Penulis: Zahid
Hari ini kita akan mengupas kisah inspiratif dari seorang pelajar penuh talenta yang telah menorehkan berbagai prestasi di bidang akademis dan non-akademis. Di usianya yang masih muda, ia berani tampil sebagai sosok pemimpin dan teladan bagi teman-temannya. Yuk, kenalan lebih dekat dengan Rezita Herdyana Lauzah, yang akrab disapa Zita, adalah seorang pelajar kelas 12 di SMA Negeri 3 Bengkulu yang dikenal aktif dalam berbagai kegiatan sekolah. Selain berperan sebagai Ketua OSIS, Zita juga rajin mengikuti perlombaan, terutama di bidang debat, serta berbagai kompetisi lainnya. Kini, meskipun berada di tahun terakhir SMA, Zita tetap mengisi waktu luangnya dengan produktif. Ia aktif membuat konten edukatif dan berbagi kegiatan kesehariannya di Instagram. Tidak hanya itu, Zita juga berprestasi sebagai Duta Pelajar Juara Indonesia, bahkan terpilih sebagai Duta Utama Putri. Baru-baru ini, Zita mengikuti pelatihan Ketua OSIS dan berhasil meraih tempat di antara 100 Ketua OSIS terbaik se-Indonesia.
Minat Rezita terhadap ajang kedutaan sudah muncul sejak kelas 10, dengan keinginan kuat untuk menjadi Duta SMA di provinsinya. Sejak dini, ia telah mempersiapkan diri dengan terlibat aktif dalam organisasi, menulis esai, dan mengumpulkan berbagai sertifikat sebagai bekal.
Saat memasuki kelas 11, Rezita mengikuti ajang Duta SMA dengan penuh semangat. Namun, meskipun persiapan yang matang, ia tidak berhasil lolos di tahap pertama seleksi. “Rasanya kecewa, tapi aku tetap berusaha mencari peluang lain,” ujarnya. Di sela-sela menunggu pengumuman Duta SMA yang cukup lama, ia menemukan kesempatan untuk mengikuti ajang Duta Pelajar Juara Indonesia. Rezita pun mendaftar dan melanjutkan proses seleksi sambil menunggu hasil dari Duta SMA.
Ketika hasil diumumkan dan ia tidak lolos dalam seleksi Duta SMA, Rezita memilih untuk fokus sepenuhnya pada ajang Duta Pelajar Juara Indonesia. Meskipun awalnya Duta SMA adalah pilihan utama, ia menjadikan kegagalan ini sebagai pelajaran untuk tampil lebih baik di kesempatan berikutnya. Dalam proses seleksi Duta Pelajar, Rezita melalui berbagai tahapan seperti tes wawasan kebangsaan, wawancara, dan pembuatan video yang mengharuskannya membuat rencana tiga aksi nyata sebagai Duta Pelajar Juara Indonesia. Ia juga mendapat tantangan uji publik melalui voting di Instagram.
Rezita mempersiapkan diri dengan maksimal, memastikan setiap tahap dilalui dengan serius, mulai dari tes, wawancara, hingga kampanye voting. “Kali ini aku benar-benar mempersiapkan semuanya dengan matang, dari yang pernah gagal sebelumnya, aku belajar untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada,” jelasnya. Malam pengumuman menjadi momen yang tak terduga bagi Rezita, karena ia berhasil meraih gelar Duta Utama Putri di ajang tersebut.
Sebagai Duta Pelajar Nasional Utama Putri, Rezita Herdyana Lauzah tidak hanya menjalankan perannya secara aktif, tetapi juga menciptakan dampak positif melalui berbagai kegiatan inspiratif. Salah satu inisiatif utamanya adalah mendirikan Komunitas Pelajar Indonesia, komunitas berskala nasional yang kini beranggotakan sekitar 230 pelajar dari berbagai daerah. Komunitas ini hadir sebagai wadah bagi para pelajar untuk berbagi pengalaman, pengetahuan, dan inspirasi, dengan akun Instagram bernama “katarezita.”
