Majalah Sunday

Mengenal Apa Itu Amnesia Disosiatif

Penulis: Ari Setiawan

Ilustrasi: Mikail Abubakar

Pernah dengar tentang orang yang tiba-tiba lupa siapa dirinya sendiri atau tidak ingat kejadian penting dalam hidupnya? Fenomena itu bukan cuma ada di film, lho. Kondisi seperti ini benar-benar ada dan dikenal dengan istilah amnesia disosiatif – sebuah gangguan mental yang terjadi akibat stres berat atau trauma psikologis yang mendalam.

Apa Itu Amnesia Disosiatif?

Amnesia disosiatif adalah gangguan kejiwaan berupa hilangnya ingatan secara parah yang tidak bisa dijelaskan oleh faktor medis seperti penyakit otak atau cedera. Biasanya, seseorang kehilangan kemampuan untuk mengingat informasi pribadi atau pengalaman traumatis. Jadi, bukan sekadar lupa biasa karena kelelahan atau pikiran kosong, melainkan kehilangan sebagian ingatan yang benar-benar terhapus dari kesadaran.​

Kondisi ini masuk dalam kategori gangguan disosiatif dalam Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III) dengan kode F44.0. Kalau sampai disertai perilaku meninggalkan rumah dan membentuk identitas baru sementara, kondisi itu disebut fugue disosiatif (F44.1).​

Penyebab dan Mekanisme Terjadinya Amnesia Disosiatif

Biasanya, amnesia disosiatif terjadi setelah seseorang mengalami trauma psikologis berat seperti kekerasan fisik, pelecehan, kecelakaan, perang, atau bencana alam. Saat itu, otak kita seolah-olah menekan ingatan yang terlalu menyakitkan karena tidak mampu menanggung emosi yang muncul.​

Dengan kata lain, ingatan tersebut tidak hilang selamanya—hanya terkubur sangat dalam di pikiran bawah sadar. Ini merupakan bentuk pertahanan diri alami agar seseorang bisa tetap berfungsi sehari-hari tanpa terus-menerus terbayang pengalaman menyakitkan itu.

Lupa akan sesuatu yang penting banget, yang disebabkan ada bagian dari dirimu yang “menghilang”, hal ini disebut amnesia disosiatif

Gejala Utama Amnesia Disosiatif

Gejala amnesia disosiatif bisa berbeda pada tiap orang, tetapi umumnya meliputi:

  • Hilangnya memori tentang waktu, kejadian, seseorang, atau informasi pribadi.

  • Perasaan seperti terlepas dari diri sendiri atau emosi yang terasa datar.

  • Tidak yakin dengan identitas diri.

  • Kesulitan menghadapi atau mengelola stres emosional.

  • Munculnya gejala tambahan seperti depresikecemasan, atau bahkan kecenderungan bunuh diri jika trauma tidak diatasi dengan baik.​

Biasanya, kehilangan ingatan ini terjadi secara tiba-tiba dan bisa berlangsung beberapa menit hingga bertahun-tahun. Beberapa orang tidak menyadari bahwa mereka kehilangan memori tertentu sampai ada orang lain yang mengingatkan mereka tentang kejadian yang dilupakan.

Jenis-Jenis Amnesia Disosiatif

Para ahli mengelompokkan amnesia disosiatif ke dalam beberapa jenis:

  1. Amnesia Lokal: Lupa seluruh peristiwa yang terjadi selama periode waktu tertentu, biasanya yang berkaitan dengan trauma.​

  2. Amnesia Selektif: Mengingat sebagian kejadian traumatis, tapi melupakan bagian tertentu yang menyakitkan.

  3. Amnesia Umum: Tidak bisa mengingat sebagian besar riwayat hidup, termasuk identitas pribadi dan informasi umum.

  4. Amnesia Sistematis: Lupa hanya tentang kategori informasi tertentu, misalnya semua hal tentang seseorang tertentu.

  5. Amnesia Fugue: Kondisi unik di mana seseorang bisa meninggalkan rumah, bepergian, lalu membentuk identitas baru tanpa sadar kehilangan memori lamanya. Biasanya ini berlangsung sementara.

Menariknya, pada beberapa kasus, ingatan dapat kembali secara perlahan atau tiba-tiba setelah terjadi sesuatu yang memicu emosi atau memunculkan konteks lama, seperti tempat, bau, atau suara yang familiar.​

Diagnosis dan Pengobatannya

Mendiagnosis amnesia disosiatif tidak bisa dilakukan sembarangan. Dokter dan psikolog biasanya akan melakukan:

  • Evaluasi medis untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab fisik seperti cedera otak atau penyakit neurologis.

  • Wawancara mendalam mengenai pengalaman hidup, terutama kejadian traumatis.

  • Tes psikologis tambahan bila dibutuhkan.

Setelah diagnosis ditegakkan, penanganan utama adalah psikoterapi. Melalui terapi, individu dibantu untuk menghadapi trauma yang memicu kehilangan memori serta belajar menerima dan memproses emosi yang dulunya ditekan. Dalam beberapa kasus, terapi bisa didukung dengan teknik tambahan seperti hipnosis ringan atau wawancara dengan obat untuk membantu menelusuri ingatan tersembunyi.​

Selain terapi, dukungan lingkungan dan keluarga juga berperan besar. Orang dengan amnesia disosiatif membutuhkan rasa aman agar berani menghadapi dan berdamai dengan pengalaman yang menyakitkan.

Penutup: Ingatan yang Hilang, Luka yang Tertanam

Amnesia disosiatif bukan sekadar “lupa”, tapi cara pikiran melindungi diri dari rasa sakit emosional yang ekstrem. Walau terdengar menakutkan, kondisi ini bisa ditangani dengan baik lewat dukungan profesional dan lingkungan yang penuh empati.

Kalau kamu atau seseorang di sekitar kamu mengalami kehilangan memori setelah peristiwa traumatis, jangan menyepelekannya. Menghubungi psikolog atau psikiater bisa jadi langkah pertama untuk pulih dan menemukan kembali bagian diri yang hilang. Ingat, memulihkan diri bukan berarti kembali seperti dulu, tapi belajar hidup dengan kedamaian di masa kini.

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 108