Penulis: Endah Romadhon – UNJ
Sunners! Kalian menyadari tidak bahwa ketika ada kasus kekerasan seksual terkadang atau bahkan banyak dari sebagian masyarakat yang masih sering menyalahkan korban atas kasus tersebut? Padahal sudah jelas korban yang seharusnya mendapatkan perlindungan dari orang-orang, tapi malah disalahkan atas kemalangan yang diterima olehnya. Peristiwa tersebut dinamakan sebagai victim blaming (menyalahkan korban), yaitu masyarakat menyalahkan korban atas peristiwa yang dialaminya. Victim blaming adalah kondisi masyarakat yang menganggap korban sebagai penyebab bencana yang menimpanya, menganggap saat terjadi kekerasan seksual korbanlah yang melakukan kesalahan sehingga ia bisa menjadi korban atas kekerasan yang terjadi, merendahkan tingkat keparahan tragedi, dan tidak mempercayai cerita korban. Peristiwa menyalahkan korban ini sangat disayangkan masih terjadi sampai sekarang dan masih banyak dilanggengkan oleh masyarakat karena minimnya informasi mengenai hal tersebut.
Seseorang mendapatkan dorongan untuk melakukan victim blaming dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dikutip dari penelitian Wijayanti & Suarya (2023) di antaranya:
Beberapa kasus kekerasan seksual yang terjadi terdapat korban yang tidak melakukan penolakan secara fisik ataupun verbal, biasanya ketika kasus itu terjadi seseorang cenderung menyalahkan korban karena korban tidak melakukan penolakan saat terjadi kekerasan. Padahal dalam kenyataannya ketika terjadi kekerasan seksual korban cenderung mengalami respon freeze (diam) yang dikarenakan rasa takut yang dimiliki korban terhadap pelaku.
Ketika korban kekerasan seksual terjadi pada orang yang sudah dewasa cenderung menerima victim blaming karena dianggap korban dapat melindungi dirinya sendiri dan bertanggung jawab pada dirinya sendiri dibandingkan dengan korban diusia yang lebih muda.
Masyarakat yang masih menganut budaya patriarki menganggap bahwa laki-laki memiliki kedudukan lebih tinggi dibandingkan perempuan dan memandang laki-laki sebagai poros berputarnya dunia. Budaya patriarki lainnya adalah menganggap perempuan hanya sebagai penggoda laki-laki dan pemuas nafsu sang laki-laki sehingga ketika terjadi kekerasan seksual laki-laki yang menjadi pelaku dianggap biasa saja dan cenderung memaklumkan tindakan tersebut.
Terkadang seseorang melakukan victim blaming karena mengikuti opini mayoritas yang ada di masyarakat tanpa mencari tahu lebih dalam atau hanya sekadar ikut-ikutan teman-temannya.
Biasanya masyarakat di lingkungan tingkat pendidikan yang rendah cenderung menyalahkan korban daripada masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Victim blaming membawa dampak buruk bagi korban (Sumber: canva.com)
Mengutip dari penelitian Ashgarie, Tibrisna, Basith, dan Sai’d korban terkena dampak negatif dari sisi psikologis, fisik, dan hingga ke kehidupan akademik atau pekerjaan korban. Dampak yang terjadi pada korban diantaranya, yaitu; Pertama, korban jadi ikut menyalahkan dirinya karena terbawa sugesti orang lain yang menyalahkan dirinya atas tragedi yang menimpanya; Kedua, timbulnya perasaan malu dan menganggap dirinya adalah aib yang harus ditutupi; Ketiga. Korban merasa takut untuk melapor karena korban akan terkena stigma negatif dari masyarakat; dan keempat, korban merasa cemas, depresi, menjadi trauma akan masa depan, dan bahkan adanya keinginan untuk mengakhiri hidupnya sendiri.
Sunners! Setelah mengetahui dampak yang diterima oleh korban begitu besar, mari kita hentikan victim blaming ini dengan cara sebagai berikut:
·
Menyalahkan korban bukanlah tindakan yang tepat dilakukan terhadap korban kekerasan seksual. Tindakan menyalahkan korban hanya membawa sengsara lebih bagi korban bahkan korban bisa saja kehilangan dirinya sendiri. Jadi, Sunner, ayo kita putuskan rantai tindakan menyalahkan korban kekerasan seksual dan mari kita buat ruang aman bagi para korban. Menghentikan victim blaming adalah tanggung jawab kita bersama.
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.