Selain itu, selama menjalani peran sebagai Duta Pelajar, Rezita kerap diundang sebagai pembicara di berbagai acara yang umumnya dilakukan secara daring, baik melalui Zoom maupun Instagram. Ia sering berbagi informasi seputar dunia pelajar dan topik lainnya bersama partnernya, Duta Utama Putra, Fakhri, melalui sesi live di Instagram.
Setiap bulan, Rezita dan para duta lainnya juga mengelola program mingguan dan bulanan dengan membuat konten edukatif yang sesuai tema yang ditentukan oleh founder program Duta Pelajar. Melalui unggahan di media sosial, Rezita membagikan wawasan dan semangat kepada pelajar lain untuk menginspirasi generasi muda Indonesia agar terus berprestasi dan aktif berkontribusi di masyarakat.
Selama masa jabatannya sebagai Duta Pelajar Nasional, Rezita Herdyana Lauzah telah meraih beberapa pencapaian berharga yang memberikan pengalaman baru dalam kariernya. Salah satu pencapaian terbesar adalah kesempatan untuk berkolaborasi dengan berbagai brand, termasuk menjadi mitra kolaborasi dengan aplikasi pengembangan diri, MySkill.
Selain itu, ia juga terpilih sebagai Student Ambassador, membawa nama Duta Pelajar dalam posisi ini. Peran ini memberinya tanggung jawab untuk mewakili komunitas pelajar Indonesia dalam lingkup yang lebih luas, sekaligus memperkuat citra Duta Pelajar Nasional di hadapan pelajar dan mitra profesional lainnya.
Menjalankan peran sebagai Duta Pelajar Nasional tentu tidak lepas dari berbagai tantangan, salah satunya adalah manajemen waktu. Bagi Rezita Herdyana Lauzah, mengatur waktu menjadi tantangan terbesar yang ia hadapi selama menjabat. Selain sebagai Duta Pelajar, Rezita juga memegang tanggung jawab sebagai Ketua OSIS di sekolahnya, yang memerlukan dedikasi untuk mengelola berbagai program dan acara di sekolah. Di samping itu, ia juga aktif mengikuti berbagai lomba akademik dan non-akademik.
Untuk mengatur waktu, Rezita selalu menyusun rencana setiap malam. Ia mencatat semua jadwal kegiatan esok hari di aplikasi notes di HP, kalender, atau bahkan di catatan kecil yang ditempel di dinding kamar. Dengan ini, ia selalu tahu kegiatan apa yang harus dilakukan dan kapan harus melaksanakannya dan membantu Rezita memastikan agar semua tugasnya, baik sebagai Duta Pelajar maupun Ketua OSIS, bisa terselesaikan tanpa bentrok. Bagi Rezita, kuncinya adalah menikmati setiap aktivitas yang dijalani. “Aku nggak pernah merasa pusing, karena ini kemauan aku sendiri. Jadi, selama ngejalaninya aku selalu enjoy,” ungkapnya.
Menjadi Duta Pelajar Nasional telah mengubah cara pandang Rezita terhadap peran pelajar dalam masyarakat. Menurut Rezita, banyak pelajar saat ini yang cenderung menganggap sekolah sebagai formalitas belaka, tanpa berusaha untuk mengeksplorasi potensi diri lebih dalam. “Menurut aku, masih banyak pelajar yang memiliki minat rendah dalam mengasah soft skill dan pengembangan diri. Kebanyakan dari mereka menganggap sekolah hanya sebagai formalitas datang, duduk, dan pulang tanpa benar-benar terlibat, bahkan sering hanya mengikuti teman. Padahal, masih banyak hal positif yang bisa dieksplorasi, seperti berpartisipasi dalam lomba atau kegiatan yang dapat mengembangkan potensi diri dan keterampilan kita,” ungkapnya. Ia melihat pentingnya aktif berpartisipasi dalam kegiatan yang mengasah keterampilan, seperti mengikuti lomba atau ajang kedutaan, yang dapat membangun soft skills sejak usia dini. Baginya, keterampilan ini akan sangat berguna, baik saat kuliah maupun dalam dunia kerja. “bagiku mengasah soft skill dari sejak pelajar sangat penting yang mana bakal dibutuhkan ketika kita akan kuliah ataupun kerja nantinya” lanjutnya. Selain itu, ia menyadari bahwa dukungan lingkungan sekitar, seperti keluarga dan teman, sangat memengaruhi semangat pelajar untuk berkembang.
