Penulis: Endah Romadhon – UNJ
Hujan turun dan mereda
Daun tumbuh dan berguguran
Air mengalir hulu ke hilir
Orang-orang datang dan pergi
Waktu terus berjalan
Detik, menit, hingga jam terus berjalan
Semuanya terus bergerak
Tak ada yang berhenti bergerak
Apakah diriku bisa seperti itu?
Bergerak berusaha meninggalkanmu
Meninggalkan kita serta kenangannya
Kenangan yang diukir dengan cinta
Bahagia, canda, dan tawa kita
Bersatu padu menghangatkan hati
Sedih, kecewa, dan amarah kita
Saling menusuk menyakiti hati
Tak ada yang paling menyakitkan
Ketika selamat tinggal kau ucapkan
Kau ucapkan tanpa mendengar diriku
Diriku yang masih mengharapkan kita
Tapi apa daya semua itu hanya jadi lalu
Kau tetap dengan apa yang kau ucapkan
Pergi berlalu tanpa melihatku lagi
Berjalan seolah kenangan bukanlah hambatan
Aku juga ingin seperti itu
Berjalan jauh meninggalkan kenang kita
Kenangan yang jauh di belakang sana
Berani mengucapkan selamat tinggal
Aku juga ingin terus melangkah
Seolah kenangan bukanlah hambatanku
Aku ingin bertemu sosok yang baru
Mengukir cinta yang baru
Tapi mengapa jadi begini?
Ketika aku sudah bergerak seperti yang lain
Berusaha meninggalkanmu di sana
Tapi apa? Mengapa?
Hanya sekali melihat hadirmu di dekatku
Semuanya usahaku hilang
Segala kenangan kita kembali
Kembali menggerogoti pikiran dan hati
Hanya sekali melihat hadirmu di dekatku
Sejuta rasa yang dikubur tumbuh kembali
Tumbuh dengan cepat dan subur
Sama seperti dulu ketika kita bertemu pertama kali
Kenapa seperti itu?
Aku sudah berusaha pergi menjauh
Tapi kenapa semuanya terasa sama?
Mengapa siklus yang sama terulang kembali?
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.