Penulis: Muhammad Dafa Anugrah – Universitas Negeri Jakarta
Hayo, siapa nih di sini yang merasa nggak satu frekuensi sama pacarnya? Hubungan asmara nggak selalu berjalan mulus, terutama jika kedua pasangan merasa seperti berada di “frekuensi” yang berbeda. Perbedaan ini bisa muncul dalam cara berkomunikasi, pandangan hidup, sampai kebiasaan sehari-hari. Tapi, apakah pacaran sama pasangan yang beda frekuensi berarti hubungannya nggak bisa berhasil?
Istilah “beda frekuensi” sering digunakan buat menggambarkan pasangan yang nggak sepenuhnya sinkron dalam banyak hal. Contohnya aja, si cewek lebih suka berbicara terus terang, sementara si cowok cenderung diam. Atau, si cewek mau menghabiskan waktu dengan cara yang lebih aktif, sedangkan si cowok malah lebih suka bersantai di rumah.
Hal yang paling umum kenapa bisa terjadi perbedaan frekuensi karena perbedaan latar belakang. Perbedaan pola asuh, budaya, atau nilai-nilai keluarga bisa banget dalam membentuk kepribadian dan cara pandang yang berbeda.
Perbedaan kepribadian cenderung dapat mempengaruhi cara seseorang dalam memandang sesuatu. Misalnya aja, pasangan introvert dan ekstrovert sering kali menghadapi tantangan dalam memahami apa yang satu sama lain mau.
Dari latar belakang dan kepribadian yang berbeda pasti menentukan bagaimana cara kita berkomunikasi. Sering kali, perbedaan frekuensi sebenarnya cuma masalah kurangnya komunikasi yang efektif.
Coba cari tahu dulu di mana letak kalian nggak sejalan, misalnya aja cara kalian menghadapi konflik atau menghabiskan waktu bersama. Dengan begitu kalian bisa memperbaiki diri bersama.
Maksudnya coba deh cari aktivitas atau nilai yang bisa kalian nikmati bareng. Biarpun beda frekuensi masa benar-benar nggak ada satu hal yang sama-sama kalian suka? Coba lakuin hal-hal yang kalian suka buat membangun koneksi lebih dalam.
Harus diingat kalau kamu dan dia tetap punya ruang pribadi. Jangan pernah memaksakan pacar kamu buat berubah sepenuhnya sesuai sama keinginanmu.
Sebenarnya perbedaan frekuensi nggak terlalu berpengaruh kalau dari diri kalian bisa fokus sama tujuan bersama. Pastikan kalau kalian memiliki visi yang sama buat masa depan, meskipun cara mencapai visi itu pasti berbeda.
Beda frekuensi nggak berarti hubungan kalian harus berakhir kok. Malah seharusnya perbedaan itu bisa menjadi pelengkap, bukan penghalang dalam hubungan kalian. Jadi, kalau kamu merasa beda frekuensi sama dia, jangan buru-buru buat nyerah! Tanyain coba sama diri kamu: gimana cara kalian buat bisa saling melengkapi? Karena cinta sejati itu tumbuh dari usaha, bukan kesamaan.
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.