Menjadi Duta Pelajar Nasional telah memberikan banyak pelajaran berharga bagi Rezita Herdyana Lauzah, salah satunya adalah kemampuan public speaking yang semakin terasah. Awalnya, Rezita mengakui bahwa berbicara di depan kamera adalah tantangan besar baginya. Saat merekam video, ia sering merasa kaku, kurang percaya diri, dan khawatir membuat kesalahan. Namun, peran sebagai duta menuntutnya untuk tampil di berbagai media, seperti Zoom, Instagram Live, dan membuat konten video di media sosial seperti Instagram dan TikTok. “Aku tuh tipe orang yang kalau ngomong di kamera atau ketika bikin video itu kaku terus salah mulu, nah tapi semenjak aku jadi duta karena kebanyakan tugas aku sebagai duta itu berbicara di depan kamera seperti zoom live ig dan bikin konten di ig ataupun di tiktok sekarang lebih percaya diri dan terbiasa”
Dengan semakin sering tampil di depan kamera, Rezita berhasil mengatasi rasa gugup dan kaku saat berbicara. Ia merasa lebih percaya diri dan mampu berbicara dengan tenang di hadapan kamera, sesuatu yang sebelumnya sulit ia lakukan. Ia juga semakin terbiasa mengedit konten, yang menjadi bagian dari tugasnya sebagai Duta Pelajar. Menurut Rezita, kemampuan berbicara di depan kamera dan keterampilan mengedit adalah bekal penting yang ia dapatkan selama menjabat sebagai duta, dan keduanya memberikan dampak besar dalam membentuknya menjadi individu yang lebih percaya diri dan terampil.
Sebagai siswi kelas 12, Rezita Herdyana Lauzah kini memfokuskan dirinya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Cita-citanya adalah bisa diterima di salah satu dari tiga universitas terbaik di Indonesia. Saat ini, Rezita mempersiapkan diri dengan serius, mengikuti berbagai tryout UTBK dan belajar intensif untuk SBMPTN. Ia berharap usahanya akan membuahkan hasil dan membawanya menuju impian akademis di universitas yang diinginkan.
Rezita Herdyana Lauzah memiliki pesan motivasi yang selalu dipegangnya: “If we never try, we never know.” Bagi Rezita, penting untuk tidak menyerah sebelum mencoba. Banyak orang yang sudah kalah sebelum bertempur, padahal sebenarnya mereka belum berusaha maksimal. “Sebenarnya mereka tuh nggak kalah, tapi belum berhasil” ungkapnya. Ia menekankan bahwa kita tidak akan pernah tahu hasil dari usaha kita jika tidak berani mencoba.
Menurutnya, kebanyakan pelajar belum memiliki mindset yang tepat tentang pentingnya mencoba segala hal. Kalah dalam suatu kompetisi bukanlah kegagalan, melainkan langkah menuju keberhasilan yang belum tercapai. Rezita mendorong semua pelajar untuk menjelajahi diri mereka dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan. Dengan memiliki pola pikir yang terbuka dan berani mengambil peluang, kita dapat menciptakan kesempatan dan terus berkembang. Jadi, jangan ragu untuk mencoba, karena setiap usaha adalah langkah menuju pencapaian. “Kalau kata orang sih lebih baik capek di masa muda daripada di masa tua kita baru merasakan capeknya. Lebih baik kita habisin masa gagalnya itu di masa muda. Di masa muda ini lah kita harus menghabiskan jatah gagal kita tuh sebanyak-banyaknya,” pesan terakhir oleh Rezita Herdyana Lauzah.
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.