Majalah Sunday

Webinar Mencari Makna Oleh Seribu Tujuan

 

Jakarta – Sabtu (25 September 2021) Sunners dari kamu ada yang udah tau belum Seribu Tujuan itu apa ? Seribu Tujuan ini adalah Star Up berbasis sosial. Yang bisa menjadi solusi kesehatan mental di Indonesia dan mudah di akses. Dalam campaign ini yaitu mencintai hidup atau diri sendiri agar bulan pencegahan bunuh diri. Untuk yang belum tau juga hari pencegahan bunuh diri pada tanggal 10 September. 

 

SESI 1

Dalam pembahasan menemukan makna atau krisis esksistensi diri, ada beberapa potensi kenapa ada sebagain orang merasa hidupnya tidak bermakna di antaranya. Merasa kurang tantang-tangan sering hidup di zona nyaman, akan tetapi bukan berarti buruk. Zona nyaman bisa tau diri kita seperti apa, akan tetapi kita merasa bahwa menjadi sulit berkembang dan menjadi orang seperti baik, itu tandanya kita kurang tantangan. 

Kemudian kurang motivasi biasanya dengan kegiatan yang monoton, menjadi kurang motivasi kurang gairah. Ada pula tidak ada support sistem merasa bahwa dirinya buat apa hidup sendiri dan membuat bahagia di sekitar lingkungan. Kemudian merasa tidak ada tanggung jawab yang di miliki menjadi susah menentukan apa yang perlu di capai dalam hidup, dan merasa hidup menjadi kurang gairah.

Bagaimana cara mendefinisikan diri dan menjadi tau makna yang di miliki.

Dengan nilai-nilali yang kita anut, dan dengan kebiasan, kepribadian, hobi, bakat, prinsip yang melekat pada tubuh kita itu bisa mendefinisikan diri kita sendiri. Dengan kita memiliki kebiasaan tertentu seperti displin, tepat waktu, teratur akan bisa mendefinisikan siapa kita sebenarnya. Apa bila kita sudah tau cara mendefinisikan diri kita, kemudian bagaimana  kita dapat menemukan hidup yang bermakna. 

Defini dalam hidup yang bermakna ini terdiri dari. 

Purpose, memiliki kehidupan yang berarah dan bertujuan, misalnya kalo yang tidak memiliki arah hidupnya tidak berarah seperti galau dan tidak tau arah, karena tidak ada purpose. Signifikan kita merasa hidup ini penting dan layak untuk di jalani, kunci penting agar dapat menemukan hidup yang bermakna, orang dengan kecenderungan ingin mengakhiri hidup biasanya orang yang merasa hidupnya tidak layak untuk di jalani.  Fulfilment, merasa hidup terpenuhi dan apapun yang kita lakukan merasa cukup. Spection merasa hidup ini puas dan seimbang, akan tetapi bukan berarti kita harus stuck di situ kita juga masih bisa mengembangkan diri kita. 

Dalam quarter life crisis, harus ekspolari diri di renungkan dan di pelajari. Fokus pada diri sendiri, kita harus percaya pada potensi diri sendiri tanpa harus membandikan dengan orang lain. Perkuat dukungan hargai dan berikan waktu dan cinta kasih sayang yang mendukung kamu, dan menerima mu. Pilih sesuai value, mematahkan value sehingga menuju harapan yang kita miliki.

Dalam menemukan harapan ini, apa bila kita bertemu dengan orang yang berpikiran ingin bunuh diri. Kita bilang ke mereka kasih kepercayaan menjadi teman curhat, atau membatunya. Dan harapan yang kita berikan jangan palsu, dan memberikan harapan yang kita berikan secara benar. 

SESI 2

Sunners, disesi kedua acara seribu tujuan mencari makna membahas hal yang tidak kalah mengedukasi kita. Bertepatan dengan hari bunuh diri, Seribu tujuan menggusung topik “Suicide, it’s time to talk about”IT” ”. Seribu tujuan juga mendatangkan narasumber-narasumber yang luar bisa. Sepanjang sesi dua ditemani oleh kak Marina Berlian Sarah Djami, S.Psi dan  narasumber dari  Indonesian Psychological Helthcare Center yaitu Dr. Phil. Edo S. Jaya, M.Psi., Psikolog dan kak Shafira Fawzia A., M.Psi., Psikolog.

