Penulis: Sindi Alfian Aziz – Universitas Brawijaya
Pernah gak sih kamu merasa capek karena siklus hubungan yang gak sehat—putus, nyambung, putus lagi, nyambung lagi? Fenomena ini ternyata bukan hal yang asing, terutama di kalangan remaja.
Lalu, kenapa ada remaja yang terjebak dalam siklus hubungan yang tidak sehat seperti ini?
1. Takut Kesepian
Bagi banyak orang, kehilangan pasangan bisa, seperti sebuah mimpi buruk. Apalagi kalau kamu sudah terbiasa berbagi cerita setiap hari dengan pasangan. Walaupun hubungan putus nyambung, mungkin terasa lebih mudah daripada benar-benar putus dengan pasangan.
2. Terjebak Nostalgia
Terkadang memori dan kenangan indah bersama pasangan membuat kita melupakan hal-hal sakit yang telah membuat putus hubungan. Tanpa sadar, kita jadi lebih mudah memaafkan walaupun masalah belum selesai sepenuhnya.
3. Gagal Membuat Batasan
Terkadang setelah putus hubungan, tanpa sadar mereka tetap melanjutkan kebiasaan saat menjadi pasangan. Hal ini yang membuat peluang untuk balikan terbuka kembali.
4. Harapan untuk Berubah
Adanya harapan bahwa pasangan atau hubungan dapat berubah menjadi lebih baik lagi. Meskipun telah dikecewakan berkali-kali. Sayangnya, terkadang kenyataan sering berkata lain.
Hubungan yang terus putus nyambung bisa membawa dampak negatif, seperti:
1. Kesehatan Mental Menurun
Rasa cemas, tidak aman, dan emosional naik turun bisa melelahkan secara psikologis.
2. Menurunnya Rasa Percaya Diri
Sering merasa gagal dalam hubungan yang bisa membuat kamu mempertanyakan nilai diri sendiri dan berakhir tidak percaya diri.
3. Membuang Waktu dan Energi
Kamu jadi tidak mempunyai ruang untuk bertumbuh atau mengenal orang baru yang lebih sehat untukmu.
Setiap orang mempunyai perjalanan cintanya masing-masing. Tapi perlu pertimbangkan juga, apakah hubunganmu lebih sering membuatmu bahagia atau malah terluka?
Selalu ingat, mencintai seseorang itu wajar, tapi mencintai diri sendiri jauh lebih penting.
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.