“Menjadi cantik berarti menjadi diri sendiri. Anda tidak perlu diterima oleh orang lain. Anda harus menerima diri sendiri.” – Thich Nhat Hanh
Kamu tahu nggak sih body shaming termasuk kategori bullying loh! Tindakan perundungan tersebut berupa komentar pada bentuk fisik diri sendiri atau orang lain seperti bentuk tubuh, warna kulit dan gigi.
“Kamu kok iteman ya sekarang” atau “Itu perut atau karung sih” adalah contoh mempermalukan tubuh. Jangan seperti itu ya. Mengejek teman dengan sebutan cungkring, gendut, pendek, atau tiang listrik karena lebih tinggi juga termasuk mempermalukan tubuh.
Mencela fisik orang lain itu sangat tidak baik. Sayangnya tidak sedikit orang yang menyadari dirinya telah melakukan body shaming. Oleh sebab itu, sangat penting untuk berpikir apakah pernyataan kita menyakitkan bila disampaikan kepada orang lain. Pembiasaan pada body shaming bikin tindakan ini terkesan biasa dan seringkali dianggap bercandaan antarteman di tempat kongkow.
Sunners, jangan anggap bercandaan ya sebab tindakan ini bisa berdampak masalah serius hingga memerlukan pertolongan psikologis. Misalnya, berkurangnya rasa percaya diri, sulit menerima kondisi diri dan berpengaruh pada harga diri seseorang. Body shaming yang diterima setiap hari menyebabkan rasa malu, takut dan cemas yang parah. Rasa malu dan minder menimbulkan pikiran buruk tentang tubuhnya sendiri. Merasa tubuhnya jelek dan harus diperbaiki.
Lebih lanjut lagi, dengan berbagai cara korban body shaming akan berusaha memperbaiki penampilannya. Cara yang dilakukan dimulai dari menambah atau mengurangi massa tubuh hingga menghalalkan berbagai cara supaya kulitnya bersinar. Tanpa disadari oleh pelakunya, parahnya hal ini juga mengakibatkan hilangnya semangat dan harapan untuk hidup. Depresi yang ditimbulkan akibat sulitnya menerima diri sendiri karena penilaian buruk orang lain bisa memicu bunuh diri.
Body shaming bisa menghasilkan citra diri yang positif atau negatif. Duh, terus gimana sih cara terbaik menanggapi teman yang suka body shaming?
Tegas dan meyakini bahwa “I Love MySelf”
Coba pikirkan dan percaya kalau setiap manusia memiliki nilai positifnya masing-masing. Temukan cara untuk berlatih bersyukur. Terus belajar menerima dan mencintai diri sendiri.
2. Ganti topik obrolan yang lebih positif
Jangan ragu menjawab komentar negatifnya dengan data penelitian yang pernah kamu baca.Hindari terlibat secara langsung atau tidak langsung obrolan yang berpengaruh buruk pada penampilan orang lain. Sebisa mungkin berusaha tidak menyinggung bentuk fisik teman dan orang-orang sekitar kita ya.
3. Jangan ragu nyatakan perasaanmu
Mulai berani yuk untuk bilang kalau kamu merasa tertekan dengan komentar negatifnya. Jangan sungkan untuk berkata “aku merasa tersakiti dengan ucapanmu loh!” dengan harapan teman kita tidak mengulanginya lagi.
4. Selektif berinteraksi
Nggak ada salahnya kok menjauh dari toxic people. Dampak body shaming bisa ganggu kehidupan sosial, produktivitas diri hingga prestasi. Jadi, selektif dalam berteman itu penting.
5. Berdamai dengan diri sendiri
Kita harus menyadari dan menerima kekurangan kita tapi kita harus fokus pada kelebihan diri kita. Kembangkan potensi untuk mengisi kekurangan diri. Jadikan perasaan negatif sebagai motivasi. Ingat! Jangan biarkan potensi diri lumpuh karena pendapat orang lain ya.
Sebarkan pesan positif. Ayo berhenti melakukan body shaming!
Oleh : Masriah – Universitas Negeri Jakarta