Penulis: Risa Swastika – Universitas Indonesia
Sunners, sudah seberapa paham kamu tentang penyakit AIDS dan virus HIV? Kira-kira penyakit AIDS ada obatnya tidak, ya? Apakah seluruh lapisan masyarakat mendapat penyuluhan yang memadai terkait penyakit AIDS? Ternyata angka kasus HIV di Indonesia cukup tinggi, lho! Yuk, Sunners kenali dulu apa itu HIV dan AIDS!
Apa itu HIV?
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah sebuah virus yang mengincar sistem kekebalan tubuh manusia. Kondisi ini menyebabkan kerentanan individu terhadap infeksi lainnya, terutama infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Selain itu, juga dapat menyebabkan masyarakat kehilangan harapan mereka. Virus ini merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO) ditemukan bahwa jumlah pasien HIV dua kali lebih banyak pada pria. Tingginya angka tersebut diperkirakan sebab perilaku seksual yang lebih berisiko (seperti perilaku Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL), penggunaan jarum suntik, tato, dan lain-lainnya), adanya stigma di masyarakat yang menyebabkan wanita cenderung tidak mencari pengobatan untuk menutupi penyakitnya, serta pergaulan sosial pria yang umumnya lebih luas dibandingkan wanita.
Apa itu AIDS?
Acquired Immun Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan salah satu penyakit mematikan di dunia. Menurut United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) dan World Health Organization (WHO), AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta jiwa sejak pertama kali diidentifikasi pada tahun 1981. Penyakit ini dimulai ketika tubuh terinfeksi HIV yang menyerang dan merusak sel-sel tertentu dalam sistem kekebalan tubuh setelah menginfeksi manusia.
Kasus HIV di Indonesia
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terdapat 515.455 kasus HIV hingga September 2023. Dari segi usia, paling banyak diderita di Indonesia oleh usia produktif 25—49 tahun dan usia remaja 15—19 tahun. Usia remaja merupakan usia yang sangat rentan terinfeksi HIV. Lebih dari separuh orang yang terinfeksi di seluruh dunia berusia 15—19 tahun dan sebagian besar mereka tertular melalui hubungan seksual. Dalam beberapa tahun belakangan, pertumbuhan ekonomi dan pengaruh media massa memengaruhi sikap dan persepsi remaja terhadap seks sebelum nikah.
Penyakit AIDS merupakan masalah kesehatan global yang masih menjadi tantangan besar bagi semua negara. Jumlah infeksi HIV semakin meningkat, terutama di negara-negara berkembang, seperti Indonesia. Walaupun jumlah kasusnya cenderung tidak stabil, tetapi data menunjukkan bahwa kasus tersebut di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Infeksi HIV sering kali terjadi bersamaan dengan penyakit menular seksual lainya, seperti kondiloma, sifilis, dan gonorrhea.
Akibat dan Penanganan Penyakit AIDS
Kurangnya pendidikan seksual di kalangan remaja berdampak pada cara mereka menghadapi perilaku seksual pranikah yang dapat meningkatkan risiko remaja tertular AIDS.
Dilansir dari kanal YouTube TALKPOD, dr. Boyke Dian Nugraha mengeluhkan tentang kurangnya penyuluhan tentang HIV. Orang yang mengidap penyakit tersebut bisa hidup 10 tahun tanpa gejala. Namun, ketika kamu berhubungan dengan mereka maka akan tertular dan mengalami penderitaan yang berat dalam waktu 10 tahun.
Sampai saat ini, penyakit AIDS belum ada obatnya dan vaksinnya. Kalaupun ada, obat itu hanya memperpanjang usia, bukan menyembuhkan.
Penting bagi kita sebagai remaja untuk memahami bahwa keputusan tentang hubungan seksual dapat memengaruhi kesehatan dan masa depan kita. Mari kita bersama-sama mengambil langkah bijak karena penting untuk mencegah risiko tertular HIV/AIDS. Mari kita bersama-sama bertanggung jawab atas kesehatan kita sendiri dan menghargai tubuh serta kehidupan orang lain di sekitar kita.
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.
