Penulis: Muhammad Dafa Anugrah – Universitas Negeri Jakarta
Siapa sih yang gak mau punya hubungan yang penuh cinta, dukungan, dan kasih sayang? Pasti dari kita banyak dong yang ingin hal tersebut. Namun, tak jarang cinta yang kita dambakan bahagia itu justru berubah menjadi menyakitkan. Generasi kita sekarang mengenalnya sebagai “Toxic Relationship” —di mana hubungan tersebut lebih banyak membawa dampak negatif daripada positif entah bagi kehidupan emosional, fisik, maupun mental kita.
Melansir dari Alodokter, Toxic Relationship adalah hubungan tidak sehat yang membuat seseorang merasa tidak dipahami dan didukung atau merasa direndahkan. Hubungan ini tidak hanya bisa terjadi pada sepasang kekasih, tetapi juga dalam lingkungan pertemanan bahkan keluarga. Tapi bagaimana kita tahu jika hubungan kita sudah berada di tahap tersebut?
Bisa kamu sadari atau tidak, sebenernya ada banyak tanda yang bisa menjadi sinyal bahwa hubunganmu sudah tidak lagi sehat dan perlu ditinjau ulang. Apa saja tuh? Berikut tanda-tanda yang harus kamu waspadai:
Jika pasangan kamu sering mencoba mengendalikan hidupmu, seperti mengatur dengan siapa kamu boleh berteman, mengatur apa yang kamu kenakan, atau bahkan mengendalikan keputusan penting dalam hidupmu, ini adalah tanda kontrol berlebihan yang tidak sehat.
Komunikasi adalah kunci dalam sebuah hubungan. Jika setiap percakapan yang kamu lakukan dengan dia selalu berakhir dengan pertengkaran, saling menyalahkan, atau bahkan diam-diaman tanpa penyelesaian, maka ini bisa menjadi tanda adanya masalah serius dalam hubunganmu.
Cemburu memang bisa dianggap sebagai bentuk perhatian. Tetapi jangan salah, jika cemburunya berlebihan hingga kamu merasa terkekang, selalu diinterogasi, atau dipaksa memberikan bukti kepercayaan, ini adalah tanda hubungan yang tidak sehat.
Dalam hubungan yang sehat, kamu harusnya tetap menjadi dirimu sendiri. Namun, jika kamu merasa bahwa ternyata kehilangan diri sendiri, tidak bisa mengekspresikan apa yang kamu suka, atau bahkan terpaksa mengubah kepribadian hanya demi menyenangkan pasanganmu, ini merupakan tanda bahaya.
Segala bentuk kekerasan, baik fisik maupun verbal, adalah tanda yang sangat jelas bahwa hubungan tersebut toxic. Tanpa dijelaskan, tidak ada alasan apapun yang bisa membenarkan tindakan kekerasan dalam sebuah hubungan.
Kok susah banget ya keluar dari toxic relationship? Pasti lah, apalagi jika kamu merasa terjebak dalam siklus cinta dan konflik. Rasa takut kesepian, ketergantungan emosional, atau bahkan harapan bahwa pasanganmu akan berubah, hal itu tuh yang jadi alasan kenapa banyak orang bertahan dalam hubungan yang justru merusak mereka.
Oke, sekarang kamu sudah sadarkan tanda-tanda jika hubunganmu mulai tidak sehat? Terus kita harus apa jika sudah mengalaminya? berikut beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk keluar dari situasi tersebut:
Langkah paling pertama yang harus kamu lakukan adalah mengakui bahwa kamu berada dalam hubungan yang tidak sehat. Menerima kenyataan ini bisa membantu membuka kamu untuk lebih tentang dalam mengambil tindakan selanjutnya.
Pasti sulit untuk menceritakan apa yang kita alami, tetapi terkadang berbicara dengan teman dekat atau anggota keluarga bisa membantu kamu mendapatkan perspektif lain yang lebih jelas. Mereka bisa membantu kamu melihat situasi secara objektif dan memberikan dukungan emosional.
Keluar dari toxic relationship memang tidak mudah. Jika kamu belum siap untuk benar-benar keluar dari hubungan, maka tetapkan batasan yang jelas dengan pasanganmu. Pastikan dia tahu apa yang kamu terima dan tidak terima dalam hubungan.
Jika situasi terus memburuk dan pasanganmu tidak mau berubah, pertimbangkan untuk mengakhiri hubungan. Terkadang, meninggalkan toxic relationship adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan kembali kedamaian dan kebahagiaan. Awalnya pasti berat, tetapi setelah itu kamu pasti mendapatkan kebebasan yang sebelumnya belum sempat kamu rasakan ketika sama dia.
Jika kamu merasa sulit untuk keluar dari toxic relationship atau merasa trauma, tidak ada salahnya untuk meminta bantuan profesional. Jangan ragu untuk mencari bantuan dari konselor atau psikolog. Mereka bisa membantu kamu memproses emosi dan memberikan panduan untuk keluar dari situasi toxic ini.
Hubungan seharusnya membawa kebahagiaan dan dukungan, bukan ketakutan apalagi rasa sakit. Jika kamu berada dalam toxic relationship, ingat bahwa kamu berhak atas cinta yang sehat dan saling menghormati. Jangan pernah takut untuk melepaskan sesuatu yang merusak, karena mencintai diri sendiri adalah hal terpenting dalam perjalanan hidupmu.
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.