Penulis: Syelvina Gusmarani
Selamat datang di dunia abu-abu,
Sunyi meresap seperti rumah tanpa penghuni,
Riuh tak henti di ujung malam yang beku,
Luka-luka abadi, perihnya tak pernah pergi,
Namun, kucoba nikmati, seolah tiada arti.
Dia tetap hadir, langkahnya menari-nari,
Menyusup perlahan, racuni jiwa yang letih,
Kewarasan perlahan terurai, mati tanpa disadari,
Hantui kenyataan yang sepi,
Mengubah waktu menjadi mimpi tak bertepi.
Bertukar peran, saling menyakiti,
Seolah hidup tak pernah memberi akhir,
Pura-pura pulih, namun hati terselubung duri,
Aku telah mati berkali-kali,
Dalam kesepian yang begitu sunyi.
Dia tetap hadir, tariannya kian menggila,
Racun sunyi perlahan menusuk dalam,
Tak ada tempat lari, hanya derita yang tercipta,
Kenangan berselimut dendam,
Hidup terasa seperti ilusi kelam.
Selamat datang di penyangkalan abadi,
Di mana peran saling menghantam tak terhenti,
Mimpi dan realita tak lagi berseri,
Dia tetap menari, tanpa henti,
Merajut kehampaan di jiwaku yang mati.
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.