Majalah Sunday

Closure Setelah Berpisah, Pentingkah?

Penulis: Afindi Ranika Dewi – UNJ

Baru putus sama pacar emang rasanya berat banget ya, Sunners. Terlebih kalau putusnya tiba-tiba dan tanpa alasan jelas. Sedih berhari-hari, menyalahkan diri sendiri, sampai mulai cari-cari kesibukan biar nggak mikirin dia terus. Tapi, setelah lewat beberapa lama, kok masih sedih ya? Kok tiap malam masih mikirin skenario lain yang mungkin bisa menyelamatkan hubungan? Jangan-jangan, kamu bukan gagal move on karena masih sayang, tapi karena belum ada closure?

Apa itu closure?

Closure adalah proses memahami dan menerima bahwa hubunganmu dengan dia memang sudah benar-benar berakhir. Istilah ini pertama kali digunakan oleh profesor dan anggota American Psychological Association dan American Psychological Society, Arie W. Kruglanski, yang merujuk closure sebagai “keinginan seseorang untuk mendapat jawaban pasti agar tidak hidup dalam kebingungan”.

Memperoleh closure memungkinkanmu untuk mengetahui alasan hubunganmu berakhir, yang kemudian akan membantumu untuk menerima keadaan. Dengan penerimaan ini, kamu akan lebih mudah untuk melangkah maju dan move on.

Apa itu closure?

Diperlukan supaya kamu nggak perlu menebak-nebak sendiri, pict by freepik.com

Emangnya penting, ya?

Banget! Biasanya, closure diberikan oleh pihak yang mengakhiri, terkait mengapa hubungan harus diakhiri, mengapa sikap-sikap tertentu harus diambil, dan lain sebagainya. Bayangkan jika penjelasan ini nggak diberikan secara pantas, apalagi pada hubungan yang tiba-tiba selesai atau diakhiri dengan ghosting, akan seberat apa pikiranmu sebagai pihak yang menerima?

Tanpa closure, akan ada banyak pertanyaan nggak terjawab yang akhirnya membebanimu. Kamu mungkin mulai menciptakan skenario lain yang dimulai dengan, “Kalau aku melakukan ini, apa dia bakal tetap stay sama aku?”. Belum lagi kalau kamu sampai pada tahap menyalahkan diri sendiri, merasa bahwa kamulah pihak yang bermasalah sehingga pasanganmu nggak lagi mau lanjutin hubungan kalian. Pikiran-pikiran ini mungkin kelihatan sepele, tapi bisa menghambat proses move on-mu dan berujung pada stres, lho.

Oleh karena itu, closure memegang peranan penting supaya kamu bisa dengan bebas melanjutkan hidup tanpa terbelenggu pertanyaan yang belum selesai. Kalau mantan pacarmu nggak memberikan penjelasan, kamu boleh banget inisiatif ngajak dia ngobrol duluan. Sebaiknya dilakukan setelah perasaanmu lebih terkontrol ya, supaya kalian bisa ngobrol rasional tanpa ada emosi yang meledak-ledak.

Closure setelah berpisah, pentingkah?

Absennya closure bisa berdampak buruk, lho, pict by freepik.com

Gimana kalau dia menolak buat ngasih closure?

Well, berarti nggak ada cara lagi selain figure it out yourself. Pertama, kamu bisa lihat lagi ke belakang, apa ada alasan yang membuat hubunganmu harus berakhir? Kadang-kadang, masalah utamanya sudah terlihat, tapi kamu masih terlalu emosional buat mengenalinya.

Kalau ternyata nggak ada dan mantanmu emang simply ghosted you, coba tanamkan pikiran bahwa hubungan itu bukan buat kamu. Lihat positifnya, mungkin kamu nggak perlu nangis karena dia atau ngerasain emosi-emosi negatif lagi setelah hubungan kalian berakhir.

Nggak mempan? Cerita ke keluarga, teman, dan orang-orang terdekatmu. Minta pendapat dari sudut pandang mereka mengenai alasan hubunganmu selesai. Orang luar terkadang bisa lebih objektif dan membantu dari yang kamu pikirkan, lho.

Closure dengan berbicara kepada teman

Kamu juga bisa berbicara dengan orang terdekat mengenai berakhirnya hubunganmu, pict by freepik.com

Nah, itulah maksud dan pentingnya keberadaan closure. Hubungan yang dimulai dengan baik juga seharusnya bisa diakhiri dengan baik kan, Sunners? Semangat ya, healing-nya!

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 302
Chat Now
Selamat Datang di Majalah Sunday, ada yang bisa kami bantu?