Penulis: Floristika Apraluya Flagracia-Universitas Kristen Indonesia
Halo Sunner!
Budaya senioritasĀ masih banyak terjadi di Indonesia. Istilah ini mengacu pada tingkatan sekolah khususnya berada di sekolah menengah atas. Sebagai siswa yang baru masuk sekolah dan ingin memulai adapatasi di lingkungan baru pasti ingin mendapatkan rasa nyaman dari lingkungan sekolah. Namun terkadang ada saja hal yang tidak sesuai ekspektasi dan mengganggu kenyamanan di sekolah.
sunner mungkin pernah merasakan tindakan senioritas dari kakak kelas, baik dalam bentuk tindakan atau ucapan. Jika ini dibiarkan dapat menimbulkan dampak buruk atau negatif. Untuk sunner yang penasaran mengenai alasan masih tercipta nya budaya senioritas dan bagaimana cara menghadapinya? Simak yuk apa saja!
Budaya senioritas nampaknya sudah mendarah daging di beberapa sekolah. bermula dari keinginan membalas dendam atas apa yang dialami sebelumnya. Mereka yang berstatus senior saat ini merupakan junior pada masa lalu yang telah mengalami perlakuan yang sama. Mereka pun ingin melakukan balas dendam kepada junior-junior nya. Hal ini berlangsung terus menerus dan menjadi siklus yang sulitĀ dihentikan. Akibatnya, budaya senioritas tetap ada dan masih berdampak buruk pada orang lain. Jika Sunner seorang siswa junior yang menyadari siklus ini, berkomitmenlah untuk tidak melakukan hal yang sama. Hentikan siklus tersebut sehingga senioritas negatif tidak ada lagi.
Senior sering berasumsi bahwa junior harus tunduk pada seniornya karena alasan yang terkadang tidak masuk akal. Saling menghormati dan menghargai satu sama lain merupakan kewajiban kita semua sebagai pelajar yang terpuji, namun menundukkan dan memaksakan sesuatu yang tidak boleh dilakukan sama sekali tidak terpuji. Jangan biarkan seniorĀ melakukan hal negatif terhadap junior karena rasa hormat.
Senioritas dan junioritas erat kaitannya dengan tindakan otoriter yang tidak ada pada sistem pendidikan. Ada banyak sekali faktor yang dapat melatar belakangi hal ini, salah satunya karena para senior menginginkan suatu pengakuan atas kehadirannya sehingga mereka tidak terlupakan begitu saja dan tidak merasa disepelekan oleh junior. Daripada melakukan hal yang berkaitan dengan senioritas negatif, akan lebih baik untuk bersaing prestasi agar mampu mendapatkan pengakuan dari sisi positif.
Teks terkait gambar, pict by canva.com
Jangan membuang-buang waktu hanya untuk memikirkan sikap senior yang sepertinya tidak menyukai sunner. Sibukkan diri dengan mengasah bakat dan meraih prestasi.Hindari sikap angkuh atau kesan sombong untuk pamer. Tetap tenang dan tetap rendah hati jika sudah mendapatkan perhatian dari teman-teman seangkatan atau bahkan kakak kelas.
Ada beberapa senior yang jail dengan mengajak berbicara hanya untuk menunjukkan senioritas sekaligus sebagai suatu ancaman bagi junior. Pada momen inilah sebaiknya sunner usahakan untuk tidak minder, namun jangan sampai memancing amarah senior.
Hindari atau tolak dengan bahasa yang sopan jika diajak untuk bertemu di belakang sekolah ataupun tempat sepi. Bisa diakali dengan mengajak nya bicara di kantin atau tempat ramai, dan ajaklah salah seorang teman untuk menemani. Sikap ini bisa menghindari kita dari ancaman bullying.
Sejak awal memasuki dunia baru dan bertemu orang baru, sunner harus sudah memiliki kepercayaan diri yang kuat. Sama halnya saat bertemu dengan senior di sekolah, tunjukanlah rasa percaya diri agar tidak terlihat sebagai objek yang mudah diganggu. Bersikap seperti ini tidak menghilangkan rasa respect terhadap senior. Harus tetap menghormatinya sebagai kakak kelas, tapi tidak menurunkan rasa percaya diri kita saat bertemu dengannya.
Teks terkait gambar, pict by canva.com
Nah, alasan dan tips di atas dapat menjadi aspek ataupun faktor mengapa senioritas marak terjadi dan bagaimana cara kita menghadapinya.
*****
Dapatkan artikel lainnya dari Majalah Sunday.