Si Tukang Huru-Hara
karya: Festilia Narulita Dieyade
Terkadang putih terkadang hitam, namun tak sekelam malam.
Bergerombolan membentuk gumpalan kapas manis di udara
Didorong hembusan angin di ketinggian alam.
Bertingkat-tingkat menempatkan dirinya.
Mereka, bergulir dalam bentuk fana.
Berubah karena evaporasi
Meski berat bertambah dan berubah warna,
Tak tahan lagi.
Desakan itu, turun ke bawah.
Ketika kilat merangkak,
Angin ikut meramaikan pesta, menari salsa bersama-sama.
Tiba saatnya cumolonimbus bersuka ria,
Dihibahkannya kepada mereka jutaan partikel membauri tanah.
Meringankan diri sendiri,
Melanjutkan tamasya keliling dunia,
Mengumpulkan kembali,
Megemukkan tubuhnya di angkasa.
Jakarta, Oktober 2020