Majalah Sunday

Heaven: Mystery of Hidden Gem School Part 09:
Kantor Press dan Layanan Cleaning Service

Penulis: Ingesia Aulia Kamila – Universitas Negeri Malang.

Chapter 9: Kantor Press dan Layanan Cleaning Service

“Kau keren sekali tadi di kelas kak Jordan” Tameem masih mengingat jelas bagaimana Heaven mempresentasikan alat pelacaknya.

“Terima kasih atas pujianmu, tapi aku tak pantas mendapatkannya, aku belajar lebih dahulu dari teman-teman lainnya dan juga lebih intensif, bukankah lebih memalukan jika tugasku hasilnya sama dengan teman-teman lainnya?”

Tameem tersenyum paksa “Ya, kau memang pandai menyombongkan diri tanpa disengaja” 

Aku menanggapi dengan mengangkat kedua pundakku.

“Oh,ya, ini kaca matamu” Tameem menyerahkan kaca mata hitam dengan tali karet yang membantu agar kaca mata tidak lepas seperti kaca mata renang. 

“Ah, terima kasih, aku mencarinya di rumah, ternyata ada padamu”

“Kau ingat, ini ku amankan saat kejadian di gudang waktu itu” 

Aku mengangguk, mengingat kaca mata ini yang menyebabkan aku terlempar, lupa jika kaca mata ini didesain agar tidak mudah lepas.

“Kenapa bentuk kaca matamu begitu?” 

Aku menoleh ke arah Tameem, mengangkat kaca mataku “Kaca mata ini?” 

Tameem mengangguk.

“Ini milik kakekku, beliau yang menurunkan heterochromia ini, zaman dahulu belum ada lensa mata, ini cara kakek menyembunyikan matanya dan agar tidak mudah lepas ketika bertarung saat tugas, ia pasangi tali karet ini, ia sangat jarang menggunakan kemampuan matanya, ia pandai bertarung, karena ibu hanya mendapat kemampuan mengangkat beban berat, kaca mata ini diberikan kepadaku”

“Aku kira keluargamu menyembunyikan fakta bahwa kalian bagian dari manusia dengan kemampuan istimewa seperti itu” 

“Itu ibu dan ayahku, saat kakekkku masih hidup beliau sering menceritakan masa lalunya sembunyi-sembunyi, kau tau seorang kakek suka membanggakan diri di depan cucunya”

Tameem terkekeh “Aku setuju”

“Oh, ya!” Tameem menepuk pundakku “Bukankah matamu bisa membantu kita mendeteksi tulisan yang pudar di buku dari gudang dan surat kabar yang baba berikan kemarin?”

“Kau benar”

“Lalu?” 

“Menurutku pencarian ini tidak hanya sekadar menemukan apa yang sekolah kita sembunyikan dan hubungannya dengan organisasi terlarang yang dulu orang tua kami, aku, Ab, dan Daisy. Tapi, ini proses kita untuk mengasah bakat yang kita miliki, aku melihat Ab sangat ingin menunjukkan ia mampu, kau tau tiap kita berdiskusi via online ia selalu berada di tempat di mana ayahnya berada, seperti ingin membuktikan sesuatu “

“Ah, aku tidak menyadarinya ” Tameem menepuk jidatnya.

“Maaf, antrian di kasir sangat panjang” 

Ab dan Daisy datang dengan menenteng empat kotak makan berisi nasi ayam yang katanya sedang viral.

“Tidak masalah”

Tameem dan Heaven duduk di halte bus (AI picture from Canva)

Sore ini kami kembali dengan rencana baru, setelah menemukan gedung putih besar dengan alamat yang sesuai di simbol kami mendapati tempat itu sangat eksklusif, tidak tampak seperti pernah digunakan sebagai kantor press, dijaga ketat, dan masuknya perlu menunjukkan ID yang menempel di seragam mereka, ada yang menunjukkan sepatu, topi, dan juga baju yang mereka kenakan.

Gedung itu dikelilingi tembok tinggi dan gerbang yang penuh pemeriksaan, sangat sulit untuk masuk, tapi bukan kami jika tidak punya rencana B.

