Majalah Sunday

Masih Kenal Suara Gambang Kromong? Saatnya Dengerin Lagi!

Penulis: Adistya Armitayana – UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pernah dengar musik dengan suara khas perpaduan gong, alat gesek, dan nada-nada ceria yang langsung bikin suasana hidup? Yup, itulah Gambang Kromong — hasil perpaduan budaya Tionghoa dan pribumi Betawi.

Nama Gambang Kromong mungkin terdengar asing bagi banyak remaja di tengah banyaknya lagu viral dan remix modern. Padahal, musik ini dulu punya tempat penting banget di hati masyarakat Betawi. Sekarang, memang nggak banyak yang masih memainkan, tapi siapa bilang musik tradisional udah nggak relevan? Semuanya tergantung dari seberapa besar keinginan kita buat mengenal dan menghidupkan kembali budayanya. Yuk, kenalan lagi sama musik tradisional khas Betawi ini!

Asal-Usul Gambang Kromong

Awalnya, musik ini dimainkan oleh masyarakat Cina Benteng di Batavia untuk menyambut tamu dari Tiongkok. Lama-lama, Gambang Kromong berkembang jadi bagian dari kehidupan masyarakat Betawi dan sering banget tampil di pesta pernikahan adat. Alat musiknya pun unik: ada gambang, kromong, tehyan, sukong, kecrek, sampai gong — semua punya peran penting buat ngasih warna ceria khas Betawi. Menariknya, di tahun 1970-an, seniman legendaris Benyamin Sueb sempat memadukan Gambang Kromong dengan sentuhan rock dan blues. Hasilnya? Musik tradisional ini terasa lebih hidup dan bisa diterima lintas generasi — dari yang tua sampai yang muda.

Pernah dengar musik dengan suara khas perpaduan gong, alat gesek, dan nada-nada ceria yang langsung bikin suasana hidup

Eksistensi dan Peran Generasi Muda di Era Modern

Sekarang, masih ada kok komunitas yang tetap mainin musik ini. Salah satunya adalah Sanggar Setia Muda. Seperti namanya, sebagian besar anggotanya adalah anak muda. Sanggar ini awalnya didirikan oleh seorang guru ekskul Gambang Kromong di sekolah. Dari situ, murid-murid berbakat diajak gabung. Sanggar ini bukan cuma tempat latihan, tapi juga wadah buat regenerasi seniman muda. Ada yang datang dari sekolah, ada juga remaja sekitar yang tertarik ikut gabung. Dengan begitu, Gambang Kromong nggak cuma bertahan, tapi juga berkembang bareng generasi barunya.

Zaman sekarang, pertunjukan gambang kromong nggak cuma bisa dilihat di panggung, tapi juga di layar ponsel kamu. Beberapa grup modern mulai memadukan musiknya dengan unsur teater, tarian, dan konten digital biar lebih menarik buat anak muda.

Seperti yang diceritakan Sarah Dwi Anjani, salah satu penonton muda yang sempat menyaksikan pertunjukan grup Suara Lama, “Penampilan mereka unik banget. Grup itu dibentuk karena keresahan terhadap budaya — padahal suku mereka bukan Betawi, tapi Jawa. Mereka punya kepedulian untuk melestarikan budaya Betawi lewat Gambang Kromong yang dikemas menarik buat Gen Z,” ujar Sarah.

Menurut Sarah, banyak anak muda sebenarnya nggak menolak musik tradisional, cuma merasa musiknya “gitu-gitu aja.” Padahal sekarang udah banyak inovasi — alat musik bisa dikolaborasikan dengan tarian, teater, bahkan genre modern.

“Kalau dikemas lebih eye-catching, musik tradisional bisa banget jadi tren baru di kalangan muda,” tambahnya.

Sarah juga percaya bahwa peran generasi muda bukan cuma jadi penonton, tapi juga pelaku budaya. “Kita jangan cuma nonton, tapi juga cobain — main alat Gambang Kromong, nari Betawi, atau masak makanan tradisional. Karena kalau ikut terlibat, kita bisa ngerasain langsung serunya jadi bagian dari budaya itu,” katanya.

Menurutnya, Gen Z itu penasaran dan kreatif. Mereka cuma butuh kesempatan buat terlibat. Begitu mereka coba dan merasakan sendiri, mereka bakal sadar bahwa budaya Indonesia itu nggak kuno — justru keren banget kalau dikemas dengan cara yang kekinian. Dengan ide-ide kreatif, kolaborasi lintas genre, dan kekuatan media sosial, generasi muda bisa bantu musik tradisional seperti Gambang Kromong tetap hidup berdampingan dengan tren modern.

Gambang Kromong mungkin bukan lagu yang kamu dengar tiap hari, tapi itu bukan alasan buat dilupain. Tradisi bisa tetap eksis selama masih ada yang mau ngenalin dan ngehidupin lagi. Jadi, sebelum kamu scroll lagu baru di playlist, coba deh dengerin suara khas Betawi ini — biar nggak cuma tahu budaya luar, tapi juga bangga sama budaya sendiri.

Seperti kata Sarah, “Kalau kita ikutan, kita akan mikir — ternyata budaya Indonesia itu keren banget! Dan kalau dikemas dengan cara yang menarik, siapa bilang musik tradisional nggak bisa hits di era modern?”

Yuk, dukung dan kenali lagi musik tradisional kayak Gambang Kromong, biar tetap punya tempat di hati generasi sekarang!

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 23