Penulis: Shella Mapuji Rellang – Universitas Negeri Jakarta
Editor: Abdul Aziz-UNJ
Temanmu tiba-tiba saja datang dan menegur kamu yang telah memberikan nomor ponselnya ke orang lain tanpa izin. Di lain situasi, kamu harus menunda menelepon temanmu untuk menanyakan tugas karena jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Kamu tahu kalau temanmu selalu tidur di bawah pukul 10 malam.
Personal Boundaries itu apa sih? Jika Sunners perhatikan, sosok “teman” di atas telah menetapkan batasan atau boundaries ke orang lain dan dirinya sendiri. Batasan yang ia tetapkan ke orang lain adalah dengan tidak memberikan nomor ponselnya tanpa izin terlebih dahulu. Dia juga menetapkan batasan ke dirinya sendiri, yaitu tidur di bawah pukul 10 malam.
Lebih jelasnya, batasan atau boundaries adalah batas untuk menandakan hal-hal apa saja yang bisa kamu terima dan tidak, juga apa yang sekiranya bisa kamu toleransi dan tidak. Batasan itu tidak hanya berlaku untuk orang lain, tetapi juga diri sendiri.
Coba Sunners ingat baik-baik, selama ini apa kamu selalu merasa dimanfaatkan, disuruh melakukan sesuatu yang bukan tanggung jawabmu, bahkan harus mengeluarkan banyak waktu, pikiran, tenaga, dan materi hanya untuk seseorang? Selain itu, Sunners juga akan merasa tak berdaya untuk menolak dan berkata tidak di situasi tersebut.
Sebenarnya orang lain melakukan semua itu karena kamu yang tanpa sadar sudah mempersilakannya untuk memperlakukanmu seperti itu. Itu terjadi karena sejak awal Sunners tidak menetapkan batasan untuk berhubungan dengan orang lain.
Menurut dr. Henry Cloud, di dalam bukunya berjudul “Boundaries”, boundaries itu diibaratkan seperti rumah.
“Healthy boundaries are like the property around your home.”
Rumah biasanya memiliki pagar yang mengelilingi, setelah pagar kita akan menemui pintu masuk, kemudian kita akan menemukan banyak ruangan di dalam rumah, salah satunya adalah kamar tidur kita.
Ada orang-orang yang hanya kita izinkan sampai luar pagar saja, ada yang diizinkan masuk ke dalam tapi hanya boleh sampai ruang tamu, dan ada juga orang-orang yang diizinkan masuk sampai ke dalam kamar tidur kita. Contoh mudahnya, coba saja Sunners pergi berbelanja ke minimarket terdekat. Di dalam minimarket, pasti ada ruangan khusus yang hanya bisa dimasuki oleh para karyawan. Sunners yang bukan karyawan, tentu tidak diizinkan masuk, ya.
Itulah mengapa sangat penting bagi kita untuk memiliki batasan. Kita harus pintar-pintar menyeleksi mana saja orang-orang yang cukup kita taruh di luar pagar. Karena tidak semua orang yang berada di sekeliling kita adalah orang-orang yang baik dan tulus. Tak jarang akan ada orang-orang yang berniat memasuki rumah kita hanya karena ingin maling.
Yup, menetapkan batasan juga menjadi salah satu bentuk dari mencintai diri sendiri, ya, Sunners. Boundaries adalah sebuah perlindungan diri dari orang-orang yang ingin memanfaatkan, mengontrol, dan memanipulasi kita. Dengan menetapkan boundaries, Sunners akan jauh lebih bisa untuk membedakan antara keinginan diri sendiri dan orang lain. Seperti sosok “teman” di atas, ia berhak untuk menegur seseorang yang telah melewati batasan yang ditetapkan. Begitupun Sunners yang juga berhak untuk berkata ‘tidak’ pada orang lain.
Menolak sesuatu bukan berarti Sunners adalah orang jahat. Karena tidak semua hal di dunia ini harus kita setujui dan lakukan.
Beberapa hal mungkin tidak sesuai dengan value atau nilai-nilai yang selama ini Sunners pegang. Beberapa ajakan hang out mungkin juga tidak sejalan dengan dompet Sunners. Jadi, kita tidak semestinya hidup menjadi people pleaser. Eksistensi kita di dunia ini bukan untuk bergantung pada keinginan, perasaan, ataupun pemikiran orang lain.
Menetapkan batasan bukan berarti egois atau hanya peduli dengan kenyamanan kita saja, loh Sunners. Karena sebelum menghargai orang lain, tentunya kita harus terlebih dahulu belajar untuk menghargai diri sendiri. Dan menghargai orang lain bukan dengan selalu mengatakan ‘ya’ terhadap semua yang mereka inginkan. Hidup yang Sunners jalani bukanlah untuk menyenangkan hati semua orang dengan selalu berkata ‘ya’.
Orang yang baik hati bukanlah yang selalu mengatakan ‘ya’, melainkan yang berani mengatakan ‘tidak’ untuk hal-hal yang tidak diinginkannya.
Personal Boundaries ternyata juga memiliki banyak bentuk, loh. Apa saja, ya?
Memang tidak mudah untuk kita menentapkan personal boundaries di kehidupan sehari-hari. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kita yang terlalu mengutamakan perasaan orang lain karena takut ditinggalkan, kita yang sedari awal merasa tidak memiliki hak, kita yang tidak mau terjadi konflik karena mempercayai batasan akan merusak hubungan, atau bahkan kita yang selama ini tidak mengenal diri sendiri.
Menurut Gita Savitri Devi, melalui video di kanal YouTube-nya yang berjudul “Pentingnya Memiliki Batasan, Beropini Eps. 58”, terdapat beberapa cara agar kita bisa tahu batasan apa yang harus dibuat.
Teks terkait gambar, pict by canva.com
(Klik gambar di atas, masukkan keyphrase pada alt text)
Itulah pemahaman-pemahaman mengenai pentingnya memiliki personal boundaries. Semoga setelah ini Sunners semakin mudah untuk membuat batasan dan tidak lagi merasa takut untuk mengatakan ‘tidak’, ya.
Tetap semangat untuk menjalani hari, Sunners!
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.