Sabtu ini petugas layanan Cleaning Service yang Daisy katakan akan membersihkan rumahnya, jadwal rutinan dan untungnya mama dan papa Daisy sedang ada acara modeling di luar negeri, mereka akan bebas melakukan apapun.

Rencana B, hari H tiba. 

Tepat saat petugas Cleaning Service selesai dengan tugasnya kami memberinya teh serta camilan yang sudah diberi obat tidur, lima belas menit kemudian, saat hendak keluar rumah mereka terjatuh, tak kuat menahan kantuk.

Selanjutnya, menyamar, Tameem dan Daisy yang akan masuk ke dalam gedung. Dengan kemampuan merias Daisy wajah mereka berdua (re: Tameem  dan Daisy) berubah sangat signifikan, tidak lupa memasangkan pengubah suara.

Tugasku dan Ab menjaga petugas asli di rumah Daisy,kami juga  ikut membantu melihat lewat kamera tersembunyi yang di belakang baju, memastikan tidak ada yang mengikuti mereka.

Petugas layanan cleaning service di rumah Daisy (AI picture from Canva)

“Wahh, ini benar -benar keren!!” Daisy berseru tertahan.

Tameem di sebelahnya tampak meremas bajunya, menahan diri untuk tidak berteriak. 

Di dalam gedung orang-orang tampak dengan leluasa menggunakan kemampuan supranatural mereka, melayang di udara, mengendalikan api yang di keluarkan lewat alat bantu, bahkan menempel di tembok seperti cicak. Ah, ini seperti dunia lain, tidak akan ada yang percaya tempat seperti ini benar-benar nyata.

“Kau tau, kami hanya bisa melihat tempat sampah, kalian berdiri terlalu mepet ke tembok” Ab mengomel.

“Maaf” 

Daisy dan Ab mulai berjalan mengitari ruangan di gedung, mencari ruangan inti tempat mereka menyimpan dan membahas alasan tempat ini berada.

“Hei, kalian berdua!” Seorang wanita dengan bagian rambut yang ditutupi turban menghentikan langkah Tameem dan Daisy.

“Apa mungkin di balik turbannya ada ular? Seperti Medusa” Aku menebak-nebak.

Ucapanku membuat Daisy dan Tameem menahan tawa sebelum akhirnya menoleh.

“Mau apa kalian ke bagian ini? Bukankah tadi pagi bagian ini sudah kalian bersihkan?”

Daisy dan Tameem saling pandang.

“Kami kehilangan sekrup vacum cleaner kami di sekitar sini, kami baru menyadarinya” Tameem menjawab asal.

Lama, wanita tua itu menatap Daisy dan Tameem secara bergantian.

“Kalian dari unit berapa?” Wanita itu bertanya lagi.

“OB 23” jawab Tameem, selain ID di seragam mereka punya pengenal lain, ia ingat itu tertera di balik telinga mereka, seperti sebuah stempel penanda, mereka dengan sempurna menyamar, mengikuti tiap detail yang bisa saja menjadi celah mereka dicurigai.

Wanita itu mengangguk, membiarkan Daisy dan Tameem pergi.

“Ikuti wanita itu, sepertinya dia orang penting, dia akan memberi kita petunjuk” Ab memberi arahan.

Benar saja wanita itu masuk ke sebuah ruangan yang jauh lebih eksklusif bertuliskan Meeting Room Management Organization.

“Pasang alat penyadapnya di dekat pintu dan kalian keluarlah, aku punya firasat yang kurang mengenakkan “

Daisy dan Tameem mengikuti arahanku.

Ternyata benar, dalam ruangan itu para pembesar sedang membicarakan rencana besar yang membuat kami tercengang.

“Tunggu sebentar, aku merasa ada anak nakal yang menguping pembicaraan kita” Seseorang dalam ruangan membuat suasana sunyi dalam sekejap.

“Oh, hai anak-anak nakal!! Kalian sangat tidak sabar bertemu kami!! ” 

“Cepat cari penyusup yang memasang ini, pastikan mereka tidak bisa keluar!!” Suara yang berbeda terdengar.

“BUMM! Salam kenal Heaven, Ab” Seorang pria dengan tuxedo hitam muncul di layar yang menghubungkan kami dengan kamera tersembunyi di baju Daisy dan Tameem.

To be continued ~

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 61