Penulis: Aurellia Khansa Sujatmoko Putri – Universitas Udayana
Sunners!, kalian tahu gak sih kalau perubahan iklim atau climate change ternyata gak hanya berdampak pada lingkungan saja? Selain menyebabkan perubahan cuaca ekstrem, banjir, atau kebakaran hutan, ternyata climate change juga punya dampak serius terhadap kesehatan manusia, khususnya kesehatan reproduksi! Meski sering diabaikan, climate change dan kesehatan reproduksi ternyata saling berkaitan, lho!
Menurut para ahli, climate change mempengaruhi berbagai faktor lingkungan yang dapat berdampak langsung maupun tidak langsung pada sistem reproduksi manusia. Mulai dari suhu yang semakin panas hingga meningkatnya polusi udara, semua ini bisa memengaruhi kesuburan, kehamilan, bahkan kesehatan bayi yang baru lahir.
Di banyak negara, dampak perubahan iklim terhadap kesehatan reproduksi semakin nyata. Suhu ekstrem, misalnya, dapat menyebabkan stres pada tubuh yang mengganggu hormon reproduktif. Ini bisa berdampak pada siklus menstruasi, kesuburan, bahkan meningkatkan risiko komplikasi pada kehamilan. Bagi ibu hamil, paparan suhu panas berlebih bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur dan bayi lahir dengan berat badan rendah.
Sementara itu, polusi udara yang semakin memburuk akibat climate change juga jadi ancaman serius. Wanita yang hamil dan terpapar polusi udara berisiko lebih tinggi mengalami gangguan pertumbuhan janin, preeklamsia, hingga komplikasi lain yang berbahaya baik untuk ibu maupun bayi. Tak hanya itu, climate change juga mempercepat penyebaran penyakit menular seperti malaria dan Zika yang bisa mengancam kesehatan janin.
Khususnya di negara-negara berkembang, perempuan dan anak-anak adalah kelompok yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim. Di beberapa wilayah, akses terhadap air bersih semakin sulit akibat kekeringan atau banjir, yang secara langsung mempengaruhi kebersihan menstruasi. Ketika air bersih terbatas, menjaga kebersihan selama menstruasi jadi lebih sulit dan berisiko menyebabkan infeksi reproduktif.
Bukan cuma itu, bencana alam yang disebabkan oleh climate change seperti banjir dan badai juga sering kali merusak infrastruktur layanan kesehatan. Ini membuat akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi, seperti perawatan kehamilan dan kontrasepsi, menjadi semakin terbatas. Padahal, layanan ini sangat penting bagi kesehatan ibu dan bayi, terutama di wilayah-wilayah terdampak bencana.
Kita perlu meningkatkan kesadaran tentang bagaimana climate change mempengaruhi kesehatan reproduksi. Pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat harus bekerja sama untuk menghadapi tantangan ini. Langkah-langkah seperti mengurangi emisi gas rumah kaca dan memperkuat sistem kesehatan sangat penting untuk melindungi perempuan dan anak-anak dari risiko kesehatan reproduktif akibat climate change.
Kesimpulannya, perubahan iklim bukan hanya masalah lingkungan, tapi juga isu kesehatan global yang serius. Dengan upaya kolektif, kita bisa mengurangi dampak buruknya dan melindungi generasi mendatang. Jadi, Sunners, yuk mulai peduli dengan perubahan iklim dan dampaknya pada kesehatan reproduksi!
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.