Siapa yang selama ini mengira bahwa George memiliki ekor? Ternyata, kamu keliru loh Sunners. Kesalahan kecil seperti ini adalah sebuah fenomena psikologis yang bernama Mandela Effect, yaitu kesalahan dalam mengingat sesuatu dan akhirnya dipercaya menjadi sebuah kebenaran.
Melansir dari Goodhousekeeping.com, Mandela Effect dipopulerkan oleh Fiona Broome yang mengambil dari nama seorang tokoh Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela. Dia percaya bahwa Nelson Mandela meninggal pada era 1980 saat di penjara. Namun, Faktanya, Nelson Mandela baru menutup usia pada tahun 2013.
Nah kejadian ini bukan salah satunya dari Mandela Effect loh, Sunners. Yuk, tebak contoh di bawah ini dan tebak yang mana yang benar!
“Sketchers” atau “Skechers”?
Banyak yang mengira nama brand ini menggunakan huruf “T” di logo tersebut, karena pengucapan logo ini seperti ada huruf “T”. Nyatanya, nama sebenarnya adalah “Skechers”.
Ekor Pikachu, berwarna atau tidak?
Hayoo, pasti ada yang mengira pikachu memiliki ekor yang berwarna karena berfikir kuping pikachu memiliki warna. Padahal, pikachu ekornya berwarna kuning mengikuti warna tubuhnya.
Kaki C-3PO, emas atau perak?
Bagi penggemar Star Wars, ini pasti udah ga asing. Nah coba ingat-ingat kembali apakah kakinya berwarna emas atau perak?
Nah Sunners, setelah menyadari kekeliruan kamu dalam menebak contoh-contoh tadi, yuk kenali beberapa penyebab Mandela Effect:
Ingatan Palsu
Ingatan palsu adalah ingatan yang tidak benar dari suatu peristiwa. Hal ini cukup umum dialami oleh seseorang lho, Sunners. Beberapa ingatan palsu itu mengandung unsur-unsur fakta yang sangat mirip dengan peristiwa aktual yang bersangkutan. Namun, yang lain sepenuhnya salah.
Konfabulasi
Konfabulasi adalah pernyataan palsu atau menceritakan kembali peristiwa yang tidak memiliki bukti yang relevan atau dukungan faktual. Meskipun konfabulasi adalah pernyataan yang secara teknis salah, pembicara akan menganggap pernyataan ini sebagai fakta. Kejadiannya seperti saat seseorang menambah, mengurangi, atau malah memelintir memori mereka.
Priming
Dalam psikologi, priming menggambarkan sebuah fenomena dimana paparan stimulus secara langsung mempengaruhi respon seseorang terhadap stimulus berikutnya. Priming juga dikenal sebagai sugestibilitas. Hal ini dapat mempengaruhi reaksi dan ingatan seseorang. Misalnya, frasa, “Apakah kamu mengambil susu dari kulkas?” jauh lebih sugestif daripada ungkapan, “Apakah kamu mengambil sesuatu dari kulkas?”
Ini karena frasa kedua berisi pertanyaan umum dan terbuka, sedangkan frasa pertama menggambarkan tindakan meraih objek tertentu: “Susu”. Oleh karena itu, frasa pertama memiliki pengaruh yang lebih kuat terhadap ingatan daripada frasa kedua.
Efek Mandela adalah fenomena di mana seseorang atau sekelompok orang memiliki ingatan yang salah atau menyimpang. Beberapa ada yang percaya bahwa efek Mandela adalah bukti realitas alternatif, sementara yang lain menyalahkannya pada kesalahan ingatan manusia.
Intinya adalah efek Mandela tidak melibatkan kebohongan ataupun penipuan, Sunners. Sebaliknya, hal itu terjadi ketika seseorang atau sekelompok orang memiliki ingatan yang jelas tetapi salah. Gimana Sunners? Udah tau kan seperti apa efek Mandela itu?
Penulis: Gita dan Nasya, SMK NEGERI 67 JAKARTA
Editor : Syahfira, Kampus Polimedia