Majalah Sunday

Mengatasi Keinginan Bunuh Diri
Memberi Harapan Hidup

Penulis: Salma Aulia Najmah – Universitas Pendidikan Indonesia

Akhir-akhir ini, kasus bunuh diri di Indonesia semakin meningkat. Maka, tak heran jika berita yang muncul di media sosial kamu sering kali menampilkan kasus bunuh diri. Dilansir dari Databoks, kasus bunuh diri sudah mencapai angka 287 di awal 2024.  Bunuh diri tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, tapi remaja juga, lho! Bahkan, menurut WHO (2023), bunuh diri menjadi penyebab kematian terbanyak keempat di kalangan usia 15-29 tahun. Mengapa?

pikiran bunuh diri
Sangat disayangkan, angka bunuh diri meningkat drastis

Masa remaja adalah masa transisi menuju masa dewasa setelah masa anak-anak. Dari masa anak-anak, tentunya akan terjadi beberapa perubahan untuk menuju masa remaja. Menurut Indarjo (Aulia, dkk, 2019: 303), perubahan yang terjadi mencakup perubahan biologis, sosial, dan psikologis. Namun, proses pematangan kejiwaan (psikologis) umumnya terjadi lebih lambat daripada proses pematangan fisik. Hal ini yang menjadi salah satu kerentanan pada remaja yakni adanya keinginan atau hasrat untuk bunuh diri. 

Sudah banyak peneliti yang meneliti fenomena bunuh diri pada remaja. Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Nur Aulia, Yulastri, dan Heppi Sasmita menjelaskan sebagian besar remaja mempunyai pemikiran atau ide bunuh diri yang tinggi dan terdapat hubungan faktor biologis dan psikologis dengan ide bunuh diri. Namun, yang paling dominan terhadap ide bunuh diri adalah faktor psikologis (Aulia, dkk, 2019: 310). 

Dilansir dari Kompas.com pada 20 Januari 2024, seorang pelajar SMA di NTT bunuh diri karena masalah asmara. Menurut pengakuan teman korban, korban sempat bercerita mengenai masalah asmaranya yang kandas. Dari sinilah, korban merasa stress dan memilih untuk mengakhiri hidupnya. Dari kasus ini, masalah cinta bisa menyebabkan psikologis sebagian orang terganggu, sehingga mereka mengalami depresi, stress, trauma, dan gangguan mental lainnya. Bukan hanya masalah percintaan, tapi masalah-masalah lain yang terlalu menekan seseorang dapat menyebabkan hal yang sama. Namun, perlu ditekankan bahwa faktor psikologis bukan hanya satu-satunya faktor yang menjadi penyebab seseorang bunuh diri. Sebenarnya, mengapa seseorang melakukan bunuh diri?

pikiran bunuh diri
Pahami penyebab seseorang tiba-tiba berpikir untuk bunuh diri

Penyebab Seseorang Bunuh Diri

Penyebab seseorang bunuh diri dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Dalam penelitian Guo dan Zhu (Jatmiko dkk, 2021: 362) menyebutkan bahwa kedua faktor inilah yang mempengaruhi ide dan risiko bunuh diri meningkat apabila kedua faktor ini bergabung dalam diri seseorang.

Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berhubungan dalam diri seseorang. Dari penelitian studi literatur yang dilakukan oleh Ipung Jatmiko, Rizki Fitryasari, dan Rr. Dian Tristiana faktor internal, meliputi:

  1. Faktor Biologi. Berdasarkan faktor biologi, diagnosis penyakit fisik dan mental dalam keluarga dapat menjadi penyebab ide bunuh diri pada remaja. Seseorang dengan penyakit fisik yang kronis sering kali berpikir untuk mengakhiri hidup akibat kualitas hidup yang buruk, sehingga mengakibatkan ketidakpuasan dan depresi, dan akhirnya dapat berujung pada bunuh diri.
  2. Faktor Demografi. Berdasarkan faktor demografi, usia, jenis kelamin, berat bada, ras/etnis, dan tingkat pendidikan dapat mempengaruhi ide bunuh diri. Karena pada tahap remaja awal, emosi mereka masih labil, sehingga lebih mudah mengalami stress psikologis.
  3. Faktor Psikologis. Berdasarkan faktor psikologis, ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko ide bunuh diri pada remaja, seperti ansietas, depresi, putus asa, stres, kesepian, gangguan tidur, mimpi buruk, dan riwayat bunuh diri sebelumnya. Ansietas menyebabkan perasaan tidak tertahankan, depresi dan putus asa meningkatkan perasaan sedih dan rendah diri, stres membuat remaja sulit beradaptasi, dan kesepian berhubungan dengan stres berat. Gangguan tidur dan mimpi buruk juga dapat berpengaruh pada ide bunuh diri.
  4. Perilaku Menyimpang. Ada beberapa perilaku menyimpang seperti merokok, konsumsi alkohol, penyalahgunaan obat, perkelahian, dan hubungan seksual dapat meningkatkan ide bunuh diri. Merokok, alkohol, dan obat-obatan sering digunakan untuk mengatasi depresi dan stress padahal dapat meningkatkan risiko bunuh diri.
  5. Gaya Hidup. Gaya hidup mencakup aktivitas fisik dan pola makan. Penurunan aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko ide bunuh diri karena olahraga atau aktifitas fisik dapat membantu pemulihan sel otak dan menguragi depresi. Begitu pula, pola makan yang buruk, tidak sehat, dan tidak rutin dapat menyebabkan kelelahan, kurang konsentrasi, kebingungan, dan dapat berdampak buruk pada kesehatan mental. 

Faktor Eksternal

Sementara itu, faktor eskternal adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi luar yang mempengaruhi seseorang. Dalam penelitian yang sama, faktor eksternal meliputi: 

  1. Pengalaman Hidup yang Negatif. Pengalaman hidup negatif seperti menjadi korban perundungan, cyberbullying, dan pelecehan seksual dapat meningkatkan potensi ide bunuh diri. Pengalaman hidup seperti ini dapat menyebabkan trauma, menurunkan harga diri, serta menimbulkan gejala depresi dan putus asa, yang semuanya berisiko memicu ide bunuh diri.
  2. Faktor Keluarga. Berdasarkan faktor keluarga, Remaja yang tinggal tanpa kedua orang tua atau hanya dengan salah satu orang tua cenderung menghadapi lebih banyak masalah emosional dan kurangnya dukungan, yang dapat menyebabkan harga diri rendah, kecemasan, kesepian, suasana hati tertekan, serta meningkatkan risiko ide bunuh diri, terutama pada perempuan.
  3. Faktor Ekonomi. Berdasarkan faktor ekonomi, kecukupan makanan dan status sosial ekonomi keluarga dapat menjadi penyebab ide bunuh diri.  Kekurangan makanan dan status ekonomi yang rendah dapat menyebabkan rasa malu, cemas, dan stres yang memicu gangguan kesehatan mental serta ide bunuh diri.
  4. Faktor Pertemanan. Berdasarkan faktor pertemanan, ada beberapa hal yang dapat meningkatkan potensi ide bunuh diri, sepeti hubungan buruk dengan teman kelas dan guru, pertemanan yang tertutup atau tidak memiliki teman dekat, kurangnya dukungan teman, teman yang menyimpang, dan bunuh diri pada teman.
  5. Faktor Teknologi dan pendidikan. Faktor teknologi dan pendidikan, seperti permasalahan penggunaan internet, smartphone, dan tekanan akademik dapat meningkatkan ide bunuh diri. Permasalahan dalam penggunaan internet dan smartphone terkait dengan ide bunuh diri karena penggunaan yang berlebihan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan berhubungan positif dengan masalah psikososial seperti stres, depresi, dan ide bunuh. Hal ini pula berhubungan dengan tekanan akademik yang dapat menyebabkan stress karena ketidakmampuan pelajar dalam mengelola stress sehingga munculnya ide bunuh diri. 

