Majalah Sunday

Scrolling Tanpa Sadar, Minder Tanpa Alasan:
Cara Keluar dari Social Comparison Trap di Media Sosial!

Penulis: Nurul Annisa Aprianti – UNJ

Social Comparison itu di mana kamu sering kali membandingkan diri dengan orang-orang terdekat kita, seperti saudara, teman sekolah, tetangga atau yang lain. Kayaknya itu sudah menjadi sifat dasar manusia. Hal ini sebenarnya wajar dan bisa saja jadi acuan kamu untuk berkembang dan menjadi lebih baik. Sebaliknya, perbandingan ini bisa menjadi masalah ketika  iri dengan pencapaian orang lain, hal ini bisa membuat stress, selalu merasa kurang, kehilangan rasa percaya diri, dan bahkan bisa menimbulkan kecemasan yang berlebihan.

Tanpa disadari, dengan scrolling media sosial setiap saat tiba-tiba kamu merasa minder dengan unggahan temanmu di Instagram, lalu kamu menyalahkan diri kamu kenapa tidak bisa seperti dia. Mulai sekarang berhenti scroll media sosial terlalu sering dan membandingkan dirimu dengan orang lain.  Unggahan di sosial media itu belum sepenuhnya menggambarkan kehidupan mereka itu hanya sebagian kecil yang mereka tampilkan. Karena hampir semua orang hanya menampilkan sisi terbaik dari hidup mereka hingga pencapaian, liburan, karier, dan kebahagiaan mereka.

Dari sinilah muncul fenomena yang disebut Social Comparison Trap atau jebakan perbandingan sosial. Kita mulai terjebak dalam kebiasaan membandingkan hidup kita dengan unggahan orang lain, padahal yang kita lihat hanyalah potongan kecil dari kenyataan. Akibatnya, kita merasa tertinggal, gagal, atau tidak cukup. Padahal sebenarnya kita hanya melihat “highlight” orang lain, bukan keseluruhan cerita hidupnya

Strategi Menghindari Social Comparison Trap.

Menyadari jebakan perbandingan memang penting, tetapi yang lebih penting adalah menerapkan strategi nyata untuk keluar darinya.

Melansir dari Mental Map To Wellness, berikut strategi yang bisa dilakukan untuk menghindari Social Comparison Trap.

social comparison bisa menurunkan kepercayaan diri dan memicu kecemasan, temukan strategi praktisnya dan fokus pada diri sendiri.

1. Latih Rasa Syukur: Bangun Pola Pikir Kelimpahan

Melatih rasa syukur adalah langkah sederhana namun sangat efektif untuk menghindari jebakan perbandingan sosial. Saat kamu fokus pada apa yang sudah dimiliki bukan yang belum tercapai. Kamu akan lebih mudah menghargai hidup dan merasa cukup. Rasa syukur membantu menggeser perhatian dari kekurangan menuju kelimpahan, sehingga kamu tidak lagi merasa perlu membandingkan diri dengan orang lain.

Ada beberapa cara praktis yang bisa kamu coba. Tulis 3–5 hal yang kamu syukuri setiap hari dalam jurnal, luangkan waktu untuk memvisualisasikan momen atau orang yang membuatmu merasa berterima kasih, atau pasang pengingat di ponsel untuk mengingatkanmu berhenti sejenak dan bersyukur atas hal-hal sederhana seperti kesehatan, keluarga, atau pencapaian pribadi.

2. Batasi Penggunaan Media Sosial: Buat Batasan untuk Konsumsi yang Lebih Sehat

Media sosial sering membuat kita terjebak dalam ilusi bahwa hidup orang lain lebih sempurna. Padahal, yang ditampilkan biasanya hanya bagian terbaiknya saja. Jika tidak hati-hati, ini bisa memicu rasa iri atau minder yang tidak perlu.

