Penulis: Nurul Annisa Aprianti – UNJ”
Di era digital yang serba cepat ini, kecerdasan buatan (AI) seperti ChatGPT, Bing AI, dan Gemini semakin banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, mulai dari mengerjakan tugas sekolah hingga mencari ide kreatif. Namun, meski AI terlihat canggih, hasil jawabannya kadang bisa meleset dari harapan. Nah, salah satu penyebab utamanya adalah prompt AI yang kurang tepat. Prompt AI, atau perintah yang kita berikan ke sistem, sangat menentukan seberapa baik AI memahami dan menjalankan instruksi kita.
Sayangnya, belum semua orang tahu bahwa membuat prompt AI tidak bisa asal-asalan. Prompt yang efektif harus jelas, terarah, dan sesuai dengan konteks yang diinginkan. Dengan memahami cara menyusun prompt yang baik, kita bisa mendapatkan hasil kerja AI yang jauh lebih akurat dan bermanfaat. Untuk itu, artikel ini akan mengulas serba-serbi tentang prompt AI mulai dari pengertian, cara kerja, hingga tips membuat prompt yang bikin AI “nurut” dan hasilnya makin maksimal.
Prompt AI adalah perintah berbentuk teks yang kita ketikkan ke dalam sistem kecerdasan buatan agar AI bisa memahami apa yang kita mau dan memberikan hasil sesuai kebutuhan. Contohnya gampang: saat kamu menulis instruksi di ChatGPT seperti “Tolong buatkan caption Instagram yang lucu,” maka kalimat itu adalah prompt AI. Dari situ, AI akan bekerja menghasilkan jawaban sesuai arahanmu.
Sekilas, memberi perintah ke AI memang terdengar simpel. Tinggal ketik, lalu tunggu jawaban. Tapi jangan salah, hasil yang kamu terima sangat bergantung pada seberapa jelas dan spesifik kamu menyusun promptnya. Semakin lengkap kamu menjelaskan apa yang kamu butuhkan, semakin besar kemungkinan AI memberi jawaban yang tepat sasaran.
Bayangin kamu mau bikin undangan email untuk webinar yang ditujukan ke para profesional. Kamu bisa aja nulis prompt seperti, “Tolong buatkan undangan email webinar.” Tapi, hasilnya bisa terlalu umum. Nah, kalau kamu tambahkan detail seperti siapa yang diundang, siapa pembicaranya, dan bagaimana cara daftar, AI akan punya gambaran lebih jelas, dan hasil emailnya pun lebih sesuai harapan.
Intinya, prompt AI yang bagus itu seperti ngobrol dengan asisten pribadi, jelas, lengkap, dan nggak bikin bingung. Jadi, makin kamu jago menyusun prompt, makin canggih juga hasil kerja AI-mu nanti!
Biar AI bisa memberikan hasil yang sesuai harapan, kamu perlu tahu cara menyusun prompt yang tepat. Tidak cukup cuma asal ketik perintah kamu harus jelas, terarah, dan komunikatif. Nah, berikut beberapa tips penting agar AI bisa lebih “nurut” dan hasilnya makin maksimal!
Bayangkan kamu sedang berbicara dengan seorang asisten yang cerdas tapi tidak bisa membaca pikiranmu. Kamu perlu menyampaikan perintah secara rinci, sopan, dan jelas agar dia bisa membantu dengan tepat.
AI akan lebih memahami jika kamu menjelaskan latar belakang atau tujuannya. Misalnya, “Tulis artikel pendek untuk anak SMA tentang pentingnya hemat energi.” Dengan begitu, AI tahu siapa targetnya dan bagaimana gaya bahasanya.
Gunakan kata seperti tuliskan, buatkan, jelaskan, atau rancang. Ini membantu AI memahami bahwa kamu sedang memberi perintah, bukan hanya menyampaikan ide umum.
Kalau kamu ingin jawaban berupa poin-poin, paragraf, tabel, atau dialog, langsung tulis di prompt. Contoh: “Buatkan ringkasan isi buku dalam bentuk poin.”
Kalau ingin jawaban singkat, sebutkan jumlah kata atau kalimatnya. Misalnya: “Jelaskan dalam 2 paragraf saja,” atau “Jawab dalam 100 kata.”
Kalau kamu ingin gaya tertentu, misalnya lucu, formal, atau mirip influencer berikan contoh singkat supaya AI bisa meniru gaya itu dengan lebih akurat.
AI bisa menyesuaikan gaya tulisannya apakah ingin santai, profesional, edukatif, atau persuasif. Jangan lupa tentukan ini di awal prompt.