Dr. Edo dan Ka Shafira membahas tentang penyebab-penyebab yang menyebabkan manusia sering melakukan atau memikirkan untuk melakukan suicide dan juga memberi tips-tips tentang cara menangani orang yang memiliki kecenderungan bunuh diri dan juga tips untuk membantu orang yang memiliki kecenderungan untuk melakukan percobaan bunuh diri. Pada sesi kedua diawali dengan persentasi dari Dr. Edo tentang penyebab terjadinya bunuh diri, namun Dr. Edo menjelaskan terminologi untuk meyamakan perspektif dengan para peserta. Self harm kadang dilakukan bukan ingin bunuh diri tapi untuk memuaskan rasa sakit. Jadi Self harm tidak dapat dikategorikan  pada kecenderungan bunuh diri, pemikiran bunuh diri dan percobaan bunuh diri. Kasus yang paling berat dari keempat hal ini adalah percobaan bunuh diri. Sementara pemikiran bunuh diri adalah hal yangs sering kita temui bahkan setiap orang pernah berpikir sekali dalam seumur hidup memikirkan hal tersebut tapi tanpa melakukan tidakan.

Dr. edo juga memberi satu contoh kasus tentang percobaan atau pemikiran bunuh diri dari salah satu pasien yang sudah dianonimisasi yang sudah digabung dari dua atau lebih kasus. Yang pertama adalah seorang direktur perusahaan dengan 50-100 pegawai dan memiliki pemikiran bunuh diri dan didiagnosis memiliki gangguan kepribadian ambang, depresi, kecemasan dan gangguan obsesif-kompulsif dan sudah melakukan percobaan bunuh diri sebanyak 3 kali karna berpikir tidak memiliki alasan untuk tetap hidup.

Lalu kemudian ada Siti bekerja di pemerintahan ingin bunuh diri karena merasa hidup terlalu menyakitkan. Didiagnosis dengan hal yang sama denga Joko dan memiliki alasan bunuh diri karena tidak mendapatkan penanganan yang cocok setelah berkonsultasi kebeberapa psikolog dan lainnya. Siti telah melakukan percobaan bunuh diri sebanyak sekali.

 

Lalu ka shafira Fawzia melanjutkan  pembahasan Dr.Edo tentang cara mengatasi dan mengahadapi orang yang memiliki kecemderungan bunuh diri dan bagi orang yang ingin membantu orang yang memiliki kecenderungan bunuh diri.  Ka Shafira juga memberikan contoh kasus yang pernah ditangani yang sudah  dianonimisasi. Mawar merupakan manager di multinational berusia 27 tahun yang memiliki tanda susah tidur, sulit fokus dan melakukan percobaan bunuh diri karena masalah hubungan dengan pacar.

Lalu ka Shafira menjelaskan apa yang harus dilakukan mawar saat memiliki pemikiran bunuh diri.

Saat memiliki pemikiran bunuh diri, coba berhenti sejenak untuk menjauhkan kita dari hal buruk dan melakukan tindakan yang merugikan kita. Lalu yang kedua bisa dengan menceritakan atau bercerita kepada orang yang kita percaya. Dan mempersiapkan mental dan hati untuk reaksi orang yang mungkin terkejut dengan cerita kita, karena orang tidak akan diam mendengar cerita kita.

Nah, setelah krisis pemikiran sudah mereda apa yang mawar atau orang yang ememiliki kecenderungan bunuh diri harus lakukan?

Nah sunners, sebagai orang yang terdekat dengan orang yang melakukan percobaan bunuh diri, apa yang harus kita lakukan? Tenang, pada sesi ini juga dijelaskan oleh ka Shafita yaitu dengan hal-hal berikut. Kita juga bisa bertanya metode apa yang bisa dilakukan saat melakukan percobaan bunuh diri. Dengan begitu kita bisa menajauhkan segala barang yang sering digunakan untuk bunuh diri atau self harm.

Sunners, disesi ketiga juga ada sesi pertanyaan yang dijawab oleh Dr.eko dan ka Shafira secara langsung di akhir sesi.

Dari pertanyaan para peserta dijelaskan bahwa jika memiliki pemikiran  bunuh diri terus menerus bisa langsung konsultasi ke psikolog dan tidak menyimpan pemikiran itu sendiri. Untuk mecegah teman kita atau orang lain untuk berhenti melakukan self harm adalah dengan melihat kasusnya tau bertanya dengan cara yang baik kepada teman karena mungkin saja mereka melakukannya untuk mencari perhatian. Jadi kita coba untuk memenuhi kebutuhan orang tersebut dan tidak langsung panik.

Dan sebagai penutup bagi teman-teman yang memiliki kecenderungan dan pemikiran dan melakukan hal-hal yang merujuk pada bunuh diri, teman-teman bisa lamngsung konsultasi kepada psikolog untuk mendapatkan bantuan dan pertolongan sehingga tidak merugikan diri-sendiri.

 

Penulis : Lia Kurnianingsih & Doras M Sinambela

 

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Chat Now
Selamat Datang di Majalah Sunday, ada yang bisa kami bantu?