Tanda-tanda Seseorang yang Menunjukkan Keinginan Bunuh Diri

Bunuh diri bukanlah solusi dari permasalahan yang ada. Namun, sebagian orang yang psikologisnya terganggu tak jarang membuat keputusan ini. Jadi, Sunners harus tahu tanda-tanda seseorang yang menunjukan keinginan bunuh diri.

Dalam pedoman yang diterbitkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM), dijelaskan bagaimana seseorang yang memiliki ide bunuh diri dalam berperilaku. Tanda-tanda seseorang yang memiliki keinginan bunuh diri, seperti:

  1. Mengungkapkan perasaan dalam kata-kata ataupun perilaku. Biasanya mereka tidak memiliki tujuan hidup yang jelas, merasa kesepian, menyalahkan diri sendiri, merasa benci dan kesal pada diri sendiri, sehingga mereka mengalami gangguan tidur dan memiliki keinginan untuk mati.
  2. Menarik diri dari lingkungan keluarga, teman, atau lingkungan sekitarnya, termasuk seseorang yang sering mengurung diri di kamar dan tidak berinteraksi dengan orang lain.
  3. Meningkatnya perasaan sedih atau depresi secara mendadak atau drastis, sehingga mereka lebih banyak menangis.
  4. Melukai diri sendiri dengan cara menggiris bagian anggota tubuh, membenturkan kepala, atau meracuni diri sendiri.
  5. Berkurangnya nafsu makan secara drastik.
  6. Kehilangan minat.

Tanda-tanda tersebut sebagai pengingat bagi kita supaya lebih memperhatikan orang lain dan diri sendiri. Apabila kita bertemu dengan seseorang yang memiliki tanda tersebut, bagaimana upaya kita untuk mencegahnya?

pikiran bunuh diri
Lakukan upaya pencegahan seoptimal mungkin ketika pikiran untuk bunuh diri timbul

Upaya Pencegahan Bunuh Diri

Dalam pedoman yang sama, ada beberapa upaya untuk membantu mencegah seseorang bunuh diri, yaitu:

  1. Bersiap untuk mendekati orang dengan kecenderungan bunuh diri (OKBD). Dalam hal ini, kamu perlu memperhatikan sikap dan memperkirakan efek dari sikap tersebut untuk memberikan bantuan kepada OKBD.
  2. Melakukan pendekatan. Sebelum itu, kamu harus memiliki pengetahuan, sumber, dan informasi layanan terkait kondisi krisis bunuh diri sebelum berinteraksi dengan OKBD, seperti kontak layanan pencegahan bunuh diri atau layanan lainnya, dan pedoman pertolongan pertama untuk pencegahan bunuh diri. Kamu juga perlu menghindari topik tentang bunuh diri saat OKBD sedang marah, kemungkinan OKBD akan menjauh.
  3. Bertanya tentang pikiran bunuh diri. Kamu bisa mulai bertanya tentang apa yang dirasakan oleh OKBD. Namun, kamu perlu memberikan kesempatan kepada mereka untuk menceritakan perasaan-perasannya sebelum bertanya tentang ide bunuh diri. Dalam hal ini, kamu harus bersabar agar mereka bisa sampai pada topik tentang ide bunuh diri dengan sendirinya. Yang perlu diperhatikan bagaimana dalam merespons cerita mereka. Sangat penting untuk menghindari ekspresi negatif, seperti menghakimi, panik, marah, kaget. Alih-alih merespons seperti itu, kamu harus berusaha tampak tenang, percaya dari, dan penuh empati.

Nah, bagaimana Sunners? Jika kamu bertemu dengan orang-orang yang memiliki keinginan bunuh diri, jangan pernah abaikan mereka! Bunuh diri bukanlah solusi dari sebuah permasalahan.

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 73
Chat Now
Selamat Datang di Majalah Sunday, ada yang bisa kami bantu?