Majalah Sunday

3 Fenomena Psikologi: Mulai dari Tips untuk Procrastinator, Mengintip Crabs in The Barrel Mentality, hingga Mengatasi Adiksi Menunggu Notifikasi.

Kali ini Sunday akan membahas 3 fenomena psikologi yang perlu kita ketahui. Fenomena-fenomena Psikologi ini bisa saja cukup dekat dengan kita tapi kita tidak menyadarinya, atau mungkin justru belum menyadarinya. Hmm, apa saja itu? Kita langsung saja menuju nomor satu ya, Sunners!

1. Procrastination dan procrastinator.

“While wasting our time hesitating and procrastinating, life goes on.” – Seneca

Procrastination? Apakah Sunners sudah sering mendengar istilah itu? 

Ya, procrastination adalah tindakan menunda-nunda atau mengesampingkan pekerjaan yang penting untuk kegiatan yang sebenarnya bisa dinomorduakan. Nah, tahu nggak sih, ternyata tindakan itu terjadi karena kita gagal mengajak atau memotivasi diri kita untuk melakukan hal yang perlu kita lakukan.

Eits, walaupun procrastination terdengar seperti istilah lain untuk malas, ternyata bukan lho. Procrastination bukan sebuah kemalasan. Orang malas biasanya akan meninggalkan sesuatu yang perlu ia kerjakan, dan mereka merasa tenang dan biasa-biasa saja. Berbeda dengan orang yang melakukan tindakan procrastination, mereka sebetulnya mempunyai keinginan yang besar untuk mengerjakannya dan terkesan perfeksionis. Tapi karena gagal dalam memotivasi diri, akhirnya mereka menunda pekerjaannya hingga menuju deadline alias batas akhir waktu pengerjaannya.

Kalau procrastination berarti sebuah tindakan untuk menunda-nunda, nah, kalau procrastinator memiliki arti sebagai orang yang suka menunda. Hmm, apakah kamu seorang procrastinator? Kalau kamu merasa iya, yuk coba intip tips untuk menghindari menunda-nunda sesuatu!

  1. Jangan takut salah dan gagal.

    Menjadi seorang perfeksionis tidak ada buruknya. Semakin tinggi standar yang kita inginkan, semakin tinggi pula level dari hasil pekerjaan kita. Namun tak jarang pelajar seperti kita takut salah dan gagal, hingga akhirnya menjerumuskan pada kebiasaan menunda.

  2. Tidak berusaha lepas dari procrastination.

    Hal yang perlu dilakukan adalah berupaya semaksimal mungkin untuk mengerjakan tugas, sedikit demi-sedikit upaya yang kamu lakukan akan menjadi kebiasaan yang akan sulit dilepaskan.

  3. Jauhi semua hal yang dapat menjadi distraksi.

    Salah satu contohnya adalah dengan mematikan notifikasi sosial media ketika sedang mengerjakan tugas.

  4. Start small.

    Bisa kamu lakukan dengan fokus dan serius dalam mengerjakan tugas dalam 5-15 menit pertama, setelah itu take a break!

2. The Crabs in The Barrel Syndrome atau Crab Mentality.

Dalam lingkungan, entah pertemanan atau bahkan keluarga. Tak jarang kita bisa menemukan seseorang yang tak bisa ikut gembira, ketika ada teman atau saudara yang sedang bahagia. Atau ada pula situasi di mana seseorang tersebut menyeret teman atau saudaranya ketika ia gagal dan jatuh. 

Nah, ternyata fenomena tersebut juga dipelajari dalam psikologi lho, Sunners. Hal tersebut dikenal dengan istilah The Crabs in The Barrel/Bucket/Pot/Basket Syndrome atau singkatnya Crab Mentality.

Tahu nggak sih, kalau istilah ini diambil dari kebiasaan alami sekumpulan kepiting yang disatukan dalam ember. Biasanya ketika ada satu kepiting yang berhasil memanjat ujung ember dan hampir keluar, kepiting lain yang berada di bawah akan menariknya kembali.

Kemudian perilaku alami kepiting tersebut dianalogikan ke dalam perilaku manusia yang juga senang berkelompok, namun kadangkala salah seorang akan menjatuhkan kepercayaan diri orang yang lainnya. Biasanya dilakukan atas dasar iri, kecemburuan, persaingan, dan keinginan untuk menghentikan kesuksesan orang tersebut.

Untuk menghindarinya, kita lebih baik untuk lebih percaya ya, Sunners. Baik pada diri sendiri maupun orang terdekat, biar nggak ada rasa iri kalau salah satu sedang mendapat kebahagiaan, dan biar nggak ada juga upaya saling menjatuhkan.

