Penulis: Dafa – UNJ
Pas PDKT pernah gak dia posesif? Atau justru kamu yang posesif? Dalam fase pendekatan atau PDKT, sebagian orang mungkin merasa jika perhatian lebih dari calon pasangan adalah tanda ketertarikan. Tetapi, ketika perhatian itu justru berubah menjadi kontrol yang berlebihan, pasti dari kita banyak yang bertanya “apa dia benar-benar serius tertarik atau justru jadi alarm bahaya?
Melansir Siloam Hospitals, Posesif adalah perilaku ketika seseorang merasa menjadi pemilik orang lain sehingga kerap membuat mereka ingin mengontrol dan menguasai orang lain. Posesif ketika masa pendekatan mungkin bisa dianggap sebagai bentuk perhatian. Tetapi, ini juga bisa menjadi peringatan tentang kontrol yang berpotensi berkembang menjadi masalah dalam hubungan jangka panjang. Dalam sebuah hubungan yang sehat, rasa percaya dan dukungan terhadap pasangan biasanya menjadi fondasi utama. Ketika sifat posesif muncul sejak awal, bisa jadi ini menunjukkan adanya ketakutan atau rasa tidak aman dalam diri seseorang.
Bagi sebagian orang, posesif di awal hubungan mungkin terlihat sebagai tanda cinta. Perhatian dan keinginan untuk selalu ada bisa menjadi sinyal bahwa seseorang sangat peduli. Misalnya, dia mungkin ingin tahu dengan siapa kamu menghabiskan waktu atau apakah kamu selamat sampai di rumah setelah bertemu. Tetapi, kamu harus paham bahwa perhatian ini berbeda dengan kontrol. Saat sifat posesif ini berubah menjadi keharusan untuk mengendalikan setiap gerak-gerik kamu, Nah bisa jadi itu merupakan kode merah yang harus kamu waspadai.
Saat sifat posesif dia mulai terasa mengganggu, bisa jadi ini merupakan tanda awal perilaku yang tidak sehat dan normal. Berikut hal yang bisa menjadi tanda-tanda dia mulai posesif berlebihan, antara lain:
Jika tanda-tanda di atas saja sudah muncul ketika masa PDKT, penting banget buat kamu mengobrol dengannya secara terbuka dan mendiskusikan hal-hal itu.
Jika kamu mulai mendapati bahwa dia sudah menunjukkan perilaku posesif seperti di atas, kamu bisa melakukan beberapa tips berikut:
Sampaikan apa yang kamu rasakan dengan jujur dan tanyakan alasan dia balik perilakunya tersebut. Mungkin saja ada ketakutan atau rasa tidak aman yang bisa didiskusikan bersama;
Jika kamu mulai terganggu, penting untuk kamu menetapkan batasan agar dia bisa lebih menghargai privasi dan kebebasan kamu. Batasan tersebut mungkin bisa membantu menghindari perilaku posesif-nya di kemudian hari.
Apabila justru perilaku posesif dia semakin parah dan sulit untuk diubah, coba kamu pertimbangkan untuk mengakhiri masa PDKT tersebut. Gak ada salahnya kok, Ingat jika hubungan yang sehat selalu didasarkan oleh rasa percaya dan dukungan, bukan kontrol dan ketakutan.
*****
Posesif di masa PDKT bisa menjadi tanda perasaan cinta yang sangat dalam, tetapi jika berlebihan, justru ini dapat mengarah pada hubungan yang tidak sehat. Mengenali tanda posesif sejak fase pendekatan dan berbicara terbuka akan hal itu dengan dia, bisa membantu mencegah perilaku ini berkembang menjadi kontrol yang berlebihan. Pada akhirnya, cinta yang tulus tidak harus membuat kita kehilangan kebebasan atau identitas pribadi. Hubungan yang sehat seharusnya mendukung, bukan mengendalikan.
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.