Behind The Scene
Penulis: Husna Raharjo – Universitas Kristen Indonesia
In front of you, they’re smiling
Behind the scene, nobody knows…
If they tell you the truth, would you believe it?
What if…
Behind The Scene
Pict by Unsplash.com
Part 3
—
“Kalo lo mau selamat ya jaga rahasia…”
“…Dan gue juga sudah prepare resikonya, jadi lo jangan aneh-aneh…”
Kalimat tersebut masih terngiang-ngiang di kepala Daffa. Dia bener-bener gak nyangka kalo Arka bakal memperlakukan dia kayak gitu.
“Ada yang gak beres di sini,” batin Daffa.
Daffa pun pergi ke perpustakaan untuk belajar. Dia tahu kalo Arka emang sering berada di sana di jam-jam istirahat.
“Arka, gue boleh ngomong sama lo sebentar?”
“Oh boleh”
“Lo beneran kemaren cuman di rumah?”
“Iya, makanya gue bingung lo kenapa out of nowhere bilang gue ke Cafe bareng lu?”
“Oke”
“Emangnya kenapa Daffa?”
“Ini nomor lu bukan?” Daffa nunjukin hpnya.
“Nggak, bukan. Ini siapa astaga, pake ngirim puisi segala”
“Lo jujur sama gue!”
“Bukan, itu bukan gue…” ungkap Arka. Bulu kuduk Daffa pun merinding.
“…”
Arka terlihat kebingungan sedangkan Daffa terdiam. Ia tidak tahu apakah dia sedang dipermainkan ataukah waktu itu beneran bukan Arka.
“Kalo gitu, gue blokir aja ya.”
“Ya udah blokir aja, siapa lagian ngaku-ngaku jadi gue.”
“Lo gak mau cari tahu?”
“Gak, gue udah pusing mikirin persiapan lomba, beberapa minggu lagi harus pergi ke Paris kan.”
“…” Daffa kembali terdiam
“Eh Arka, lo ada waktu buat main bareng ga?”
“Ke mana?”
“Ke mana aja. Cafe, resto, taman, atau tempat tongkrongan lainnya mungkin yang lo tau.”
“Oh nanti gue liat ya kalo ada waktu. Thanks,” ucap Arka
“Btw gue minta nomor lo dong.” Daffa menyodorkan hpnya, Arka pun memasukkan nomornya.
“Jangan telpon gue malem-malem kecuali urgent.”
“Iye…”
—
Pict by Pexels.com
—
Malamnya Daffa berusaha melupakan kejadian itu. Dia pun membuka buku pelajarannya dan mengerjakan PR. Notifikasi Hpnya berbunyi, ia lupa silence.
+620010010110101: Lo kenapa ngeblokir gueee…
Daffa: Lo siapa, ini nomor yang mana lagi
+620010010110101: Ini gue Arka
Daffa: Lo mainin gue apa gimana sih? Gue abis dapet nomor Arka yang asli di sekolah
+620010010110101: …
Daffa: Apa yang lo dapet dari mempermainkan orang lain?
+620010010110101: Apaan sih… Enggak Daffa…
Daffa: Gue bener-bener ngeliat waktu itu di ujung tebing ada elu, gue samperin, terus kita ngobrol, trus ke Cafe. Tau-tau lu bilang lu ga ngalamin itu, gue bingung! Lo tadi kebingungan di sekolah.
+620010010110101: hahahahaha
Daffa: Kurang ajar, lo ngerjain gue? Gak lucu asli.
+620010010110101: Daffa… you’re so funny
Daffa: Stop it.
+620010010110101: You have everything that I want…
Daffa: hah gimana?
+620010010110101: Anggap aja gue adalah Arka atau bukan Arka. Terserah.
Daffa: …
+620010010110101:
I saw you, when nobody saw you
You saw me, when nobody saw me.
That time at the hill
Why would anybody go there?
Unless…
Daffa pun ngeblokir nomor tersebut.
“Maksudnya apaan coba…” batin Daffa “Ah udahlah mending gue fokus belajar.”
—
Keesokan harinya Daffa lewat di depan mading, ia melihat Ezra menempel nama hasil seleksi lomba.
“Ini nama hasil seleksi lomba kenapa ditempel ulang?”
“Ada perubahan…” Jawab Ezra
“Perubahan?” Tanya Daffa kebingungan
“Arka mengundurkan diri. Jangan tanya, gue gak tau kenapa. Sayang banget sih, padahal gue berharap dia tetap ikut.” ungkap Ezra
“Siapa yang gantiin?” Tanya Daffa.
“Vino yang gantiin.” Ezra menghela nafas dan ia pergi setelah selesai melakukan tugasnya.”
Saat masuk ke kelas, Daffa melihat Arka tertidur di atas mejanya. Sebuah pemandangan yang tidak biasa. Daffa ingin menanyakan kabarnya tapi ia mengurungkan niatnya karena teman-teman yang lain sudah melakukannya.
“Seriusan ini anak kenapa sih?” batin Daffa. Daffa pun duduk di bangkunya dan membuka buku pelajaran.
—
[ Bersambung… ]
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.