3. Mengatasi Adiksi Menunggu Notifikasi

Software atau perangkat lunak yang terpasang di gawai kita memang didesain untuk membuat penggunanya candu dan terus memainkannya secara berkala, khususnya aplikasi perpesanan dan sosial media. Algoritma aplikasi-aplikasi itu mengawasi kita dan mencatat apa yang kita suka dan segala kebiasaan yang kita lakukan ketika membuka aplikasi tersebut. Jadi sangat wajar ya, Sunners, kalau kita kadang merasa sangat sulit lepas dari gawai yang kita gunakan, karena memang sudah begitu dari sananya. Ditambah pula dengan kepintaran dari gawai yang membuat kita sangat bergantung pada alat elektronik yang satu ini.

Tapi apakah normal jika akhirnya kita terus menerus mengintip gawai kita atau menjadi adiksi alias kecanduan menunggu kalau-kalau ada notifikasi baru yang bisa muncul kapan saja? Hmm, coba kita cari tahu lebih lengkapnya yuk!

Menurut wawancara yang dilakukan Catherine Streiner-adair, seorang penulis dari The Big Disconnect: Protecting Childhood and Family Relationships in the Digital Age, ia menjelaskan bahwa hampir semua orang yang ia wawancarai memiliki kecenderungan untuk merasa tidak nyaman, khawatir, gelisah, dan cemas saat mereka tidak bersama smartphone-nya. Dalam penelitian anxietyuk.org yang dilakukan tahun 2012 juga menyatakan bahwa sebanyak 45% respondennya merasakan hal yang sama ketika tidak bisa mengakses sosial media, pada saat itu yang sedang tren adalah surel dan Facebook.

Nah, Sunners, apakah semenjak kegiatan PJJ atau sekolah daring diberlakukan kamu jadi lebih kecanduan gawai dan notifikasi? Nggak perlu khawatir, kita bisa simak tips untuk mengurangi kecanduan tersebut di bawah ini!

 

  1. Tidak perlu mengabaikan gawai sepenuhnya.

    Untuk yang satu ini, tanpa tips pun sebenarnya pasti akan sangat dimengerti. Pada era ini mustahil kita hidup tanpa gawai, khususnya smartphone. Tapi alangkah baiknya kita memilah, mana saja aplikasi yang cenderung membuat kita stres, mana juga yang hanya dapat membuang waktu, lalu beri batasan agar nggak terjebak di sana. Sebaliknya gunakan smartphone untuk kegiatan yang lebih produktif, sesuai passion-mu!

  2. Bertemu orang secara langsung.

    Bertemu seseorang secara face-to-face dapat membantu kita untuk sedikitnya berhenti mengecek notifikasi gawai, dan fokus pada teman yang sedang kita temui.

  3.  Matikan notifikasi, dan cek gawai sekali saja dalam beberapa waktu.

    Bolak-balik menuju aplikasi tertentu dan menunggu sebuah notifikasi itu sangat membuat stres lho, Sunners. Dan kegiatan mengecek notifikasi biasanya dilakukan berulang. Jika saat kita mengecek aplikasi tersebut dan kita tidak mendapatkan notifikasi yang kita ingin, maka kita cenderung akan mengecek lagi dalam beberapa menit kemudian. Oleh karena itu, mematikan notifikasi bisa menjadi alternatif yang bagus untuk mengurangi kecanduan mengintip gawai.

  4. Terakhir, carilah ketenangan.

    Melepaskan diri dari gawai kesayanganmu dan mencari ketenangan lain adalah ide yang sangat menyenangkan. Kita bisa lho sebenarnya melepaskan gawai dan berjalan-jalan santai di luar rumah, atau berkegiatan yang dapat menenangkan lainnya. Kalau nggak terbiasa atau merasa cemas, kita boleh kok melakukannya walau cuma 30 menit. Lama-lama akan terbiasa seiring frekuensi waktu yang ditambahkan.

 

Nah, itu dia tips yang bisa Sunday berikan untuk kalian lakukan. Selamat mencoba, Sunners. Semoga adiksi terhadap notifikasi dapat teratasi!

Jadi itu dia 3 fenomena psikologi yang sangat dekat dengan kita sehingga perlu kita ketahui dan kenali. Semoga dapat menambah wawasan, dan stay sane, Sunners!

 

Ditulis Oleh: Dewi Sulistia, Universitas Negeri Jakarta.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Chat Now
Selamat Datang di Majalah Sunday, ada yang bisa kami bantu?