Penulis: Alda Alviani – Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta
Editor: Afindi Ranika Dewi – UNJ
Hai Sunners! Pernah dengar atau justru kamu pernah ngucapin salah satu dari tiga kalimat di atas? Kalimat tersebut adalah beberapa contoh dari sekian banyak kalimat yang sering dilontarkan oleh orang yang melakukan guilt trip. Kita sering mengalami, bahkan tanpa sadar melakukannya di kehidupan sehari-hari, lho. Yuk kita bahas lebih lanjut.
Merasa bersalah, padahal bukan salahmu, pict by freepik.com
Hampir mirip dengan gaslighting yang pernah dibahas di artikel sebelumnya, guilt trip juga merupakan sebuah teknik ‘manipulasi’ emosi yang dilakukan seseorang untuk membuat orang lain merasa bersalah karena tindakannya tersebut.
Sama seperti gaslighting, manipulasi emosi ini sering terjadi di antara individu yang memiliki kedekatan satu sama lain, seperti pada hubungan percintaan, pertemanan, bahkan keluarga. Bedanya, pada guilt trip ini tujuan yang paling umum yaitu agar orang lain mau menuruti keinginannya.
Kenapa ya seseorang bisa melakukan guilt trip daripada menyampaikan keinginannya dengan cara positif? Selain karena ‘manipulasi’ emosi dianggap paling efektif supaya orang menurutinya, seseorang melakukan hal ini karena beranggapan jika dia menyampaikan keinginannya dengan cara positif orang lain akan menyanggahnya.
Dia juga takut jika pada akhirnya kalah berargumen sebab orang yang melakukan hal ini juga biasanya memiliki ego yang tinggi sehingga dia lebih ingin didengar daripada mendengar, dan alasan lainnya yaitu karena rasa frustasi yang muncul akibat kesalahan orang lain yang tidak bisa dia ungkapkan yang akhirnya malah ‘dilempar’ ke orang terdekatnya.
Seperti contoh kalimat di atas, orang yang melakukan guilt trip biasanya menggunakan tiga cara ini agar keinginannya terpenuhi.
Pelakunya paling jago bikin orang lain merasa bertanggung jawab, pict by freepik.com
Jangan khawatir, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan, yaitu:
Jangan lupa deep talk supaya tahu isi hati masing-masing, pict by freepik.com
Nah, itu dia penjelasan singkat mengenai guilt trip, alasan seseorang melakukannya, dan cara menghadapinya. Rasanya memang nggak nyaman jika harus merasa bersalah karena ‘beban’ keinginan orang lain. Apalagi jika dia ‘melempar’ kesalahan yang sebenarnya bukan kesalahanmu.
Jika akhirnya kamu merasa hubunganmu dengan orang yang melakukan guilt trip ini lama-kelamaan menjadi hubungan toxic dan merugikan dirimu, jangan ragu untuk memutuskan hubunganmu dengan dia ya, Sunners! Karena memiliki mental yang sehat itu juga tidak kalah penting di samping memiliki fisik yang sehat.
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.