Majalah Sunday

Menunggu Hadirmu

Penulis: Endah Romadhon – UNJ

Sudah seminggu penuh kabar tak kunjung datang darinya bahkan sekadar sapaan pun dia tak lakukan. Suara lembutnya sudah sangat dirindukan tak kunjung kudengar seminggu ini. Tempat makan spesial ini, tempat makan favoritnya tak kunjung ia datangi..

Tempat duduk paling kiri dekat kasir, tempat biasa ia duduki seraya menikmati ayam bakar favoritnya sekarang kosong tak berpenghuni. Aku tau malam itu aku melakukan kesalahan fatal yang bisa saja membuatnya pergi jauh dan tak akan kembali, tapi aku mohon datanglah, aku akan memperbaiki kesalahanku sekarang juga.

“Masih nungguin dia, Bang?”

“Masihlah aku masih kepikiran terus.”

“Udahlah nanti lagi nunggunya, Bang. Sekarang kerja dulu lah yang benar.”

“Belum ada yang pesan ayam bakar. Jadi, aku belum kerja.”

“Oalah. betul bagianmu cuma itu aja.”

“Yaudah sana jangan ganggu aku dulu.”

Pukul 8 malam, tinggal 2 jam lagi tempat makan ini akan tutup, tapi dia belum datang juga. Apa dia tak akan datang hari ini juga? Sama seperti hari-hari lalu. Rasanya tiap detik hanya diisi oleh helaan napasku saja. Aku menoleh dengan cepat ke arah pintu ketika derit pintu berbunyi dan menampakan sosok cantik dengan rambut panjang hitam legam yang menawan. Dia datang, hari ini dia datang!

Kaki jenjangnya melangkah menuju kasir. Sesampainya di depan kasir, suara sayup-sayup dari percakapan keduanya terdengar olehku. “Udah lama banget gak ke sini, Kak. Kayaknya udah ada seminggu kali ya, Kak.”

“Iya lagi sibuk aja nih, Kak. Gak bisa mampir walau cuma sebentar doang. Oiya, aku pesen kayak biasanya aja ya sama dianter ke meja biasanya.”

“Siap, Kak”

Dia sudah di tempat itu. Tak butuh waktu lama aku beranjak dan segera mendudukan diri di depan si cantik. Kuperhatikan tiap gerak yang ia lakukan dari menaruh tasnya yang tergantung boneka lucu, merapikan anak-anak rambutnya yang sedikit berantakan, dan pada akhirnya ia memainkan ponselnya itu.

“Hai, sudah lama ya kita gak ketemu. Sudah seminggu penuh kamu udah gak ke sini.” Si cantik tetap memainkan ponsel tanpa terganggu sedikit pun. “Aku tahu sebelumnya aku membuat kesalahan fatal yang bisa buat kamu gak datang lagi, tapi aku janji tidak akan mengulanginya lagi.” Tatapku penuh dengan harap.

Keheningan masih menemani kami, tapi tak lama wanita di depanku bergumam pelan. “Udah lama gak ke sini. Semoga aja makanannya enak kayak biasanya gak kayak kemarennya ihh gak enak banget.” Helaan napas mengakhiri ucapannya.

“Iyaa pasti kayak biasanya kok!” Jawabku dengan semangat. Dari arah belakangku terdengar diriku dipanggil untuk menjalankan tugasku. “Aku ke dapur dulu ya cantik, mau kasih racikan spesial biar kamu suka sama makanannya dan dateng lagi ke sini.”

Dihadapanku seporsi ayam bakar mengepul panas dengan harum menggoda, tapi semua itu belum sempurna jika racikan spesial dariku belum digunakan. Pemilik tempat ini sudah menekan kontrak dengan sesepuh jin penglaris dengan bayaran sejumlah tumbal yang harus diberikan tiap beberapa bulan sekali.

Seporsi ayam bakar (Sumber: canva.com)

Diriku yang hanya jin pengikut tentu saja masuk ke dalam kontrak penglaris dan mendapatkan bagian menglariskan dagangan ayam bakar ini. Piring seporsi ayam bakar ini kugenggam dengan erat dan kubuka mulutku lebar-lebar membiarkan air liur ini menetes mengenai seluruh permukaan ayam tanpa celah. Racikan spesial sudah selesai dituangkan.

Seporsi ayam itu dibawa menuju meja si cantik berada. Senyuman semringah terbentuk di wajahnya. Piring itu di hadapannya dengan tangan telatennya ia mulai makan. Ayam itu dipotong, diambil dagingnya, ditaruh di atas nasi, dan masuk ke dalam mulutnya. Anggukan demi anggukan terlihat dan suara lembut gumaman kata enak seperti biasanya terdengar.

“Bagus kali ini kamu tidak lupa tuang penglarisnya ke atas ayamnya. Kalo begini besok-besok dia pasti datang lagi ke tempat ini.” Kekehan suara tawanya terdengar.

“Siap, Tuan. Besok-besok aku juga tak akan terlewatkan lagi.”

Aku tersenyum dengan senang melihat si cantik makan dengan lahap. Tiap gigitan yang dia makan diisi oleh harapanku untuk dia terus datang. Datang lagi ke sini, makan ayam itu, dan bertemu denganku. Aku akan selalu menunggu hadirmu, pelangganku tersayang

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 24
Chat Now
Selamat Datang di Majalah Sunday, ada yang bisa kami bantu?