Jangan campur-campur bahasa dalam satu prompt (misal setengah Inggris setengah Indonesia), karena ini bisa bikin AI bingung.
Kalau hasil pertama belum sesuai harapan, ubah atau tambah konteks di prompt. AI justru bisa memberikan jawaban lebih baik setelah kamu coba beberapa versi prompt.
Setelah diskusi panjang atau input banyak, kamu bisa minta AI merangkum informasi. Contoh: “Tolong ringkas diskusi kita tentang membuat konten edukatif di TikTok.”
Pertama, tentukan peran atau identitas AI dalam prompt. Dengan memberikan peran, AI dapat menyesuaikan gaya bahasa, sudut pandang, dan cara penyampaian informasi. Misalnya, kamu bisa memulai prompt dengan kalimat seperti, “Kamu adalah seorang guru,” atau “Bayangkan kamu seorang ahli pemasaran digital.” Ini membantu AI untuk lebih fokus menjawab sesuai dengan konteks profesi atau karakter yang diinginkan.
Task adalah inti dari prompt yang berisi instruksi jelas mengenai apa yang harus AI lakukan. Gunakan kalimat perintah yang spesifik dan langsung, agar hasil yang diperoleh juga fokus dan relevan. Contohnya seperti, “Tuliskan artikel tentang manfaat membaca buku,” atau “Buatkan caption Instagram yang memotivasi.” Tugas yang terlalu umum bisa membuat output AI menjadi kurang terarah.
Selain tugas utama, berikan petunjuk teknis yang mengarahkan AI bagaimana menyusun jawabannya. Ini bisa berupa format teks (paragraf, daftar poin, tabel), panjang tulisan, atau gaya bahasa yang diinginkan (formal, santai, lucu). Contoh petunjuk: “Tulis dalam 3 paragraf dengan bahasa santai,” atau “Susun dalam bentuk daftar bullet point.” Dengan instruksi yang jelas, hasil AI akan lebih sesuai ekspektasi.
Terakhir, tambahkan konteks yang memperjelas latar belakang permintaan. Konteks ini berisi informasi seperti target audiens, platform penggunaan konten, atau tujuan khusus. Misalnya, “Konten ini untuk edukasi siswa SMA,” atau “Caption ini akan diposting di Instagram untuk kalangan muda.” Konteks membantu AI menyesuaikan nada dan isi agar lebih tepat sasaran.
“Saya adalah siswa SMA yang sedang membuat tugas presentasi tentang Dampak Perubahan Iklim. Tolong buatkan materi presentasi dengan beberapa sub judul, yaitu: Penyebab Perubahan Iklim, Dampak pada Lingkungan, dan Upaya Penanggulangan. Jelaskan setiap sub judul dengan bahasa yang mudah dipahami, masing-masing sekitar 3-4 kalimat, supaya mudah dipresentasikan.”
Prompt di atas tentunya akan efektif, alasannya:
Meskipun tidak eksplisit menyebutkan “AI sebagai guru” atau sejenisnya, peran pengguna yaitu “siswa SMA” sudah jelas disebutkan. Ini membantu AI menyesuaikan gaya bahasa dan tingkat kesulitan agar cocok untuk siswa SMA.
Prompt dengan jelas menyatakan tugas yang diminta, yaitu “membuat materi presentasi tentang Dampak Perubahan Iklim” dengan sub judul yang spesifik. Ini mengarahkan AI untuk fokus pada topik dan struktur konten yang tepat.
Petunjuk teknis diberikan dalam bentuk permintaan menjelaskan setiap sub judul dengan “bahasa yang mudah dipahami” dan “masing-masing sekitar 3-4 kalimat.” Ini membuat output lebih ringkas dan mudah dicerna saat presentasi.
Konteks berupa “siswa SMA” dan kebutuhan untuk tugas presentasi membantu AI memahami audiens dan tujuan konten. Sehingga bahasa dan penyajian informasi dibuat sederhana, jelas, dan efektif untuk dipresentasikan.
*****
Membuat prompt AI yang efektif membantu kita sebagai pelajar SMA/SMK akan mendapatkan jawaban yang jelas, tepat, dan sesuai kebutuhan belajar mereka. Dengan menyusun prompt yang terstruktur memuat peran AI, tugas, instruksi, dan konteks. Kita bisa memaksimalkan fungsi AI untuk membuat tugas, presentasi, atau materi belajar dengan lebih cepat dan mudah dipahami. Cara ini tidak hanya mempercepat proses belajar, tapi juga melatih kemampuan berpikir kritis dan keterampilan digital yang penting di zaman sekarang.
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.