Agar lebih sehat secara mental, cobalah batasi waktu penggunaan media sosial, berhenti mengikuti akun yang membuatmu tidak nyaman, atau rehat sejenak dari dunia maya. Langkah sederhana ini bisa membantumu kembali terhubung dengan dirimu sendiri tanpa terus membandingkan hidupmu dengan orang lain.

3. Fokus pada Pertumbuhan Pribadi: Bandingkan Diri dengan Versi Dirimu yang Lalu

Daripada terus membandingkan diri dengan orang lain, lebih sehat jika kamu fokus pada pertumbuhan pribadimu sendiri. Setiap orang punya jalur hidup yang berbeda, jadi membandingkan hanya akan mengaburkan kemajuan yang sebenarnya sudah kamu capai.

Mulailah dengan menetapkan tujuan yang benar-benar penting dan sesuai dengan nilai hidupmu. Catat setiap progres, sekecil apa pun, dan rayakan setiap pencapaian sebagai bentuk apresiasi terhadap usaha dirimu sendiri. Dengan begitu, kamu akan lebih termotivasi dan merasa cukup tanpa harus melihat pencapaian orang lain sebagai tolak ukur.

social comparison bisa menurunkan kepercayaan diri dan memicu kecemasan, temukan strategi praktisnya dan fokus pada diri sendiri.
Jangan sampai kamu terjebak di Sosial Media!

4. Ubah Fokus dari Kompetisi Menjadi Kolaborasi

Daripada melihat orang lain sebagai pesaing, cobalah ubah perspektifmu menjadi lebih terbuka dan kolaboratif. Setiap orang punya jalannya masing-masing, dan pencapaian orang lain tidak berarti kegagalan untukmu. Memberikan pujian secara tulus, membangun hubungan dengan orang-orang yang memiliki semangat serupa, atau belajar dari mereka yang kamu kagumi bisa menjadi cara positif untuk tumbuh bersama. Dengan berkolaborasi dan mendukung satu sama lain, kamu justru akan merasa lebih terhubung dan termotivasi, bukan tertekan atau merasa tertinggal.

5. Latih Mindfulness dan Welas Diri (Self-Compassion)

Mindfulness dan self-compassion adalah dua kunci penting untuk mengatasi dampak negatif dari perbandingan sosial. Dengan mindfulness, kamu belajar menyadari kapan pikiran mulai membandingkan tanpa harus terjebak di dalamnya. Sementara itu, self-compassion mengajarkanmu untuk merespons perasaan tersebut dengan kelembutan, bukan kritik. Cukup duduk tenang selama beberapa menit dan fokus pada napas bisa membantu menenangkan pikiran. Saat merasa tidak cukup, ingatkan diri sendiri bahwa kamu sedang berproses, dan tak apa jika belum sampai di tujuan. Dengan kebiasaan ini, kamu akan lebih mampu menerima diri apa adanya.

6. Redefinisi Sukses dan Kebahagiaan Berdasarkan Standarmu Sendiri

Sering kali kita merasa tidak cukup hanya karena mengadopsi standar sukses yang ditetapkan oleh orang lain atau masyarakat. Padahal, setiap orang memiliki makna sukses dan bahagia yang berbeda. Luangkan waktu untuk benar-benar merenungkan apa yang paling penting dalam hidupmu, apakah itu keluarga, kreativitas, kesehatan, atau kontribusi pada orang lain. Tulislah misi hidup versi kamu sendiri sebagai pengingat arah yang ingin kamu tuju. Dengan begitu, kamu bisa menetapkan tujuan yang benar-benar sesuai dengan jati dirimu, bukan karena terpengaruh oleh pencapaian orang lain.

*****

Melepaskan diri dari Social Comparison Trap memang tidak mudah, tapi dengan strategi yang tepat dan konsistensi, kamu bisa membentuk pola pikir yang lebih sehat. Saat kamu lebih fokus pada pertumbuhan pribadi, rasa syukur, dan welas diri, kamu tidak hanya terbebas dari efek buruk perbandingan, tapi juga akan menemukan kedamaian dan kebahagiaan yang lebih autentik.

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, dan tips pelajar hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 126