Majalah Sunday

Bicara Jurusan Pendidikan Sosiologi Bersama Alumnus UPI

Michael Poetra Setyadjie – SMK N 40 Jakarta

Sunners, ada yang udah pernah denger perihal jurusan pendidikan sosiologi? kira-kira apa perbedaaanya dengan jurusan sosiologi? Dan adaka persamaanya dengan jurusan psikologi? Hal tersebut menarik disimak tentunya.

Majalah Sunday berkesempatan untuk mewawancarai Sulaeman Sulaeman selaku alumnus jurusan pendidikan sosiologi di Universitas Pendidikan Indonesia. Sulaeman atau kerap disapa Lehman, adalah alumnus angkatan 2013. Dirinya berhasil lulus dengan tepat waktu.

Lehman pernah berkarir di bank ketika ia lulus. Saat ini dirinya bekerja sebagai reporter ekonomi di salah satu media ternama Indonesia. Dalam wawancara ini, dirinya bercerita kenapa ia mengambil jurusan pendidikan sosiologi, apa saja yang dipelajari dan bagaimana prospek kerjanya. Untuk lebih lanjut, simak wawancara berikut. 

MS: Kenapa memilih masuk jurusan ini, pendidikan sosiologi?

 

Lehman: Karena sosiologi tuh tidak hanya mempelajari hanya sebatas individu, melainkan juga interaksi antar manusia. Nah itu bermanfaat bagi kita untuk di dunia kerja dan masyarakat. Bagaimana cara kita berinteraksi dan mempelajari nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. 

 

Pas SMA gue juga ambil jurusan IPS, karena itu menurut gue yang paling gampang. Hahaha. Hal itu terbukti ketika UN (Ujian Nasional) salah satu nilai tertinggi gue ada di sosiologi. Hahaha. 

 

MS: Kenapa memilih jurusan ini di UPI? 

 

Lehman: Di UPI kebetulan, kalau tidak salah, pendidikan sosiologi menjadi salah satu jurusan yang pertama di Indonesia. Karena itu spesifik ke pendidikan enggak hanya ke sosiologinya aja. 

 

MS: Belajar apa aja selama kuliah?

 

Lehman: Belajarnya sama aja seperti sosiologi pada umumnya, tapi ini dikemas dan fokus pada materi-materi terkait pendidikan. Jadi, ada muatan-muatan pendidikannya di situ. Selain materi perihal pendidikan, ada juga mata kuliah sosiologi agama. Di mata kuliah tersebut yang dipelajari adalah bagaimana nilai-nilai norma dari suatu agama apakah berlaku dalam masyarakat atau tidak. Belajar mengenai sejarah dan teorinya juga. Kadang ada teori yang gak sesuai dengan agama yang kita anut. Selain itu, kita juga belajar sosiologi hukum.

 

MS: Mata kuliah apa yang paling susah? 

 

Lehman: Mata kuliah yang paling susah itu kalo gak salah namanya gejala-gejala di masyarakat. Kayak kenakalan remaja dll gitu. Sulitnya itu selain kita belajar secara teori, tapi kita harus membuktikan teori tersebut dengan studi kasus. Jadi kita harus observasi dan turun ke lapangan. 

 

Waktu itu sempat dapet studi kasus untuk meneliti pekerja seks komersial atau psk. Dalam teori sosiologi kan psk itu masuk ke dalam gejala sosial atau penyakit di dalam masyarakat. Jadi, kita teliti penyebab kenapa mereka memutuskan untuk terlibat menjadi psk. Temuan waktu itu yang kita dapet, selain dari faktor ekonomi itu ternyata ada faktor-faktor lain juga yang membuat seseorang menjadi psk.

 

MS: Adakah kaitan antara psikologi dan sosiologi?

 

Lehman: Pasti ada, cuma yang jelas perbedaanya yaitu kalo psikologi fokusnya terhadap individu, sedangkan kalo sosiologi itu antar kelompok.

Sulaeman Sulaeman Alumnus Pendidikan Sosiologi UPI Angkatan 2013 | Dokumen istimewa

MS: Magang waktu itu di mana?

 

Lehman: Waktu itu magang di salah satu SMA negeri di Bandung. Selama magang sih aman, karena kita difokuskan hanya untuk mengajar. Sebelum memulai bahan ajar kita buat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP. 

 

Kurang lebih kegiatannya sama dengan seorang guru. Di situ gue buat kegiatan-kegiatan apa yang sebaiknya dilakukan agar siswa tidak bosan dan nangkep pembelajaran dengan mudah. Kita juga harus muter otak nyusun metode pembelajaran yang mudah dicerna oleh siswa. Jadi, kita harus adaptasi dan mengenal lingkungan sekitar terlebih dahulu.

 

Metode pembelajaran yang udah dipelajari semasa di kuliah itu dipake pas magang. Metode tanya jawab agar ada interaksi yang terjalin antara guru dan siswa diterapkan. Selain itu, juga ada metode pembelajaran dengan menggunakan film dan role play juga.

MS: Karir dan prospek kerjanya bisa jadi apa aja, selain menjadi guru?

 

Lehman: Itu bisa jadi guru tentu ya. Selain itu, bisa juga jadi peneliti atau jadi dosen juga bisa. Bisa jadi penyuluh di masyarakat juga dan pendamping masyarakat. Di Kementerian Sosial itu biasanya ada penyuluh masyarakat. 

 

Prospek kerja jurusan ini melimpah, terlebih karena spesifikasi mengarah ke pendidikan. Karena tenaga kerja pendidikan sosiologi untuk saat ini masih sangat dibutuhkan. Temen-temen seangkatan juga mayoritas jadi guru.

 

MS: Tips yang mau masuk jurusan ini kira-kira apa?

 

Lehman: Hmmm… Mungkin kembangkan minat untuk mampu menganalisa di lingkungan sekitar aja. Karena pasti berhubungan dengan orang lain dan masyarakat. Jadi, harus peka dengan gejala-gejala yang ada di masyarakat.

 

MS: Terima kasih Lehman sudah bersedia untuk diwawancara Majalah Sunday. Sukses ke depannya. 

 

Lehman: Sama-sama. Semoga bisa membantu adik-adik yang tertarik dengan jurusan ini.

Bagaimana Sunners, sudah menjawab pertanyaan di atas bukan? Jurusan ini cocok buat kamu yang punya kepekaan terhadap dunia sekitar serta punya ketertarikan untuk menjadi pengajar. Tertarik buat masuk masuk jurusan ini?

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mentaledukasi seksualtips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Produk Rekomendasi Sunday

Salah satu outerwear yang sedang tren digunakan oleh kalangan milenial.

Tas ransel dengan bahan kanvas cocok digunakan sebagai tas sekolah.

Lampu LED portable yang dilengkapi tiang lampu fleksibel dan cahaya yang bisa disesuaikan.

Post Views: 97
Chat Now
Selamat Datang di Majalah Sunday, ada yang bisa kami bantu?