Penulis: Masrury Hady Jaya- Universitas Brawijaya
Restu keluarga menjadi kunci penting bagi terciptanya kebahagiaan dan keharmonisan suatu hubungan. Keluarga bukan hanya tempat bernaung, tetapi juga memiliki peran besar dalam menentukan masa depan pasangan, dukungan dari orang tua mampu memberi kekuatan serta rasa tenang, sedangkan penolakan justru kerap menimbulkan keraguan, tekanan, bahkan berdampak pada konflik batin yang mendalam. Pasangan sering merasa bingung: Perlukah hubungan dipertahankan, atau lebih baik diakhiri supaya tidak terjadi pertentangan dengan keluarga? Hal ini tidak mudah, karena harus memilih antara menuruti keinginan hati atau menjaga hubungan baik dengan keluarga. Pembahasan mengenai restu keluarga menjadi menarik untuk dibahas lebih dalam, sebab memperlihatkan benturan antara cinta dan kewajiban, antara keinginan pribadi dan persetujuan orangtua.
Orang tua kadang tidak langsung memberi restu pada hubungan anaknya karena beberapa alasan, salah satunya adalah perbedaan latar belakang, misalnya beda agama, budaya, atau status sosial. Faktor ekonomi juga sering dipertimbangkan, terutama kalau pasangan dinilai belum mapan untuk membangun rumah tangga. Sikap atau sifat pasangan yang dianggap kurang cocok, seperti malas atau mudah marah, juga bisa membuat orang tua ragu. Terkadang penolakan muncul karena pengaruh cerita atau pengalaman orang lain yang membentuk pandangan negatif terhadap pasangan. Semua hal ini menunjukkan bahwa restu orang tua tidak hanya soal perasaan semata, melainkan juga pertimbangan logis, sosial, dan pengalaman yang mereka anggap penting demi kebaikan anaknya.
Penolakan orang tua bukan selalu berarti mereka tidak menyukai pasangan anaknya, namun ada kalanya, mereka terlalu sayang dan takut anaknya tidak bahagia, sehingga memilih untuk lebih berhati-hati dalam memberi restu. Pada dasarnya, sikap orang tua lahir dari rasa khawatir sekaligus keinginan agar anaknya mendapat pasangan yang benar-benar bisa membawa kebahagiaan dan menjamin masa depan yang lebih baik.
Dampak hubungan yang tidak direstui dapat membuat hubungan antara anak dan orang tua menjadi renggang. Komunikasi tidak lagi berjalan dengan baik, muncul rasa kecewa, dan suasana keluarga kehilangan kehangatannya, jika hubungan tetap diteruskan tanpa restu, pasangan juga berisiko menghadapi tekanan dari lingkungan, seperti cibiran, gosip, atau kurangnya dukungan dari orang-orang sekitar. Dampak lainnya, pasangan bisa merasa minder karena tidak memperoleh dukungan penuh dari keluarga. Kondisi ini dapat menurunkan rasa percaya diri, menimbulkan ketidaknyamanan, dan membuat hubungan terasa semakin sulit untuk dijalani.
Hubungan yang tidak direstui disatu sisi memiliki dampak positif juga, pasangan dapat semakin termotivasi untuk membuktikan keseriusan dan komitmen mereka, baik dengan memperbaiki diri maupun membangun masa depan yang lebih baik, namun restu keluarga punya peran besar dalam menjaga keharmonisan hubungan dan membuat pasangan lebih tenang dalam menjalani hidup bersama.
Saat kondisi kamu sedang menjalani hubungan yang tidak direstui, wajar kalau ada keinginan untuk tetap bertahan, namun sebelum memutuskan ada baiknya dipikirkan dulu beberapa hal penting. Pertama, tanyakan pada diri sendiri: Apakah kamu siap menanggung konsekuensi jika hubungan ini membuat jarak dengan keluarga semakin jauh? Restu orang tua itu bukan hanya formalitas, tapi bisa jadi sumber kekuatan ketika masalah datang.
Kedua, coba perhatikan lagi pasanganmu. Apakah dia memang sosok yang bisa diajak membangun masa depan bersama atau hanya sebatas cinta yang membuatmu bertahan? Lalu, pikirkan juga hubunganmu dengan keluarga, Apakah ada kesempatan untuk memperbaiki ikatan dengan keluarga atau justru akan semakin retak jika hubungan ini terus dijalani? Pada akhirnya, bertahan bukan hanya soal rasa sayang, tapi juga tentang apakah hubungan ini bisa membuatmu tenang, bahagia, dan punya masa depan yang lebih baik. Jadi, jangan terburu-buru, pertimbangkan baik-baik sebelum melangkah lebih jauh.
Menghadapi penolakan keluarga dalam hubungan memang tidak mudah, tapi ada beberapa cara yang bisa membantu supaya semuanya lebih baik. Pertama, tetap tenang dan sabar, jangan langsung marah atau memaksa keluarga menerima pasanganmu. Memberi waktu dan bersikap dewasa bisa membuat mereka melihat keseriusanmu. Kedua, cobalah berbicara terbuka dengan keluarga, dengarkan kekhawatiran mereka dan jelaskan alasanmu dengan cara yang sopan dan jelas. Selanjutnya, tunjukkan bahwa kamu dan pasangan bertanggung jawab, misalnya dalam pekerjaan, pendidikan, atau kehidupan sehari-hari, karena hal ini biasanya membuat keluarga lebih percaya. Kamu juga bisa meminta bantuan orang terdekat atau anggota keluarga lain untuk menjembatani komunikasi. Terakhir, pikirkan lagi apakah hubungan ini sehat dan membawa kebahagiaan dalam jangka panjang, dengan cara-cara ini, meski restu belum diperoleh, kamu tetap bisa menghadapi situasi dengan bijak dan menjaga hubungan tetap baik.
*****
Restu keluarga memegang peran penting dalam menjaga kebahagiaan dan keharmonisan hubungan. Penolakan biasanya muncul karena kekhawatiran orang tua akan masa depan anak, bukan semata-mata karena tidak menyukai pasangan. Hubungan tanpa restu bisa menimbulkan tekanan, rasa minder, dan jarak dengan keluarga, tetapi di sisi lain juga bisa memotivasi pasangan untuk lebih bertanggung jawab dan serius. Dengan bersikap sabar, berkomunikasi terbuka, dan menunjukkan keseriusan serta tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari, pasangan dapat menghadapi penolakan dengan bijak dan tetap menjaga hubungan agar harmonis, meski restu keluarga belum diperoleh.
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.