Majalah Sunday

Bodoh, Malas, dan SMA

Aku bodoh dan aku ingin ke SMA. Aku malas tapi mau ke SMA. Bisa nggak sih?

Bisa. Seharusnya, yang disebutkan di situ, tidak selalu menjadi faktor utama yang akan menentukan kamu di waktu kedepannya. Baik saat kamu di SMA nanti atau setelahnya. Perasaan kamu yang kurang akan hal tersebut, tidak akan begitu berpengaruh kedepannya. Mungkin kamu merasa begitu sekarang, tapi tidak ada yang tahu kamu di masa depan akan seperti apa.

Kualifikasi tertentu memanglah dibutuhkan dalam menjalani masa tersebut, tapi bukan berarti jika kamu merasa dirimu begitu, dan juga bukan berarti kamu tidak bisa pergi untuk menempuh pendidikan SMA ataupun yang setingkat dengannya. 

Apakah dengan ketika kita merasa demikian kita harus berhenti melangkahkan kaki kita ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi? Tentunya tidak. Di waktu mendatang, pendidikan akan menjadi lebih penting dari pada waktu yang telah lewat ini. Banyak orang akan menanyakan tentang pendidikan seseorang terlebih dahulu dibandingkan hal lainnya. Jika kamu bisa menunjukkan bahwa kamu merupakan orang yang terdidik, kamu bisa dipandang lebih baik di masyarakat, atau setidaknya begitulah stigma yang terbangun di masyarakat sekarang, dan mungkin di waktu yang mendatang.

Ketika kita merasa demikian, kita bisa mencari hal yang dapat menggantikan posisi hal tersebut. Jika kita senang dengan olahraga kita bisa menekuni bidang tersebut, juga dengan teknologi, ataupun hal lainnya. Kita bisa memilih untuk menekuni hal lain jika tidak percaya diri dengan kemampuan dalam pelajaran. Apapun bisa dicapai jika kita memang benar-benar menginginkannya. Begitu juga dengan malas, asal kita yang menginginkannya, pasti rasa tersebut akan hilang.

Pada hakikatnya pendidikan merupakan hal yang penting, dan SMA bukanlah satu- satunya jalan melangkah ke pendidikan selanjutnya. Langkahmu tidak boleh terhenti di tempat yang sekarang. Dan tentunya banyak faktor yang tidak diketahui orang lain mengenai diri kamu, dan tentunya kamulah yang tahu akan dirimu yang sesungguhnya, apa yang kamu inginkan dan apa yang tentunya kamu butuhkan.

Penulis : Priyo Utomo – Universitas Negeri Jakarta

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Chat Now
Selamat Datang di Majalah Sunday, ada yang bisa kami bantu?