tapi tanda kamu capek secara mental dan emosional.

Budaya Hustle dan Tekanan “Harus Sukses Cepat”

Sekarang bayangin deh, di timeline kamu isinya orang-orang yang kelihatannya produktif banget, ada yang ikut lomba, magang, belajar hal baru, bikin proyek pribadi. Sementara kamu masih berjuang ngerjain tugas yang numpuk.

Tanpa sadar, budaya “hustle” bikin kita ngerasa ketinggalan.
Kita jadi ngejar kesibukan bukan karena mau, tapi karena takut dibilang gagal atau malas. Padahal, produktivitas itu bukan lomba, dan setiap orang punya ritme hidup yang beda.

Kalau kamu terus maksa diri buat aktif tanpa jeda, hasilnya malah burnoutFun fact: otak manusia cuma bisa fokus maksimal 4–6 jam sehari. Selebihnya, produktivitas justru turun.

Jadi kalau kamu maksa diri kerja terus, yang kamu hasilkan bukan kemajuan, tapi kelelahan.

Ubah Mindset “Harus Produktif” Jadi “Produktif Sehat”

Sekarang waktunya pelan-pelan ubah cara pandang. Karena produktif bukan berarti kerja terus, tapi gimana kamu bisa jaga energi dan keseimbangan diri.

Ubah Makna Produktif

Produktif itu bukan berarti kamu harus sibuk setiap waktu, tapi tahu kapan harus berhenti. Kadang, justru dengan diam, kamu bisa dapet ide baru yang nggak muncul waktu kamu lagi memaksa diri.

Produktif dengan mengatur energi biar nggak cepat burnout
Mengatur energi bikin kamu tetap produktif tanpa ngerasa overwhelmed dan capek berlebihan. Photoby Canva.com

Beri Waktu untuk Recharge

Coba pikirin deh , HP aja harus di-charge tiap malam, masa kamu enggak?
Beristirahat bukan berarti buang waktu, tapi cara buat ngisi ulang energi biar kamu bisa kembali fokus dengan kepala yang segar.

Tetapkan Batasan Waktu

Kamu berhak punya waktu buat diri sendiri.
Tentukan jam belajar, jam main, dan jam istirahat. Dengan batasan yang jelas, kamu bisa lebih fokus ke hal penting tanpa ngerasa dikejar-kejar waktu.

Latih Self-Compassion

Kamu nggak harus sempurna buat pantas istirahat.
Hargai hal kecil yang udah kamu lakuin hari ini, entah itu ngerjain satu tugas, bantu orang tua, atau sekadar bertahan di hari yang berat. Karena bertahan saja sudah cukup produktif.

Kamu Nggak Malas, Kamu Cuma Butuh Napas

Ternyata, produktif itu bukan tentang seberapa banyak kamu ngelakuin hal, tapi seberapa sadar kamu ngejalaninnya.
Kamu berhak istirahat tanpa rasa bersalah, karena istirahat juga bagian dari proses tumbuh. 

Mulai sekarang, kalau kamu ngerasa capek, berhenti sebentar bukan berarti mundur.
Itu artinya kamu lagi ngumpulin tenaga buat lanjut dengan cara yang lebih baik.

 Jadi, gimana kalau hari ini kamu kasih izin buat diri sendiri buat nggak ngapa-ngapain dulu?
Karena istirahat bukan berarti kamu nyerah, itu justru caramu biar tetap kuat di perjalanan panjang ini.
Pada akhirnya, produktif itu nggak harus capek terus.

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 3