Pil KB darurat merupakan salah satu solusi pencegah kehamilan. Tapi, apakah berisiko bila dikonsumsi remaja?
Istilah kontrasepsi pastinya gak asing di telinga Sunners. Mulai dari pil KB, IUD alias spiral hingga kondom, kontrasepsi berfungsi mencegah kehamilan dengan cara berbeda menyesuaikan jenis kontrasepsi yang digunakan.
1. Apa sih pil KB darurat itu?
Sunners pasti penasaran seperti apa pil KB darurat itu. Nah, sebelum membahas lebih lanjut, perlu diingat bahwa hal tersebut sejatinya diperuntukkan bagi pasangan dewasa yang ingin mencegah kehamilan.
Tersedia di apotek maupun klinik, pil KB darurat hadir dalam dua jenis, yaitu alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dan pil layaknya pada umumnya. Bedanya, penggunaan pil ini tidak direncanakan dan hanya dikonsumsi dalam keadaan genting, misalnya saat lupa mengonsumsinya atau terjadi kerusakan pada kondom.
Uniknya, pil KB darurat memiliki nama lain yang relatif beragam lho, seperti kontrasepsi darurat (kondar), kontrasepsi sekunder, kontrasepsi pasca-senggama, morning after pill, atau morning after treatment. Karena bersifat cadangan, hal tersebut tidak dipakai sebagai pengganti kontrasepsi reguler.
2. Kalau berbeda dengan kontrasepsi pada umumnya, bagaimana nih cara kerja pil KB darurat?
Mengonsumsi pil KB darurat bukan berarti menggugurkan janin atau meluruhkan sel telur yang sudah dibuahi, lho. hal tersebut berperan mencegah pembuahan dengan menahan sel telur agar tidak dilepaskan ke saluran tuba falopi.
Tak cuma itu, pil ini juga memicu produksi lendir pada dinding uterus. Alhasil, sperma akan terjebak sehingga tak bisa bertemu dengan sel telur.
Beda jenis, beda pula cara penggunaannya, nih. Pil kontrasepsi darurat efektif diminum paling lama 72 jam usai berhubungan seksual. Sementara AKDR atau IUD darurat sebaiknya dipasang 5-7 hari setelah berhubungan seksual.
3. Bila masih remaja, apakah boleh mengonsumsi pil KB darurat?
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), semua perempuan usia subur boleh mengonsumsinya demi menghindari kehamilan yang tidak diinginkan. Batasan usia juga tidak ditetapkan dalam pemakaiannya.
Namun yang perlu Sunners pahami, pil KB darurat tidak serta merta bebas digunakan oleh siapa saja. Perempuan di bawah 18 tahun tidak dianjurkan sebagai satu-satunya alat kontrasepsi pencegah kehamilan.
Hal ini dikarenakan belum adanya bukti medis mengenai risiko jangka panjang bagi remaja. Terlebih karena metode kontrasepsi darurat baru dikembangkan belum lama ini.
Terdapat pengecualian situasi penggunaan untuk remaja, yaitu ketika adanya hubungan hubungan seksual tidak diinginkan dan bersifat paksaan, contohnya pemerkosaan. Meski begitu, Sunners tetap harus menjalani pemeriksaan medis guna mendapatkan penanganan yang tepat.
4. Apa saja risiko untuk remaja?
Sampai saat ini, belum ada penelitian yang membuktikan bahaya minumnya, khususnya bagi remaja. Tak hanya itu, belum ada laporan yang menyatakan remaja berisiko tinggi mengalami efek samping.
Menurut Mayo Clinic, efek samping yang muncul usai mengonsumsinya cukup beragam, mulai dari mual, lemas, sakit kepala, nyeri payudara, alergi, hingga pendarahan selama 2-3 hari. Pada beberapa kasus, hal tersebut bisa menyebabkan siklus haid tidak teratur, nih.
Keberadaannya tidak serta merta menjadi kesempatan untuk terlibat seks bebas sebab Sunner masih berpotensi terkena risiko membahayakan lainnya, misalnya penularan penyakit kelamin dan kehamilan.
Oleh: Peggy Kakisina, Universitas Brawijaya