Sunners bagi kamu yang sedang kuliah dan tertarik untuk mendalami ilmu yang kamu miliki, kamu bisa loh melakukan riset ke luar negeri secara GRATIS, mau tau caranya? Yuk simak penjelasan dari Kak Vania Sharleen dari jurusan Teologi, UKDW Yogyakarta yang melakukan riset ke Amsterdam, Belanda.
Gimana sih Caranya Agar Aku Bisa Melakukan Riset ke Luar Negeri? Soalnya Aku Tertarik Banget…
Caranya kamu bisa mengikuti program Bridging the Gaps, apa sih Bridging the Gaps itu? “Bridging the Gaps itu adalah program yang menjembatani antar negara dengan melakukan riset dan hasilnya kedua negara saling mengetahui budaya satu sama lain karena mendapat ilmu dan pengetahuan dari riset tersebut.”
Cara agar kamu bisa mengikuti program Bridging the Gaps ini kamu harus mempersiapkan surat rekomendasi, essay yang berisi alasan kuat kamu untuk melakukan riset, serta mengurus visa. Sunners tidak perlu mengkhawatirkan skor TOEFL atau IELTS karena itu tidak dibutuhkan. Program ini memiliki kuota terbatas karena kita akan dibiayai full oleh penyelenggara programnya.
“Dan yang paling menentukannya adalah ESSAY kamu, kamu harus mengisinya dengan tujuan serta apa saja yang akan kamu lakukan di sana dan manfaat apa saja yang didapat dari kedua negara jika mereka memilih kamu.”
Kamu bisa mengikuti program ini sejak S1 atau S2, dan kita akan melakukan riset di luar negeri selama 1 semester. Jika kamu tidak berhasil pada pendaftaran pertama, kamu bisa ikut lagi tahun depan, jadi tidak ada alasan lagi kamu tidak bisa melakukan program ini. Hasil dari riset kita akan dipresentasikan di depan banyak professor dan akan mendapatkan sertifikat dari riset yang kita lakukan.
Apa Saja sih yang Kita Dapat dari Bridging the Gaps?
Difasilitasi Student Hotel yang nyaman untuk belajar, juga mendapatkan uang saku sebesar 400-500 Euro atau sekitar 7 juta per bulan. “Walaupun aku dapat uang saku yang terlihat besar, tapi sebenarnya itu pas kok untuk sebulan karena sesuai dengan negaranya juga.”
Kegiatan-kegiatan Apa sih yang Akan Kita Lakukan Selama Kita di Luar Negeri?
Selama di sana kita akan banyak mendatangi orang-orang yang berkaitan dan mewawancarai mereka tentang sesuatu yang ingin kita ketahui, kita juga akan mengunjungi tempat-tempat di berbagai kota dan mencari tahu tentang cerita dan sejarah dari tempat itu.
Nah, salah satunya adalah mengunjungi berbagai tempat di Belanda yaitu melakukan Church Visiting, di mana disana Kak Vania saling berbagi cerita dengan orang-orang di sana serta mengikuti kegiatan-kegiatan gereja di sana.
“Selama aku melakukan Church Visiting aku mengikuti kegiatan gereja di sana dan saling berbagi cerita dari negara asal kita, mereka suka saling berbagi cerita dengan orang baru, mereka bahkan memakai blangkon dari Indonesia yang aku bawa.”
Selain melakukan riset di sana kita juga tetap melakukan tugas kuliah kita dari universitas kita di luar negeri tersebut, memang terlihat susah dan padat tapi kalau itu sesuai passion kita justru itu akan terasa menyenangkan.
“Selama di Belanda sana walaupun aku melakukan riset dan mengerjakan tugas kuliah sekaligus, tapi karena itu sesuai passion ku itu semua terasa menyenangkan. Bahkan dalam perjalanan pulang dari wawancara aku menikmati pemandangan yang ada di sana sambil menaiki sepeda.”
Ada Culture Shock dan Cerita Unik Apa Saja sih Selama Kak Vania di Belanda?
Selama di Belanda ternyata Kak Vania pernah dimarahi oleh dosen karena datang lebih awal, kok bisa? “Culture Shock aku pas pertama kali di Belanda itu ternyata waktu di sana benar-benar dihargai banget, jika di Indonesia kita datang ke sekolah lebih awal itu dipuji, di Belanda justru kita dimarahi karena kita seharusnya datang tepat waktu bukan lebih awal ataupun telat,” ujarnya.
“Bahkan ketika presentasi, itu aku hanya dikasih waktu 15 menit saja untuk menjelaskan seluruh risetku selama 1 semester itu, benar-benar 15 menit, bahkan temanku ada yang lebih sedikit dari 15 menit, muka orang-orang di sana tuh udah kesel banget, jadi mereka benar-benar ketat terhadap waktu.”
Tau gak sih Sunners hal-hal yang di sini dianggap tabu seperti seks dan alkohol, itu justru diajarkan loh di Belanda…
“Cerita lucu aku waktu di Belanda itu aku pernah beli es krim rasa bir di kantin kampus, nah pas bayar itu aku ditahan oleh satpam karena aku dikira belum 18 tahun, padahal kan aku beli itu di kantin kampus yak, jadinya aku harus nunjukin ID Card aku dulu baru aku boleh beli es krimnya,” tutur Kak Vania.
“Jadi di sana itu hal-hal tabu sudah diajarkan sejak sekolah, bahkan kita diberi tahu gelas ke berapa kita akan mabuk jika kita minum alkohol, menurut aku itu sesuatu yang bagus juga untuk diajarkan sih.”
Kesulitan Apa Saja sih yang Dialami Kak Vania Selama Melakukan Riset di Belanda?
“Kesulitan aku ketika melakukan riset ialah ketika sesi wawancara, karena banyak orang Belanda yang justru kurang fasih berbahasa Inggris, jadi ketika aku menanyakan pertanyaan mereka kesulitan menjawab nya dalam bahasa Inggris sebaliknya aku juga kesusahan bertanya dalam bahasa Belanda. Dan untuk mengatur jadwal ketemuan dengan seseorang itu juga sangat susah, orang Belanda kan sangat menghargai waktu, otomatis jadwal mereka sangat padat bukan jadwal jangka pendek tapi lebih seperti jadwal dalam setahun jadi kita harus memanfaatkan waktu wawancara kita dengan sangat baik agar semua pertanyaan kita bisa terjawab.”
Bagaimana Kesan Kak Vania Terhadap Bridging the Gaps ini?
“Kalo menurut aku Bridging the Gaps ini sangat menarik dan membantu aku melihat hal-hal di luar sana yang baru, selama aku melakukan riset ini aku jadi sadar bahwa stereotipe orang luar negeri yang cuek-cuek itu salah, banyak orang luar negeri yang ramah dan baik. Aku juga bisa banyak berteman dengan orang-orang dari berbagai negara.”
“Aku juga mendapatkan pengalaman berharga dari riset yang aku lakukan, aku mendapatkan pemikiran-pemikiran baru dan hal-hal baru yang sangat aku nikmati, jadi aku sangat merekomendasikan ikut Bridging the Gaps ini karena ini sangat layak untuk dicoba.”
Nah, siapa yang punya mimpi mengejar ilmu sampai ke Negeri Belanda? Semoga sharing dari Kak Vania menjadi inspirasimu ya, yuk semangat wujudkan rencanamu!
oleh: Rafly & Jasmine, SMKN 01 Jakarta