Majalah Sunday

Untuk Apa Aku Diciptakan?

Penulis: Floristika Apraluya Flagracia – Universitas Kristen Indonesia 

“Selamat bertambah usia sayang, harus makin dewasa ya cucu nenek”

“Terimakasih nenek.”

Huuuuuuuuuuuuuuuu

Padamlah api yang terbakar di atas lilin berangka 17. Momen yang Maria nanti-nantikan karena hanya tinggal selangkah lagi Maria benar-benar berada di dunia yang berbeda. 

Orang bilang usia 17 tahun itu istimewa karena fase inilah yang membawa orang menuju dewasa dan meninggalkan masa remaja. 

Maria senang karena masih bisa merayakan ulang tahun kali ini bersama neneknya. Sudah 15 tahun Maria tidak pernah merasakan ulang tahun bersama kedua orang tuanya dan kakeknya. Mereka meninggal dunia karena kecelakaan dan itu terjadi saat Maria masih berusia 2 tahun. Masih sangat kecil, bahkan terlalu kecil bagi seorang anak yang harus ditinggalkan kedua orang tuanya, tetapi Maria tetap mendapatkan kasih sayang yang sangat besar dari neneknya. 

Maria menjalani dengan rasa sangat bersemangat menyambut dirinya di usia 17 tahun dengan keyakinan menuju dewasa itu menyenangkan, hingga beberapa bulan kemudian…… 

Apa yang akan Maria pilih? 

Maria saat ini duduk dibangku kelas tiga SMK Musik. Maria mencintai dunia musik dan bercita cita suatu saat akan merilis lagu dengan lirik yang akan dibuatnya sendiri. Mulai bermunculan pertanyaan dari beberapa orang.

“Maria setelah lulus mau lanjut kuliah atau bekerja?” 

Tak asing lagi pertanyaan seperti ini…

“Mau lanjut kuliah di mana?”

“Maria, mau kuliah jurusan apa?” dan lain-lain.

Terkadang beberapa orang menyimpulkan sendiri jawaban dari pertanyaan yang bahkan belum sempat terjawab. Maria teringat bahwa dewasa tidak selalu tentang kebebasan, tetapi ada keputusan yang harus diambil dan bukan hanya tentang dirinya sendiri, melainkan ada harapan banyak orang yang bersandar di pundaknya.

“Mar, kamu sebentar lagi lulus, loh. Sudah memutuskan mau kuliah di mana dan memilih jurusan apa?” Tanya nenek. 

“Aku ingin melanjutkan sekolah musikku, Nek”

“Kamu tidak ada pilihan lain? Nenek kurang suka kalau kamu menjadikan musik tujuan utama, karena musik itu bisa dijadikan sampingan, coba kamu pikir kembali.”

“Boleh nenek minta sesuatu?”

“Boleh nek.”

“Bisakah Maria melanjutkan profesi mama sebagai guru?”

“Ga bisa nek, aku gak mau jadi guru. AKU GAK SUKA!!!”

Maria langsung berdiri dan masuk ke kamarnya. Baru kali ini Nenek berbeda pendapat dengan Maria, biasanya Nenek selalu mendukung apa yang Maria lakukan. 

Maria pun masih sangat bulat dengan keputusannya. Akhirnya Maria memutuskan untuk tidak banyak omong dalam beberapa hari, dia berpikir bagaimana nanti jalannya kalau dia mengikuti kemauan nenek sedang kan dia tidak suka dengan profesi itu. Pasti jalannya akan sangat rumit kalau dia mengikuti kemauan nenek, dia berpikir masih punya banyak waktu untuk meyakinkan nenek akan keinginan nya. 

Sampai di suatu hari nenek mendatangkan tante Rina, dia adalah adiknya mama yang sangat mirip wajahnya dengan mama, tapi Maria tidak suka akan sikapnya yang suka ceplas ceplos kalau bicara. Dia juga seorang guru di salah satu sekolah SMA. 

Maria terheran-heran dengan tujuan nenek mendatangkan tante rempong itu.

“Kamu kenapa ga mau jadi guru?” tanya tante itu sambil menuangkan air ke gelas.

“Gak mau aja,” jawabku dengan singkat.

“Kamu lihat banyak contohnya orang nganggur setelah ambil sekolah musik?” ucap si tante dengan penuh penekanan.

“Mau jadi apa kamu Mar, kalau melanjutkan sekolah musik ini?” sambung nenek yang keluar dari kamarnya. 

Maria hanya terdiam dan tak mau terlihat kekanak-kanakan walau di depan keluarga sendiri. Sebenarnya Maria pun bingung mau meyakinkan bagaimana karena rasa khawatir, takut, dan bimbang sudah bercampur aduk di benaknya.

Teks terkait gambar, pict by canva.com

Satu minggu kemudian, Nenek dirawat di rumah sakit karena terpeleset di lantai kamar mandi. Setiap  pulang sekolah Maria harus menjaga Nenek di rumah sakit.

Padahal 3 hari lagi Maria harus mengikuti acara pelepasan di sekolah dan harus dihadiri oleh orang tua atau wali. Karena ada gladi resik selama dua hari sebelum acara, Maria bergantian dengan tante Rina untuk menjaga nenek. 

Tuuuuuuuuuttttttt 

Suara nada dering handphone.

“MMMMMARRRRRRRR!!!” Suara tangis tante Rina.

“Kenapa tante?! Ada apa?!”

“NENEK MARR, NENEKKK…”

“Nenek kenapa tan?!”

“NENEK UDAH GA ADA MAR…”

***

Setelah kepergian nenek,  hari berganti minggu, bulan berganti tahun, setiap Maria memainkan musik dia selalu teringat akan perkataan Nenek tentang dunia musik yang menurutnya tidak bermanfaat. Maria suka merasa bersalah kalau tidak mengikuti kemauan nenek, tapi apalah daya dia sangat tidak minat menjadi guru. Sunyi terasa, tidak terdengar lagi suara galaknya nenek saat marah, suara tertawa melengkingnya jika Maria bersikap aneh. Maria  selalu merasa sendirian bahkan di tengah kerumunan orang. 

“Untuk apa aku diciptakan?”

Pertanyaan itu selalu memutari pikiran Maria.  Maria merasa tidak ada gunanya lagi dia hidup.

Dia bingung mau kemana dan apa yang harus dia lakukan. Dia sangat frustasi dan tidak tau harus berbuat apa tentang kehidupannya. Sedangkan dia sudah berkali- kali mencoba untuk meyakinkan pilihan neneknya yang tidak tau arah tujuannya, akan tetapi masih belum mendapatkan arah tujuan hidupnya mau ke mana dia akan bawa. 

***

*Cerita pendek ini terinspirasi dari lagu Billie Eilish yang berjudul “What Was I Made For?”

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan cerita inspirasi lainnya dari Majalah Sunday.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 313
Chat Now
Selamat Datang di Majalah Sunday, ada yang bisa kami bantu?